Salah satu cafe yang didalamnya penuh dengan bunga dan tanaman hias, serta gemericik air kolam yang memanjang ditengah-tengah menambah asri suasana kota Semarang yang siang ini terasa sangat terik, kafe ini terletak di tengah padatnya pemukiman kota Semarang, menjadi saksi pertemuan dua insan yang saling merindukan tetapi dipisahkan oleh jarak dan keadaan.
Raina memilih tempat itu, setelah dia selesai mengerjakan pekerjaannya, beruntung hari ini dia hanya merias dua sejoli yang melakukan foto prewedding dan tepat pada jam sebelas siang dia selesai.
Panasnya kota Semarang membuatnya mukanya memerah, dengan mengendarai sepeda motor maticnya Raina tiba tepat sesuai yang dijanjikan. Dia memarkirkan motor dan melepas jaket serta helmnya, berjalan masuk sembari menenteng tas yang hanya berisi ponsel dan dompet saja, sementara tas make up-nya sudah dibawa pulang oleh rekan kerjanya.
Mengenakan celana jeans hitam dan kemeja berwarna pech dengan ukuran yang sedikit besar ditubuhnya, serta dilengkapi dengan sneaker putih menambah kesan casual semakin sempurna, dia mengikat rambut panjangnya ala ekor kuda, berjalan lurus sembari kedua bola matanya memutar mencari keberadaan Aksa.
Dari jauh, Aksa melambaikan tangannya saat dia melihat kemunculan Raina didepan pintu, Aksa sengaja mengambil kursi di pojok bagian kanan cafe yang dikelilingi oleh kolam ikan yang memanjang didalamnya sedang berenang hilir mudik ikan-ikan hias berbagai jenis dan warna, seolah memanjakan mata yang melihatnya.
Raina duduk di kursi yang hanya ada dua di meja itu, sedikit canggung sebenarnya, akan tetapi kali ini dia membulatkan tekatnya untuk menyudahi semua rasa sakit selama satu minggu ini.
Aksa terperangah melihat wajah Raina dari dekat, lelah terlihat jelas di raut wajahnya, tetapi yang membuatnya semakin khawatir adalah kulit wajah Raina yang memerah seperti kepiting rebus, bias panas matahari itu membakar wajah ayu Raina, Aksa tau hari ini Raina bekerja dibawah terik matahari, hatinya menjadi mencelos saat melihat sang kekasih yang bekerja sangatlah keras.
"Rain, mau pesan minuman apa?"
Aksa berbicara sembari menyambar buku menu dan memberikannya pada Raina, karena sejak tadi dia hanya terus memandang kearah Raina, dan baru tersadar setelah Raina berdehem karena dia merasa tidak nyaman jika terus dipandangi Aksa.
Raina melirik kearah buku menu dia membaca dengan seksama dan memilih lemon tea dingin untuk melegakan tenggorokannya yang kering.
"Pesanlah makan siang juga, ini sudah waktunya makan siang Rain."
Aksa kembali berbicara meskipun hanya dijawab anggukan kecil dari Raina, dia tahu jika saat ini pandangan Aksa tidak putus melihat kearahnya.
Keduanya menyesap minuman yang telah tersedia didepan mereka masing-masing, sementara Aksa tak henti menatap wajah ayu didepannya, Raina malah terus bergerak gelisah, karena sebenarnya dia sangat tidak suka dipandang selekat itu.
"Rain, maaf... kemarin aku sama sekali tidak mengetahui maksud para orang tua saat makan malam itu, aku tau kamu mendengarnya, tapi ku mohon, jangan hindari aku, tetaplah bersama ku Rain."
Aksa menatap penuh harap sembari memulai pembicaraan, dia meraih kedua tangan Raina, yang terasa sangat dingin meskipun cuaca sangat panas.
Raina tersenyum hambar, pelan tapi pasti matanya menatap netra Aksa, di sana sama sekali tidak terdapat kebohongan yang bisa menjelaskan ucapan Aksa. Raina menghela nafas dalam menghembuskannya dengan sedikit kasar, sebelum akhirnya dia menjawab ucapan Aksa.
"Mas Aksa, aku sudah tau akan seperti apa perjalanan ini jika diteruskan, aku sadar, aku bukan siapa-siapa, aku juga tidak ingin egois dengan bersikap mempertahankan mu untuk ku sendiri, aku cuma gadis sebatangkara yang tidak jelas asal-usulnya, aku juga tidak memiliki pendidikan yang bagus, aku... "
Kata-kata Raina terpotong saat Aksa menggenggam erat tangan Raina, dia menggeleng tanda jika tidak menyukai ucapan Raina.
"No, aku mencintai mu tanpa syarat Rain, aku menyukai semua kelebihan dan kekurangan mu, semua yang ada pada diri mu, jadi jangan berpikir aku akan meninggalkan mu, hem?"
"Mas Aksa tahu, sejak beberapa tahun terakhir aku selalu mengidolakan sosok perempuan tangguh, pekerja keras, berpendidikan tinggi dan sangat mandiri, terlebih lagi dia adalah sosok yang salehah, awalnya aku merasa iri, kenapa nasibnya bisa sebagus itu, dia wanita yang nyaris sempurna mas, dan mas Aksa tahu wanita itu adalah Alina Parveen mas, perempuan yang dijodohkan dengan mas Aksa."
Raina berusaha tersenyum, tetapi justru dimata Aksa senyum Raina terlihat miris, matanya berkaca-kaca hanya satu kedipan saja liquid bening itu akan jatuh. Raina menggigit bibirnya sendiri saat rasa nyeri tiba-tiba saja hadir dihatinya.
Kenyataan yang tidak ingin dia ucapkan, nyatanya semua itu meluncur dari mulutnya sendiri, meskipun semua itu menyakitkan, tapi Raina tidak bisa memungkiri jika memang seperti itu kenyataannya.
"Hey, look at me, Seperti apa pun dan sesempurna apa pun wanita itu, yang aku cintai adalah kamu Rain, hati ku tidak berubah, ku mohon mengertilah juga aku, seminggu ini aku sangat tersiksa dengan penyesalan Rain."
Aksa terkejut mendengar ucapan Raina, dia tidak menyangka jika Raina mengidolakan Alina Parveen, dan saat Aksa meraih dagu Raina, air mata yang sejak tadi dia pertahankan itu akhirnya jatuh, Aksa menghapusnya dengan kedua jari jempolnya, dia menatap sendu kearah Raina, di sana tatapan terluka terlihat jelas di kedua netra cantik Raina yang saat ini berubah menjadi merah. Meskipun Raina berusaha menghindari tatapan Aksa, tetapi Aksa terus memaksanya melihat kearahnya.
"Oke, katakan mas Aksa memang mencintai ku, tapi bagaimana hubungan kita selanjutnya mas? semua ini akan jadi percuma jika kedua orang tua mas Aksa tidak menyetujuinya mas."
"Aku tidak perduli Rain, yang jelas aku sudah mengatakan pada kedua orang tua ku, jika aku memiliki kekasih dan tidak mau dijodohkan."
Raina terperangah saat mendengar ucapan Aksa kali ini. Benarkah dia mengatakan hal itu pada orang tuanya. Lalu bagaimana bisa dia terlihat biasa saja. Sementara gemuruh didada Raina sangat hebat.
"Mas... Mas Aksa yakin? mereka tidak marah?"
Raina berubah menjadi antusias saat Aksa mengatakan hal itu. Dan Aksa hanya mengangguk mantap sembari tersenyum, dia melihat ada kelegaan dimata Raina, dan Aksa tidak setega itu untuk membuat Raina kembali bersedih dengan mengatakan jika orang tuanya belum mengatakan apa pun.
Baginya bisa kembali melihat senyum manis Raina adalah hal yang paling membuatnya bahagia saat ini, dia berjanji pada diri sendiri akan tetap memperjuangkan Raina, bagaimanapun sulitnya meminta restu kedua orang tuanya nanti.
....
Moscow Rusia
Seorang wanita paruh baya sedang terus memandangi foto balita yang digendong oleh wanita muda, didalam foto itu terlihat senyum mengembang dibibir wanita muda dan pria yang tampak gagah yang juga sedang menggendong anak laki-laki berusia lima tahun. Foto itu terlihat sudah sangat lama sekitar belasan tahun lalu.
"Hey honey, kau merindukan princes kita hem?"
Ucap pria paruh baya sembari memeluk sang istri yang sedang duduk di meja rias kamar mereka, berulangkali Avram terlihat mengecupi pelipis istri tercintanya. Saat-saat seperti ini terjadi lebih sering selama delapan belas tahun ini.
Beruntung sang istri saat ini sudah tidak sering menangis jika mengingat princes mereka yang keberadaannya belum mereka ketahui.
"Sampai saat ini, aku masih berusaha mencari princes kita sayang, ku harap dia masih bertahan untuk kita. Aku yakin itu."
"Akhir-akhir ini aku lebih sering memimpikannya, entah seperti apa rupa wajahnya, dia terlihat kesepian dipinggir pantai, seolah sedang menunggu seseorang, tapi aku tidak bisa melihat wajahnya, aku hanya bisa melihat tubuhnya dari belakang."
Ana tak lagi kuasa menahan tangisnya, beberapa malam terakhir dia selalu memimpikan seorang gadis yang kesepian, dan dia yakin jika gadis itu adalah sang princes. Dia menangis tergugu dalam pelukan Avram yang hanya bisa terus mengutuk dirinya karena masih belum berhasil menemukan keberadaan sang putri tercintanya.
...... Bersambung .........
Hay... selamat malam.. hari ini aku Up lagi ya.. semoga besok2 bisa rutin Up.. ksih semangat donk dg cara Vote, like n comen.. ku tunggu.. makasih... ☺☺😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
fahmi
semangat,, lanjuttt
2023-01-02
1
Watik Yd
Hay kak, semangat
2022-12-24
1
Tamnu Qoshdy
lanjut... 💪
2022-12-08
2