Zerrin si naga perempuan bermata keemasan

"Tara Dale … apakah kau manusia?" tanya Alaric bingung, ia tak pernah melihat wanita secantik itu di desanya dengan tubuh langsing berisi di balik baju zirah berwarna perak dan wajah yang luar biasa cantik.

"Aku dari klan elf. Apakah kau pernah mendengarnya?" tanya Tara, ia menatap ke arah Alaric yang bingung.

"Bangsa Elf? Apa itu? Aku tidak pernah mendengarnya?" balas Alaric, ia hanya melihat jika dirinya dan wanita itu memiliki kesamaan yaitu daunnya telinga yang sedikit lancip.

"Sebangsa peri … hanya saja bangsa elf seperti manusia. Jika peri hanya seukuran jari telunjuk," balas Tara, ia hanya diam. 

"Sebaiknya kau berlatih pedang, aku akan mengajari dasarnya saja. Tapi, aku rasa sebaiknya kau makanlah dulu!" ujar Tara, ia telah menyuguhkan kelinci panggang untuk Alaric.

"Peri?! Naga dan penyihir? Apakah ini normal?" tanya Alaric bingung.

"Hei! Selama ini kau kemana saja? Apakah kau kira di dunia ini hanya ada manusia, binatang, dan tumbuhan?" cibir Tara kesal.

Tara merasa jika orang yang dilindunginya sangat bodoh, jika dia tak berjanji dengan Almarhum ratu Zumaris, Tara tak ingin dekat dengan manusia yang selalu egois, tamak, dan serakah.

"Apakah gadis bernama Tara ini tidak berniat meracuni dan membunuhku? Tapi, jika dia berniat untuk membunuhku tak mungkin dia menolongku," lirih batin Alaric, ia memakan secepat mungkin daging kelinci tersebut.

Alaric sedikit curiga, kini ia menyadari jika semua orang mulai menginginkan pedang dan telur naga milik ayahnya. Selain itu, Alaric ingin berlatih pedang dengan secepatnya agar bisa membunuh ksatria penunggang naga Gorian. 

"Aku akan membalas dendam atas kematian ayah dan semua penduduk desaku," batin Alaric bergema dan bertekad dengan kuat.

Setelah makan Tara Dale benar-benar mengajaknya untuk berlatih, Tara dan Alaric menggunakan sebatang kayu untuk bertanding. Tetapi selalu saja serangan Alaric bisa dipatahkan oleh Tara, ia berulang kali terjerembab jatuh dan kembali berdiri lagi untuk membalas dan menangkis serangan dari Tara Dale.

Seminggu telah berlalu Alaric terus menggunakan kayu sebagai pedangnya dan ia sedikit mulai mahir. 

"Gunakan pedangmu, Alaric!" perintah Tara.

"Apa?!" pekik Alaric, ia sama sekali tak menduga akan hal itu, ia bergidik melihat pedang yang berkilau tajam tersebut.

Namun, Alaric masih tetap mematuhi perintah dari Tara, ia mengambil pedangnya. Tara melihat ke arah Alaric, ia hanya diam.

"Ikuti aku!" ucap Tara, ia langsung mengambil pedang miliknya dari sarung dan menghunuskan pedang.

"Modhail (tajamlah)!" ujar Tara Hall, ia menyebut bahasa kuno dari Bahasa Gaelik, suatu keajaiban pedang itu berkilau tajam.

Alaric terperangah, ia pun mengulang mantra tersebut dan keajaiban terjadi, pedangnya semakin tajam.

"Moil (tumpullah)!" ujar Tara dan pedang kembali tumpul, "hafalkan mantra itu. Aku akan mengajari banyak hal di kehidupan sehari-hari," ujar Tara.

Alaric mengikutinya dan mereka kembali berlatih. Siang malam Alaric berlatih tanpa lelah, ia hanya istirahat untuk makan, malam hari setelah berlatih ia tertidur dengan memeluk telur naga tersebut.

Krak! Krak!

Alaric terperanjat kala ia mendengar jika ada suara retakan dari telur di dalam dekapannya bergetar. Ia melihat jika telur tersebut mulai retak dan memperlihatkan satu demi satu retakan itu berjatuhan dan muncullah sesosok mahluk kecil dari dalam pecahan telur tersebut yaitu seekor naga bersisik merah dan hitam.

"A-apakah ini seekor naga?" tanya Alaric bingung, ia melihat jika naga kecil itu berlarian dengan bersempoyongan menabrak sesuatu hingga ia berulang kali jatuh untuk menyeimbangkan langkahnya hingga ia melihat ke arah Alaric dan mengerjapkan mata dan langsung melompat ke pangkuan Alaric.

"Hei, apa yang kau lakukan?" tanya Alaric bingung, ia melihat jika naga kecil itu langsung mengusap-usapkan kepala ke dada Alaric.

"Nagamu sudah menetas?" ujar Tara dingin tanpa senyuman.

"Apa? Nagaku? Lalu mengapa dia seperti ini?" tanya Alaric bingung, ia masih tak mengerti si naga kecil masih saja berlompatan dan meluncur ke sana kemari di bahu, punggung, dan kembali jatuh di pangkuannya.

"Um, aku rasa dia mengira jika kau adalah induknya," ucap Tara, ia masih memperhatikan si naga merah itu menguik lirih.

"Apakah aku juga akan mencarikan milk untuknya?" tanya Alaric bingung, ia hanya tahu jika seorang bayi membutuhkan ASI dan itu tak mungkin diberikan olehnya.

"Tak perlu! Um, kamu beri saja dia nama!" balas Tara.

"Nama?" ujar Alaric terkejut, ia tak menyangka jika naga pun harus memiliki nama.

"Iya, Nama! Kamu kira dia tak membutuhkan nama? Bagaimana kau akan menungganginya kelak, jika kau tak memiliki nama untuk memanggil nagamu?" tanya Tara, "kau memiliki kuda yang patuh dan kau memberinya nama!" ucap Tara.

"Oh, aku tidak tahu, apakah dia betina atau jantan?" ujar Alaric bingung, ia masih menatap takjub naga tersebut mirip seekor kadal.

"Kau angkat saja ekornya, susah banget sih? Kamu goblok atau tolol?" ujar Tara ketus, ia tak menyangka ada seseorang yang tak bisa membedakan jenis kelamin dari suatu binatang.

"Aku tidak tahu! Jika aku tahu, tak mungkin aku bertanya," ucap Alaric, ia langsung mengikuti saran Tara.

"Apakah ini artinya dia betina?" tanya Alaric memperlihatkan sesuatu di bawah ekor naga tersebut ke wajah Tara yang masih duduk di atas batu dengan anggunnya.

"Hm, dia betina!" balas Tara ketus.

Tara merasa sedikit malu, ia tak menduga jika Alaric dengan begitu polosnya menunjukkan alat kelamin naga tersebut kepadanya dan itu adalah sangat tabu di klannya.

"Oh, jadi begitu. Baiklah … aku  akan memberimu nama. Kamu maunya nama yang bagaimana?" tanya Alaric pada naga, yang membalas dengan menguik pelan.

"Um, bagaimana jika nama … Zerrin! Artinya perempuan keemasan," ujar Alaric, ia tidak begitu memiliki banyak kosa kata karena ia tak pernah membaca buku atau keluar dari bukit Jarome.

Sehingga Alaric berpikir jika warna tembaga sulit diketahui bagaimana ucapannya yang indah, sehingga dia lebih memilih warna mata si naga kecil, ia melihat jika naganya melompat-lompat kala Alaric memanggilnya dengan nama Zerrin.

"Hah! Nggak salah? Keemasan dari mananya?" tanya Tara, ia tak mengerti cara Alaric memandang naganya.

Tara melihat jika sisik naga kecil itu berwarna merah dan hitam namun yang mendominasi adalah merah. Ia sama sekali tidak melihat sisik berwarna emas melainkan tembaga. Kebanyakan penunggang menamai naganya dari warna sisik, cakar, moncong, duri, ekor, ataupun kekuatan yang diinginkan. 

Namun, berbeda dengan Alaric menamai naganya terkesan asal-asalan dan tak tahu asal usul dari kecerdasan naga tersebut.

"Um, matanya keemasan," balas Alaric.

"Oo," balas Tara, ia sedikit mengerti dan merasa geli untuk pertama kalinya ada seorang penunggang mananai naga dari matanya.

"Apakah kau menyukai nama Zerrin? Jika tidak aku akan mencari nama lain," ucap Alaric ia memegang tubuh naga kecilnya dan mulai bicara seakan si naga mengerti.

"Tentu saja aku suka!" balas si naga.

"Hah! Kau bisa bicara?" tanya Alaric bingung.

"Naga adalah makhluk legenda dan yang paling pintar!" balas Tara.

"Oh, begitu … baiklah Zerrin. Sekarang mari kita tidur!" ajak Alaric pada naganya.

Zerrin menguik pelan dan langsung menyusup di dalam dekapan Alaric tertidur dengan hangat. Hari berlalu dengan cepat si naga mulai lincah dan begitu cepat tumbuh membesar sedangkan Alaric semakin bersemangat untuk berlatih pedangnya. 

Alaric mengajari Zerrin apa yang dia ketahui, seperti yang diajarkan Daisy dan Haiden kepadanya. Memanah, berburu hewan, menulis, dan berbicara banyak hal.

Hingga Tara dan Alaric keluar dari gua persembunyian mereka untuk melanjutkan perjalanan. Naga adalah binatang yang paling cerdas ia bisa membaca dengan cepat kala Alaric menulis sesuatu mereka bicara melalui telepati.

"Zerrin, kamu jangan keluar dulu dari dalam bajuku. Aku tidak ingin mereka akan membunuh dan menangkapmu!" ucap Alaric.

Zerrin hanya menguik kesal dan pasrah kala Alaric memasukkannya ke dalam baju di bagian dadanya. Zerrin sedikit bergerak-gerak di sana mencakar Alaric.

"Aw! Zerrin, sabarlah sedikit! Jangan mencakarku atau menyemburkan apimu!" umpat Alaric kesal, ia bingung dengan Zerrin yang selalu marah dan ngambek jika keinginannya tak dituruti.

Alaric tak mengerti naga kecil yang hanya seukuran biawak kecil sehastanya tapi sudah berulang kali menyemburkan api dan usianya baru beberapa hari saja.

"Hahaha, ia mengira rambut halus di dadamu adalah hutan!" ejek Tara, ia tak sengaja keceplosan.

"A-apa? Kapan kau melihatnya?" tanya Alaric bingung. 

"Saat kau terluka!" balas Tara cuek, ia melihat semu merah di wajah Alaric.

"Ya, Tuhan … Alaric masih terlalu anak-anak," bisik batinnya.

Alaric mengendarai Storm dan Tara menaiki kudanya Sorrow. Mereka memacu kuda dengan cepat, Zerrin sekali-kali melongok dari lipatan baju di bagian dada Alaric yang mirip seperti kimono.

Trang! Trang!

Suara pedang bergemuruh, mereka melihat seorang pria sedang berkelahi dengan prajurit Gorian.

"Tara, aku akan menolong pria itu!" teriak Alaric, ia melesat dari punggung Storm dan membantu pria yang sedang berperang tersebut.

"Siapa kau? Jangan turut campur! Kami ingin menangkap pencuri ini?" teriak seorang prajurit Gorian.

"Aku tidak peduli, kalian harus mampus!" teriak Alaric ia masih dendam dan marah atas kematian Haiden.

Trang! Tring! 

Alaric sedikit lebih unggul dan dengan mudah mengalahkan dan menewaskan prajurit.

"Terima kasih, aku Altaf!" ujar pria pencuri tersebut, seorang pria tampan dengan rambut coklat panjang yang lurus dan topi aneh dengan sehelai bulu burung elang di sisi kiri topi.

Altaf langsung mengambil koin perak dan emas juga pedang prajurit, "Mengapa kau mengambilnya?" tanya Alaric bingung.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

nyicil ya kak

2022-11-23

0

fania Mikaila a4

fania Mikaila a4

semangat Mak

2022-11-21

2

Kastini

Kastini

nanggung Thor tak tabung dulu y biar puas🙏🙏🙏

2022-09-14

5

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!