"Ya, siapa lagi?" balas Tara, ia mendengus kesal.
Suitan yang dilakukan oleh Altaf, membuat beberapa semak bergoyang dan muncul kepala-kepala menyembul dengan pakaian yang terlihat lusuh dan banyak tambalan di sana-sini.
"Altaf! Altaf telah kembali!" teriak seorang anak kecil.
Teriakan anak kecil tersebut membuat semua orang bermunculan dari balik semak dan pepohonan berlari dengan gembira ke arah Altaf.
"Mengapa kali ini kau lama kembali Altaf?" tanya seorang anak kecil, ia berlari ke dalam pelukan Altaf.
"Ya, begitulah! Banyak prajurit Gorian yang sedang berpatroli," balas Altaf, ia tersenyum.
"Ini untukmu Bastian!" ujar Altaf, ia memberikan sebuah baju untuk anak itu juga beberapa mainan juga permen.
Altaf membagikan hasil curiannya pada semua orang, Alaric dan Tara melihat jika yang muncul kebanyakan anak-anak, wanita, dan para lansia.
"Altaf … siapakah mereka?" tanya seorang pria yang cukup tua dengan tongkat kayu di tangan.
Pria tua tersebut memandang ke arah Tara dan Alaric yang masih berada di atas pelana kuda mereka.
"Oh, mereka temanku! Jangan takut, mereka orang baik. Merekalah yang telah menolongku," balas Altaf, "yang gadis bernama Tara, yang lelaki bernama Alaric, dan …." Altaf memandang ke sana kemari melihat dan mencari Zerrin.
"Zerrin! Naga itu bernama Zerrin," ujar Altaf, ia menunjuk Zerrin yang bermain dengan jembalang dan kupu-kupu.
"Altaf, itu naga! Bagaimana jika dia seperti naga Gorian? Mengapa kamu membawanya kemari Alaric?" ucap seorang anak yang bernama Bastian.
Bastian bersembunyi di balik punggung ibunya, semua orang beringsut mundur ketakutan dengan Zerrin yang menatap ke arah semua penduduk dengan tatapan bingung.
"Alaric, ada apa dengan mereka? Apakah mereka tidak menyukaiku?" tanya Zerrin sedikit sedih dan ia pun merasa takut.
Zerin langsung melesat naik ke pelana kuda Alaric bersembunyi di belakang punggung Alaric mengintip di sana.
"Jangan takut! Namanya Zerrin, aku Alaric dan dia Tara Hall, kami teman Altaf. Zerrin bukan naga nakal, percayalah!" ujar Alaric, ia turun dan mengajak Zerrin turun.
Namun, Zerin pun sedikit enggan dan takut, "Bagaimana jika mereka akan memotong dan memasakku Alaric?" tanya Zerrin.
"Apa? Tidak ada yang akan mau memakan naga! Kamu jangan aneh!" balas Alaric membuat semua orang terdiam.
"Manusia tidak akan memakanmu, kaum nagalah yang selalu memangsa kami," ucap anak kecil di balik punggung ibunya.
"Sudahlah, jangan mencari keributan yang tak perlu. Dia naga kecil dan bukan milik penyihir Gorian. Jadi, dia tidak akan berbahaya," ucap pria tua tadi.
"Paman Zarock benar, ia hanya naga kecil dan dia sangat baik. Kalau kalian tidak percaya kalian bisa menyentuhnya, bukankah begitu Alaric?" tanya Altaf, ia ingin mengaskan pada para penduduk Cornhill jika Zerrin bukanlah naga jahat.
"Benarkah?" tanya anak-anak.
"Tentu saja! Kemarilah, aku akan mengenalkan kalian!" ucap Alaric, "ayolah, Zerrin! Mereka ingin berkenalan denganmu," rayu Alaric, apa berusaha untuk meyakinkan Zerrin.
"Pergilah, Zerrin! Temui, mereka. Percayalah, mereka tidak akan menyakitimu. Mereka hanya takut, jika kau seperti naga yang mereka kenal selama ini." Tara pun langsung turun dari pelana Sorrow.
"Wah, wanita itu cantik sekali!" teriak anak perempuan kagum pada Tara.
Anak-anak perempuan langsung merubungi Tara, yang tersenyum dan mengulurkan tangan. Semua anak-anak begitu kagum pada kecantikan dan rambut Tara yang unik, kebanyakan rambut mereka berwarna hitam, coklat, dan merah.
Zerrin langsung melesat turun dan berdiri di sebelah Alaric, ia masih takut untuk berdekatan dengan manusia lain selain Altaf dan Alaric.
"Ayo, kemarilah Nak! Aku akan membimbing tanganmu," ujar Alaric pada Bastian.
"Bolehkah aku menyentuhmu Tuan Naga?" tanya Bastian.
"Aku naga betina?" ketus Zerrin, sedikit mendengus.
"Bastian, Zerrin naga betina," ujar Alaric pelan, ia merasa Zerrin terlalu kekanakan.
"Oh, maafkan aku Nona Naga yang Cantik. Bolehkah aku menyentuh sisikmu?" tanya Bastian, ia terpesona dengan sisik berkilau merah mirip tembaga tertimpa mentari.
Zerrin sedikit terenyuh, ia tergoda dengan kata cantik. Alaric langsung mengangkat alisnya, kala Zerrin menundukkan kepalanya untuk disentuh Bastian.
"Dasar wanita, dirayu sedikit saja langsung telungkup!" batin Alaric.
Perlahan Bastian mengulurkan tangan dan menyentuhnya. Zerrin memejamkan mata, ia merasa jika hati Bastian begitu baik dan tulus.
"Alaric, suatu saat nanti anak ini … akan menjadi seorang anak yang luar biasa hebat, yang bisa menggantikan Altaf," bisik batin Zerrin dengan telepati.
"Benarkah?" balas Alaric, ia memandang raut tampan Bastian dengan rambut merahnya.
"Ya, bahkan dia ajan menjadi menantu Altaf. Jangan katakan hal itu pada Altaf, dia bisa stres!" ujar Zerrin.
"Oh, benarkah?" tanya Alaric, ia tak percaya.
"Ya, Altaf sangat takut dengan wanita. Dia bisa gila! Altaf hanya ingin membawa Cornhill ke arah kenyaman dan kebaikan untuk semua orang," balas Zerrin.
"Kau bisa melihat masa depan Zerrin?" tanya Alaric, "apakah kau bisa melihat masa depan kita?" tanya Alaric.
"Hm, itu rahasia!" bisik Zerrin, "aku tidak boleh mengatakan kepada penunggangku sebelum dia berhasil menjadi seorang penunggang Alaric!" bisik Zerrin.
"Tuan Alaric, bolehkah kami menyentuhnya juga?" tanya anak-anak mulai berdekatan.
"Tentu saja, tanyalah pada Zerrin?" ujar Alaric.
"Bolehkah kami menyentuhmu Nona Naga?" tanya anak-anak berlomba-lomba.
"Silakan!" balas Zerrin.
"Dia bisa bicara! Bolehkah aku memilikinya Tuan Alaric?" tanya seorang anak yang memeluk Zerrin.
"Maaf, Zerrin adalah temanku, kami tidak boleh dipisahkan!" balas Alaric.
"Oh, begitu. Maukah engkau datang lagi kemari Nona Zerrin?" tanya anak-anak, mereka seakan bicara pada seorang gadis kecil sebaya mereka.
"Tentu saja, suatu saat nanti kami akan kemari!" balas Zerrin.
Semua orang tersenyum, "Ayo, kita bawa tamu kita ke persembunyian. Aku tidak ingin jika ksatria atau prajurit Gorian mengetahui jika ada naga kecil di sini," ujar Zarock.
"Ayo, Nona Zerin! Nona Tara!" ajak semua anak-anak menggiring kedua wanita berlainan ras tersebut untuk masuk ke sebuah lorong tanaman rambat.
Mereka memasuki sebuah rumah pohon yang rindang dengan atap-atap terbuat dari jerami dan dinding kayu dan batu gunung.
"Kalian sudah membangun rumah lebih besar lagi?" tanya Altaf, ia melihat sekitarnya.
"Ya, kau telah mengirimkan banyak uang dan makanan setiap kau pergi Altaf, kami pikir alanglah lebih baik jika kami membuat senjata dan pertahanan," jawab Zarock.
"Apakah ksatria dan naga Gorian tidak datang lagi?" tanya Altaf, ia sedikit lega.
"Mereka tetap datang tapi, kami bersyukur mereka tidak bisa mendeteksi dimana kami bersembunyi," balas Zarock.
Para wanita Cornhill membawa makanan dan buah-buahan seadanya yang sudah mulai mengeras. Mereka hanya merebus, kentang, wortel, dan buah bit.
"Makanlah, Nona Tara dan Tuan Alaric. Nona Tara, aku senang masih bisa melihat ras kalian. Sejak Ratu Zumaris meninggal, aku tidak pernah bertemu dengan salah satu dari kalian lagi …," ucap Zarock.
"Oh, maaf Tuan Zarock. Saya … tidak mengenali Anda lagi," jawab Tara, ia sedikit mengingat pria tua yang berumur sekitar 80 tahun itu dulunya sangat tampan dan gagah salah seorang panglima perang kerajaan Jolla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments