Frustasi karena Raina tak kunjung membalas pesannya apa lagi mengangkat panggilan darinya, Aksa membuka sosial media, dia berselancar mencari akun Raina dan alangkah terkejutnya dia saat melihat postingan Raina. Seketika hatinya mencelos ternyata dia menorehkan luka yang cukup dalam pada gadis pujaan hatinya itu.
Hampir tiga puluh menit lamanya Aksa terdiam, memikirkan cara menghubungi Raina, hingga dia terpikirkan untuk menuliskan komentar pada postingan Raina.
"Maaf, jika hadir ku menorehkan luka untuk mu, tapi percayalah satu hal, jika aku masih terus berusaha untuk mempertahankan mu, itu artinya aku akan terus memperjuangkan dan ingin bersama mu. Seperti halnya hujan yang terus turun berjatuhan, meskipun kedatangnya melukai tanah, tetapi dia bisa membuat tanah menjadi subur, dan ketidakhadirannya membuat tanah menjadi gersang."
Komentar Aksa itu langsung mendapatkan like ratusan dari para penggemar Raina yang memang terbilang cukup banyak, meskipun Raina jarang sekali mengupload foto wajahnya, dan hanya hasil karya dan kata-kata yang menyentuh hati, nyatanya dia memiliki pengikut yang cukup banyak. Mengingat tempatnya bekerja yang sering bersama dengan para publik figure.
Disisi lain, Raina sama sekali tidak melihat ponselnya saat ada notifikasi masuk di ponselnya, dia memilih menyibukkan diri mempersiapkan alat-alat untuk pekerjaannya yang akan di mulai esok jam tiga subuh.
"Cayo Raina, lupakan pria br*ngs*k itu, lupakan cinta, fokus kerja, kerja dan kerja, cari cuan biar hidup mu tidak semengenaskan ini."
Raina berkata pada dirinya sendiri, kalimat itulah yang sering dia ucapkan pada diri sendiri, mengingat tidak ada yang memberinya semangat, karena hidupnya yang hanya sebatangkara.
Terkadang dia merasa begitu nelangsa, tetapi secepat yang dia bisa, Raina membuang perasaan itu, rasa yang membuatnya terpuruk saat dia terus memikirkannya, Raina tidak punya waktu untuk terus meratapi nasibnya, karena dia tau jika dia tidak bekerja artinya dia tidak akan bisa bertahan hidup. Itu yang membuatnya mampu bertahan hingga detik ini.
Bukan karena tidak sedih, melainkan Raina sengaja mengalihkan perasaan sakit dan kecewanya dengan cara menyibukkan diri, dia belum bisa menerimanya jika ternyata Aksa menghianatinya.
Selesai menata semua peralatan, Raina segera meminum vitamin dan bergegas tidur, sebisa mungkin dia harus berusaha menjaga kesehatan tubuhnya, karena aset terbesar dan termahalnya saat ini adalah tubuhnya sendiri, Raina beranjak membaringkan dirinya dikasur tanpa ranjang, karena besok pagi buta dia sudah harus berangkat bekerja. Tidak ada waktu untuk terus meratapi nasib cintanya.
........
Sudah satu minggu lamanya, Raina berkutat dengan pekerjaannya yang berangkat pagi buta dan selalu pulang malam, karena di kota Semarang saat ini sedang musimnya pernikahan, meskipun terkadang lelah menghampirinya, tetapi tekat kuatnya untuk bisa menaikkan derajat membuatnya bekerja sangat keras. Setelah apa yang dia alami, Raina bertekad untuk memperbaiki nasib hidupnya, dia sadar tidak ada yang akan membantunya selain dirinya sendiri.
Sementara Aksa setiap hari hanya uring2an tanpa bisa fokus bekerja, pesan dan panggilannya sama sekali tidak direspon oleh Raina. Bahkan dia mengabaikan pesan yang dikirim oleh mommynya, jika sang mommy menghampirinya ke hotel, makan dia akan menyibukkan diri dengan bekerja. Dia benar-benar merasa kecewa dengan keputusaan sepihak kedua orang tuanya.
Hari ini dia membulatkan tekatnya untuk datang ke Indonesia untuk menemui Raina. Meskipun jadwalnya sangat padat, tetapi karena dia sudah tidak dapat menguasai perasaannya, membuatnya nekat datang ke Indonesia tanpa sang Asisten yang selalu mengikutinya kemanapun.
Karena Ki Tae harus bisa menghandle pekerjaan sang tuan yang ditinggalkan begitu saja. Meskipun pada akhirnya Aksa beralasan untuk melihat perusahaan mebel peninggalan sang kakek dan dia juga ingin menggaet Investor dari Indonesia dan mengajak kerjasama membuat Mall baru di beberapa negara yang memang belum ada pusat perbelanjaan yang besar.
Aksa tiba dibandar udara Ahmad Yani tepat pukul satu siang, dia langsung menuju rumah peninggalan sang kakek. Meskipun hatinya sudah tidak sabar untuk bertemu Raina tetapi dia tetap harus singgah kerumah milik sang Ibu terlebih dahulu.
"Tuan muda, kenapa tidak memberitahu sebelumnya jika akan datang?"
Suara ramah bi Sinta membuat senyum Aksa terkembang, baginya bi Sinta ibu kedua saat dia datang ke Indonesia, bi Sinta selalu perhatian layaknya ibu kandung pada sang anak.
"Sengaja karena ingin memberi bibi kejutan," Aksa kemudian memeluk hangat tubuh yang memang sedikit berisi karena bi Sinta memiliki berat badan yang sedikit gemuk.
"Tuan muda bagaimana kabar nyonya dan tuan besar?" Bi Sinta bertanya sembari membimbing Aksa duduk di sofa ruang tengah.
"Mommy Daddy baik bi, paman kemana bi?"
"Syukurlah kalau baik, paman sedang pergi ke kebun belakang tuan."
Aksa mengangguk, kemudian dia beranjak ingin pergi ke kamarnya, bi Sinta segera membuatkan Aksa kopi dan menyiapkan camilan kesukaannya. Setelah siap, bi Sinta segera menyiapkan makan siang untuk sang tuan, dia yang sudah sangat hafal menu favorite majikan mudanya itu tidak terlalu kesulitan menyiapkan menu makan siang.
Sementara Aksa lebih memilih menyiapkan pekerjaannya terlebih dahulu, baru kemudian sore nanti dia berencana menemui sang pujaan hati, bukan tanpa sebab, karena postingan Raina yang sedang menayangkan siaran langsungnya di media sosial pribadinya itu sedang menunjukkan jika dia sedang berada di sebuah acara pernikahan.
Mengingat pekerjaannya yang memanglah seorang MUA, membuat Raina selalu bekerja sejak semua orang masih terlelap dalam tidur dan baru pulang ketika malam sudah sangat larut.
Aksa berulang kali mengirimkan pesan pada Raina, meskipun masih tidak ada balasan, setidaknya Raina membaca pesan yang dia kirimkan, setidaknya dia sedikit mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Raina tercengang saat melihat kolom komentar yang Aksa tulis. Hatinya berdesir saat Raina membacanya. Tetapi saat Raina mengingat kembali malam itu Raina sadar seberapa dalam jurang yang memisahkan antara keduanya. Membuat dia kembali murung hatinya terasa sakit, hingga membuat dadanya menjadi sesak seperti dihimpit batu besar.
Raina kembali konsentrasi saat pasangan pengantin mulai memasuki kamar pengantin disalah satu hotel ternama, dia mulai membantu mempelai wanita melepaskan semua aksesoris yang dipakai saat resepsi.
Menyingkirkan sejenak rasa nyeri meskipun nyatanya sesak yang dirasa tidak menghilang, menjelang jam satu dini hari dia pulang ke kos-kosan dengan diantar mobil layanan hotel atas permintaan sang mempelai.
Raina turun dan segera menurunkan dua koper besar peralatan make up miliknya dibantu dengan driver. Saat dia hendak mengunci kembali pintu pagar, dia dikejutkan dengan tangan yang menarik pintu pagar hingga tak bisa menutup.
Deg....
"Ma.. mas Aksa... "
Raina mematung sesaat sebelum dia tersadar sepenuhnya dan memutuskan tetap masuk kedalam, tetapi Aksa menarik tangannya sembari memohon.
"Rain, tolong, beri aku waktu menjelaskan semuanya pada mu, hem?"
Tatapan mata Aksa melembut dan berubah sendu, hingga nyaris berkaca-kaca saat dia menyadari betapa menyedihkannya sosok Raina yang saat ini berada didepannya.
Lingkar mata panda yang terlihat jelas menghitam di kedua matanya, juga tubuhnya yang terlihat lebih kurus dan jangan lupakan tatapan mata sayu dan penuh luka saat melihat Aksa yang berada dihadapannya, sedikit banyak Aksa mengerti arti tatapan itu, dan seketika itu juga rasa bersalah kian menggerogoti hatinya.
Bagaimana tidak terlihat menyedihkan, dia bekerja gila-gilaan setiap hari waktu tidurnya nyaris hanya tiga jam saja, belum lagi pola makannya yang sangat tidak teratur, membuat tubuhnya yang hanya terus didoping vitamin tanpa pola makan dan tidur yang teratur itu membuat tubuhnya semakin kurus.
Seketika Aksa merasakan nyeri didadanya semakin berdenyut, selain merasa bersalah dan menanggung rindu yang menggunung, saat ini rasa penyesalannya semakin bertambah saat melihat kondisi sang kekasih yang terlihat begitu menyedihkan.
"Rain... ku mohon... beri aku waktu"
Aksa memaksa masuk dan terus menarik tangan Raina, hingga membuat Raina menyerah karena takut dia membuat kegaduhan yang akhirnya akan membuat seluruh penghuni kos terganggu.
"Baiklah..... tapi tidak sekarang, ini sudah sangat larut"
.......... Bersambung .........
Selamat siang sayang-sayang kuuhhh...
Duhhh aku sampe malu minta maaf mulu ma kalian tp beneran tubuh dan aktifitas ku membuat ku belum bisa sepenuhnya fokus nulis, tp nnti ketika daah kontrak aku usahain up tiap hari seperti dulu ok..
jangan lupa vote like dan comen ya ditunggu...
makasih banyak2... 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sri Valupi
Assalamualaikum......
2023-01-03
1
Watik Yd
Ok kk tetap semangat
2022-12-06
2
Tamnu Qoshdy
lanjut thor..
2022-12-06
2