Di sepanjang perjalanan, Zerrin terbang rendah. Storm sudah tidak ingin mengangkut Zerrin yang sudah semakin besar. Alaric hanya diam, ia merasakan kekuatan di dalam tubuhnya bergerak semakin menguasai tubuh dan jiwa raga .
"Alaric! Apakah kau tahu, aku sudah belajar membuat anak busur. Ini untukmu! Ini bisa membunuh ksatria sihir Gorian," ucap Altaf memberikan selongsongan tabung anak panah.
"Terima kasih, Altaf!" balas Alaric, ia menyampaikan anak panah di pelana kudanya.
Alaric mengagumi busur buatan Altaf, "Ini sangat luar biasa Altaf!"ucap Alaric bangga.
"Tuan Zion yang mengajariku, kau tahu. Dia sangat luar biasa hebat! Aku suka di Calvala, hanya saja … aku tidak sanggup menahan sayuran terus menerus," keluh Altaf.
"Hahaha, kau benar Altaf! Aku bagaikan seorang vegetarian. Itu sangat mengerikan," timpal Zerrin bergidik.
"Hahaha, kalian ini." Alaric hanya tertawa menanggapi semua itu.
"Aku melihat kau begitu lahap menyantap semua buah dan sayuran itu, Alaric!" ujar Altaf merasa heran.
"Aku merasa dengan memakan sayuran itu, kekuatanku sedikit bisa aku kendalikan," bisik Alaric.
"Oh, begitu!" balas Altaf.
"Selain itu, aku ingin menghargai para elf yang sudah baik hati tersebut," kata Alaric.
Alaric menoleh ke belakang di mana Tara hanya diam memandangnya, saat kedua mata mereka bertemu Tara membuang wajah.
Tara melantunkan sesuatu nyanyian indah membuat semua burung-burung dan tumbuhan bergerak lembut dan bermekaran di sepanjang jalan.
"Wah, indah sekali!" ujar Alaric tersenyum bahagia.
"Tara … sedang jatuh cinta …," bisik Zerrin.
"Apa? Pada siapa? Benarkah jika Tara sedang jatuh cinta?" tanya Alaric, ia merasakan suatu rasa sakit di hatinya.
Namun, Alaric tidak memahami rasa sakit itu timbul karena apa. Alaric meraba jantungnya yang sedikit menganga perih.
"Aku merasa dia sedang jatuh cinta, lihatlah, bunga-bunga bermekaran dan burung langsung berdua-duaan dengan pasangan mereka. Kau tahu, aku pun merasa jika aku membutuhkan seekor naga jantan!" ujar Zerrin.
"Zerrin, bukankah kau masih anak-anak? Kau belum berumur setahun Zerrin? Bahkan, seumur jagung pun belum?" ucap Alaric bingung.
"Aku tahu, hanya saja kidung nyanyian yang dilantunkan oleh Tara begitu merdu dan sangat menggodaku," bisik Zerrin.
Suara ribut di angkasa bergema, Alaric dan semua temannya melihat ke angkasa di mana rombongan ksatria Gorian dengan naganya sedang terbang tinggi di atas sana.
"Apakah itu ksatria Gorian?" tanya Alaric.
"Ya, sepertinya mereka sedang menyerang sebuah kerajaan! Kau tahu, hanya kerajaan Jolla yang masih kuat di sekitar Gorian yang masih melawan Calder," ucap Altaf.
"Ayo, bersembunyi!" teriak Tara, ia tak sanggup jika harus melawan begitu banyaknya ksatria penunggang naga Gorian.
Semua orang berusaha untuk menjauh dari jalanan dan bersembunyi di antara lebatnya hutan. Alaric hanya termangu, ia tidak tahu harus berkomentar apa pun.
"Ini sangat mengerikan … andaikan aku bisa menguasai kekuatan ini, kami tidak akan bersembunyi seperti pengecut," batin Alaric.
"Sabarlah, Alaric. Akan ada masanya. Nanti, kita akan menuntut balas semua itu," balas Zerrin, ia berusah untuk menenangkan hati Alaric.
"Perjalan yang kita lakukan begitu melelahkan, sampai kapan kita harus bersembunyi Zerrin?" keluh Alaric, ia semakin bersedih.
Zerrin hanya meletakkan kepalanya di bahu Alaric,ia merasakan apa yang sedang dirasakan oleh Alaric.
Tiba-tiba Alaric harus jatuh dari punggung Storm akibat kekuatan yang tiba-tiba muncul dari dalam tubuhnya membuatnya tak sanggup untuk melawan semua kekuatan tersebut.
"Berhentilah, di depan! Kita tidak mungkin memasuki kota dengan Zerrin yang sangat besar. Aku tidak ingin kita bertemu dengan prajurit atau ksatria Gorian," ujar Tara.
Altaf membuka peta yang diberikan Zion padanya, "Aku rasa di depan ada hutan yang memiliki gua, aku rasa sebaiknya kita berlindung di sana saja!" ucap Altaf, ia memperhatikan gua yang tercetak jelas di petanya.
"Baiklah, mari kita ke sana!" ajak Tara, "Zerrin, bawalah Alaric ke punggungmu," perintah Tara.
Zerrin langsung melakukannya, "Zerrin jangan terbang terlalu tinggi! Aku tidak ingin jika ksatria Gorian akan melihat dan menangkap kalian!" teriak Tara.
Zerrin sedikit merendah, ia sejajar dengan Altaf yang membawa Storm yang berlari di belakang kuda miliknya yang bernama Hole. Tara di belakang Storm, mereka menunggang kuda dengan cepat menuju gua.
Alaric semakin menjerit di punggung Zerrin, ia terasa terbakar dengan kekuatan aneh yang semakin mengerikan yang ingin membuat tubuhnya meledak.
Di langit pasukan ksatria penunggang naga Gorian masih terbang berbaris menuju ke arah Utara. Tara mengangkat tangan dan melantunkan sesuatu hingga sebuah perisai berbeda menahan sakit dan jeritan Alaric hingga Alaric pingsan.
"Ayo, cepat! Sebelum pasukan ksatria Gorian mena gkap kita!" ajak Tara, ia langsung memacu kudanya untuk melesat ke gua yang sedang mereka tuju.
"Storm! Ayo, cepat!" teriak Altaf, ia pun langsung melesat, mengikuti Zerrin dan Tara menuju gua.
Sesampainya di gua, Zerrin meletakkan Alaric di sebuah batu pipih, Altaf mencari kayu bakar dan Zerrin menyalakan api unggun.Tara melantunkan kidung indah untuk melindungi Alaric. Suara nyaring naga ksatria Gorian di angkasa masih bergema.
"Aaa!" teriak Alaric kembali bergulingan hingga Tara terus melantunkan kidungnya hingga tubuh Alaric melemah dan jatuh pingsan.
Zerrin mengambil lagi kekuatan Alaric untuk menyimpan di dalam tubuhnya. Zerrin diam, setiap kali dia mengambil kekuatan pada Alaric dia merasakan tubuhnya bergetar dan sel di setiap sendi tubuhnya semakin membesar.
Zerrin sudah seukuran naga remaja, kulitnya yang merah semakin bersinar terang. Zerrin mendekap Alaric dengan sayapnya melindungi tubuh Alaric yang menggigil kedinginan.
Tara menyihir sesuatu dari kekosongan membuat ramuan hingga meminumkannya pada Alaric. Setiap Alaric tersadar ia selalu kelaparan membuat Tara, Zerrin, dan Altaf kewalahan untuk menyediakan makanan.
"Andaikan sihir bisa membuat makanan," batin Tara.
Akan tetapi, sihir tidak bisa melakukan semua itu. Hukum dari alam yang tak bisa dilanggar dengan sihir hanyalah makanan. Zerrin dan Altaf harus mencari rusa atau binatang buruan di malam buta untuk memberi Alaric makan.
"Apa yang harus aku lakukan?" batin Tara, ia ingin menghambat semua proses berkembangnya kekuatan Alaric yang semakin hari semakin besar.
Tubuh Alaric semakin kurus dan rentan, ia lebih banyak diam. Tara merasa kasihan karena hampir setiap waktu Alaric harus terserang kekuatan miliknya sendiri.
"Alaric …," panggil Tara, ia melihat Alaric terdiam memandang rembulan setelah dirinya siuman dan kenyang memakan seekor rusa panggang sendirian.
"Ya …," balasnya.
"Um, sebaiknya kamu belajar untuk mengendalikan kekuatanmu dengan mengucapkan mantra," usul Tara, ia mengajari beberapa mantra.
"Ikuti aku, Eadar a bhith gu bhith na neoni agus is mise sealbhadair a’ chumhachd a thug sealbhadair an anam seachad (Di antara ada menjadi tiada dan akulah si pemilik kekuatan yang diberikan oleh si pemilik jiwa) …."
Alaric mengikuti semua ucapan yang dilakukan oleh Tara, ia mulai merasakan kekuatan yang tak kasat mata sedikit membuatnya tenang.
"Alaric, aku ingin kamu setiap waktu merapalkan apa yang kuajarkan padamu. Aku tidak yakin, apakah kekuatan milikmu bereaksi jika kau berdekatan dengan prajutir, Ksatria Penunggang naga, atau ksatria sihir Gorian?
"Semua ini untuk berjaga-jaga, jika kau berdekatan dengan mereka paling tidak kau masih bisa sedikit mengendalikan dirimu agar tak terpancing untuk muncul dihadapan mereka.
"Sementara kau belum bisa sama sekali mengendalikan dirimu. Aku tak ingin itu terjadi padamu, Alaric!" ujar Tara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments