Kerajaan Sgàil Shìthiche (Bayangan Peri)

Zerrin terus terbang dengan rendah, di bawahnya Tara dan Altaf masih menunggangi kuda untuk mengikuti Zerrin yang membawa Alaric. Semuanya menembus malam, mereka meninggalkan orang-orang yang sudah mereka tolong.

"Zerrin! Teruslah ke barat. Jangan terlalu jauh! Sebentar lagi kita sampai!" teriak Tara, ia terus memacu kudanya dengan cepat.

Tara tak ingin jika ksatria sihir Gorian ada yang selamat dan mengikuti mereka hingga ke Sgàil Shìthiche, Tara tak ingin Calder Hall akan menyerang mereka di saat semua petinggi kerajaan sedang pergi ke belahan negara elf yang lain untuk mencari sekutu melawan Calder Hall.

"Altaf, cepatlah! Aku ingin kita secepatnya tiba di Sgàil Shìthiche," ujar Tara.

"Sgàil Shìthiche?! Bukankah itu kota para elf?" batin Altaf, ia mengingat peta Zion dan menyamakan dengan peta yang dicurinya saat pertempuran di Cornhill dari salah satu prajurit Gorian.

"Hm, jadi peta yang diberikan oleh Zion adalah peta para elf dan seluruh Gorian? Berbeda dengan peta yang aku curi yang tak ada penjelasan mengenai elf, naga, dan kurcaci juga raksasa. 

"Hm, ini sangat aneh! Aku kira semua itu hanya dongeng ternyata benar adanya," batin Altaf, ia menyadari perbedaan yang sangat jauh antara peta elf dan peta ras manusia yang terlalu banyak kekurangannya.

"Wajar saja! Manusia jarang memiliki Indra keenam sehingga tidak bisa melihat ras yang lain. Apalagi, mereka menggunakan sihir," batin Altaf, ia masih menoleh ke kanan-kirinya.

"Di mana letak Sgàil Shìthiche?" batin Altaf, "hm, apakah aku termasuk orang yang beruntung?" batin Altaf, ia masih bingung mencari arti hadirnya di antara orang-orang pilihan dan hebat tersebut.

"Tara, jadi Sgàil Shìthiche, itu benaran ada?" tanya Altaf, ia ingin tahu kebenaran yang tersembunyi tersebut.

"Ya, tentu saja! Aku adalah salah satu penghuni Sgàil Shìthiche," ujar Tara, ia terus memacu kudanya.

Zerrin hanya diam terbang rendah sementara Alaric masih tertidur di punggungnya. Zerrin tak menyangka di masa mudanya ia harus ke sana kemari dengan Alaric

"Mengapa takdir begitu mengerikan? Siapa Calder Hall? Mengapa dia bisa menjinakkan naga dan menguasai ksatria sihir yang mengerikan begitu? Apa sebenarnya yang sudah terjadi? 

"Aku terlalu muda untuk mengetahui banyak hal ini tapi, aku akan mencari tahu nantinya di Sgàil Shìthiche. Tara bilang, aku akan mengetahui banyak hal di sana mengenai leluhurku!" batin Tara.

"Lalu, siapakah ibu dan ayahku? Para manusia memilikinya, lalu aku? Tidak mungkin aku dari batu!" batin Zerrin, ia terus mengepakkan sayapnya untuk tiba di Sgàil Shìthiche.

Di sebuah air terjun dan bukit terjal, dipenuhi semak dan hutan gelap yang lebat, Tara berhenti. Ia menarik kekang kuda membuat Zerrin pun berhenti di udara dan masih mengepak sayap menambang, Altaf pun berhenti tepat di belakang Tara Dale.

"Thàinig am flùr a bha fo bhlàth dhachaigh leis an eun beag a bha air chall.  Fosgail geatachan tighe mo dhùthchais! Is mise Tara Dale ag iarraidh gum fosgail gruagaichean Sgàil Shìthiche!

(Bunga yang mekar pulang bersama burung kecil yang hilang. Terbukalah gerbang  rumah tanah kelahiranku! Aku Tara Dale meminta gerbang Sgàil Shìthiche terbuka)!"  ucap Tara dengan sebuah nyanyian merdu.

Sebuah pintu terbuka di antara air terjun membentang dengan luas dipenuhi bunga dan prajurit elf berambut perak dengan baju zirah berwarna biru berbaris dan menunduk dengan hormat pada Tara Dale dengan menyilangkan pedang di dada mereka.

Glek!

Altaf dan Zerrin menelan ludah kini mereka menyadari kedudukan Tara yang tinggi di Sgàil Shìthiche. Mereka merasa malu selama ini menganggap kedudukan Tara seperti mereka.

"Pantas saja, Tara memiliki pesona yang berbeda. Apakah dia seorang ratu? Putri raja atau apa?" batin Altaf, ia semakin takut jika Tara akan menghukum mereka.

"Ya, ampun! Demi cakar milikku, siapa sebenarnya Tara Dale? Andaikan Alaric tidak pingsan dirinya bisa jungkir balik, kalau mengetahui hal ini. Xixixi, sayang sekali, Alaric pingsan!" batin  Zerrin, ia membayangkan wajah bodoh Alaric yang akan terkejut melihat siapa Tara Dale sesungguhnya.

Demi kesopanan Zerrin pun berjalan kaki di tanah di belakang Storm dan Altaf juga Clag. Semua prajurit berambut perak dan berbaju biru itu mengintip ke arah Zerrin, mereka terkesima.

"Tha an Dragon Urramach seo gu math modhail agus brèagha (Yang Mulia, naga ini sangat sopan dan cantik)," ujar seseorang di sana.

Zerrin hanya mengernyitkan dahinya ia sama bodohnya dengan Alaric, yang sama sekali tidak mengerti bahasa Gaelik. Hanya suatu kebetulan saja terkadang mereka bisa menggunakan bahasa Gaelik karena sesuatu yang mendorong di dalam diri mereka.

"Apa yang mereka bicarakan?" batin Zerrin penasaran, "andaikan Alaric tidak pingsan!" batin Zerrin. 

Altaf pun sama bingung dan terbengong ia sama sekali tidak mengerti apa yang mereka ucapkan. 

"Zerrin …," panggil Altaf, di dalam telepatinya ia berusaha untuk terhubung dengan Zerrin.

"Ya, Altaf! Jangan tanya aku apa yang mereka bicarakan! Aku sama sekali tidak tahu! Aku baru ingin bertanya padamu," ujar Zerrin pada intinya.

"Aduh, aku kira kamu tahu! Bagaimana jika mereka ingin menyihir kita menjadi kodok dan kadal? Apakah kita akan makan sayuran lagi di sini?" tanya Altaf ngeri membayangkan hal itu.

"Entahlah! Jika mereka hanya menyihir kita, itu masih lumayan. Artinya kita masih hidup. Bagaimana jika mereka memotong dan memasakku?" ujar Zerrin ngeri.

"Ngaco! Tidak ada yang mau memakan naga!" ujar Altaf.

"Ya, itu ras manusia. Bagaimana dengan elf? Tidak ada jaminan, untuk itu di sini? Seharusnya sebelum kita masuk ke sini, kita bertanya terlebih dulu!" sesal Zerrin.

"Sudahlah kita percayakan saja pada Tara! Hm, apakah Tara ratu atau putri raja?" tanya Altaf penasaran.

"Entahlah! Kita akan mengetahuinya nanti," jawab Zerrin.

Keduanya diam terus berjalan pelan melewati barisan prajurit berambut perak dan bunga indah dan kolam yang dipenuhi bunga teratai dan ikan.

Altaf dan Zerrin memandang semua itu dengan perasaan takjub, "Zerrin, rasanya aku ingin mandi! Aku lupa kapan kita terakhir mandi!" ujar Altaf.

"Cih! Aku ini betina! Sungguh aneh jika aku mandi dengan pria," ujar Zerrin.

"Hah! Yee, paling tidak aku tidak akan berhasrat dengan seekor naga!" umpat Altaf kesal, "memang aku pria apaan?" sewotnya.

Tara turun dari kudanya di depan pintu besar yang indah dengan ukiran berwarna emas dan sulur bunga berwarna-warni yang lebih indah dari Calvala.

Seorang wanita bergaun panjang maroon berdiri dengan rambut perak disanggul dan tiara perak dengan batu biru safir di puncak kepala.

"Apakah dia seorang ratu?" batin Zerrin dan Altaf. 

Keduanya mengikuti apa yang dilakukan oleh Tara, membungkuk dan menyilangkan tangan kanan di dada.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!