"Morning Rain.... "
Raina terperangah saat membuka pintu hotel, pagi hari kota Seoul yang diselimuti salju, masih terlalu pagi karena masih ada waktu satu jam menjelang jam kerja dimulai, tetapi Aksa sudah berdiri didepan pintu kamar hotel Raina. Dengan sudah memakai setelan kerja rapi.
"Mas Aksa, ada apa?"
Aksa tersenyum manis, dia sengaja datang sedikit lebih pagi, karena hari ini jadwalnya terlalu padat, membuatnya nyaris tidak memiliki waktu bersama Raina, makanya dia sengaja pagi-pagi sekali mendatangi kamar Raina.
"Aku merindukan mu Rain, hari ini jadwal ku terlalu padat, aku takut tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui mu."
Aksa berjalan masuk ke kamar Raina, dengan mendorong troli yang berisi menu sarapan mereka berdua.
"Ayo sarapan bersama, aku sudah membawakan mu menu sarapan khas indonesia."
"Makasih mas, tapi tidak perlu seperti ini, kalau terlalu sibuk, aku takut membuat mu tak punya waktu untuk istirahat."
Aksa menghentikan gerakan tangannya yang sedang menata menu sarapan paginya. Dia menatap kearah Raina dengan pandangan heran, jika wanita lain pasti akan senang diperlakukan seperti ini, tapi kenapa gadisnya tidak.
"Rain, aku hanya ingin selalu bersama mu, apa kau tidak merindukan ku hem?"
Raina menghela nafas lelahnya, kenapa selalu saja berdebat jika membicarakan hal ini. "Mas, bukan itu maksud ku, aku hanya tidak ingin keberadaan ku mengganggu aktifitas mu, mengurangi jam istirahat yang harusnya dipakai untuk melepas lelah."
"Aku memang seperti ini hampir setiap hari, jadi jika tidak mencuri waktu, aku tidak bisa menemui mu, maaf selama sisa waktu mu disini aku belum bisa memberikan waktu lebih banyak lagi untuk mu Rain."
Aksa mengusap lembut kepala Raina dengan sayang, tatapannya melembut, jemarinya bergerak mengambil anak rambut dan menyelipkannya dibelakang telinga.
"It's oke Mas, aku bisa berjalan-jalan sendiri di dekat hotel, besok pagi aku sudah harus kembali ke Indonesia." jawab Raina tersenyum manis sembari menatap lembut pada kedua netra Aksa.
"Tapi ingat jangan sampai petang, kau tentu masih mengingat kejadian yang lalu kan?" Aksa terlalu takut jika Raina kembali mengalami hal mengerikan saat berjalan-jalan malam hari.
"Iya mas aku ngerti."
Keduanya memilih sarapan dengan tenang, menu nasi goreng yang dipilihkan Aksa membuat Raina melahap makanannya dengan cepat. Hingga tanpa sadar tersisa nasi yang berada tepat dibawah bibirnya.
Tanpa basa-basi, aksa mengulurkan tangannya, mengambil sebutir nasi yang terpisah dari kelompoknya. Hal itu membuat Raina terperangah karena ulah Aksa, sementara Aksa hanya tertawa sembari mengacak lembut puncak kepala Raina.
"Makannya pelan aja, aku enggak minta nasi goreng mu Rain,"
Ucapan Aksa membuat pipi Raina bersemu, sedikit malu karena dia ketahuan tengah kelaparan.
"Maaf mas, aku memang sedang sangat lapar." Balas Raina dengan senyum yang dipaksakan, membuatnya terlihat menggemaskan ditambah lagi kedua pipinya yang bersemu merah membuat Aksa semakin gemas.
"Makanlah habiskan perlahan,"
Aksa tersenyum melihat tingkah Raina, gadis sederhana yang mampu membuat jantungnya berpacu tidak normal, membuat tidurnya tidak nyenyak selama beberapa bulan saat Raina memutuskan tidak menerima Aksa waktu itu.
Setelah dirasa waktu pertemuan dengan para investor semakin dekat, Aksa pamit undur diri pada Raina, dia memberikan kejutan dengan memberikan supir pribadi dan mobilnya untuk digunakan Raina kemana pun Raina mau, sebagai ganti karena dia tidak bisa menemani Raina seharian ini.
........
"Apa kau sudah mendapatkan data diri gadis itu Rodrigo?"
Avram bertanya pada asisten pribadinya, dia sudah tidak sabar mengetahui perkembangan pencarian anak buah Rodrigo.
"Maafkan saya tuan, sepertinya dia gadis biasa, saya sedikit kesulitan mencari identitasnya,"
Avram menghela nafas lelahnya, pandangannya menerawang jauh ke depan. Seolah sedang menyelami kejadian beberapa puluh tahun yang lalu.
"Andai saja saat itu aku tidak membiarkannya pergi bersama pengasuhnya, apakah dia masih ada, atau justru sebaliknya?, terkadang aku menyesalinya, tetapi saat itu tidak ada pilihan lain sama sekali."
Avram menarik nafas dalamnya, matanya menatap sendu, sungguh kejadian itu membuatnya kehilangan separuh jiwanya, anak perempuan yang dia tunggu-tunggu kehadirannya. Nyatanya dia belum bisa melindunginya saat itu.
Penyesalan terdalam selalu terlihat dalam tatapan matanya, saat dia mengingat peristiwa kelam itu.
"Aku tunggu kabar itu secepatnya karena besok kita sudah harus kembali ke moscow."
"Baik tuan, akan saya usahakan sebelum kembali sudah bisa mendapatkan identitasnya."
"Good, sekarang kita temui investor asing yang lainnya, aku ingin kerjasama ini berjalan lancar tanpa ada yang mencoba memberikan batu sandungan."
"Baik tuan, tuan muda Dimitry juga sudah bertemu dengan tuan Aksa,"
"Bagus, ku harap dia mampu menjalankan tugas yang ku berikan dengan baik."
..........
Saat makan siang berlangsung Raina yang tidak memiliki kegiatan penting, memilih makan siang di restoran, karena hanya di secret hotel tersedia berbagai macam makanan khas Indonesia, itu sebabnya dia memilih secret hotel untuknya menginap.
Raina terlihat sedang menikmati makanan yang berada didepannya, dia juga memesan beberapa makanan Korea, dia ingin mencobanya. Tanpa dia sadari, kedua pasang mata sedang menatap lekat kearahnya.
Kedua pria dewasa itu seolah berlomba untuk tidak berkedip saat menatap sosok kecil Raina yang tengah menikmati makan siangnya.
"Sepertinya anda mengenalnya dengan baik tuan Aksa,"
Aksa menoleh mendengar perkataan Dimitry, dia tersenyum kemudian mengangguk, membenarkan ucapan Dimitry.
"Ya, tetapi saya belum mengenalnya dengan cukup baik tuan Dimitry, apakah anda mengenalnya juga tuan?"
Tanya Aksa dengan raut wajah penasaran.
Dimitry menggelengkan kepalanya, "Tidak, hanya pernah beberapa kali bertemu dengan tidak sengaja tuan Aksa."
"Benarkah? Apa yang membuat anda begitu terlihat penasaran pada sosok gadis kecil itu." Tanya Aksa penasaran pada Dimitry.
"Entahlah, yang jelas saat ada dia, aku hanya ingin selalu menatapnya."
Jawab Dimitry dengan raut wajah yang sulit untuk di artikan.
"Apakah anda menyukainya tuan Dimitry?"
"No, tapi aku juga tidak mengerti perasaan apa ini tepatnya, dia seperti memiliki daya tarik tersendiri menurut ku."
"Anda benar tuan." Balas Aksa sembari tertawa ringan. Dia terus memperhatikan gadis yang sedang dengan lahap menyantap makan siangnya.
"Sudah lama anda mengenalnya?"
Aksa mengambil air putih, meminumnya kemudian balas menatap kearah Dimitry. "Sudah hampir satu tahun terakhir ini tuan, tetapi karena jarak, kami hanya bertemu beberapa kali."
"Jarak? dia... "
"Dia gadis Indonesia,"
"Ahhh... Ya, pantas saja,"
"Pantas mengapa tuan?"
"Dia menguasai bahasa Indonesia, dan saat berbincang dengan anda menggunakan bahasa Indonesia."
Aksa terperangah, dia sama sekali tidak mengetahui jika Dimitry mengetahui apa yang dia bicarakan pada Raina saat itu.
"Anda mengerti bahasa Indonesia tuan?"
"Ya, setiap hari saya menggunakannya." Jawab Dimitry dengan bahasa dan aksen Indonesia yang sangat tepat, membuat Aksa semakin terperangah.
Tring....
Ponsel Raina bergetar dengan notif pesan yang dikirim oleh Aksa.
"Sepertinya kau tengah kelaparan Rain"
Seketika Raina memutar kepalanya, mencari keberadaan Aksa, tetapi ponselnya kembali berdenting.
"Aku merindukan mu sayang."
........... Bersambung ..........
Hai semua.. Aku Up lagi nih... 1 bab dulu yaa.. Jangan lupa like, comen n vote nya ditunggu... Makasih bnyak-banyak... 😘😘😘😘🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
fahmi
🥰🥰🥰👍👍👍👍
2023-01-02
1
Tamnu Qoshdy
apa kabar aksa raina?... sehat thor.. lama belum up?
2022-10-31
2
Watik Yd
hadeh rain kelaparan
2022-10-22
2