"Ada apa? mengapa ramai sekali?"
Aksa yang sengaja tidak memberitahu kedatangannya pada Aji dan juga Sinta, mereka adalah orang kepercayaan sang mommy, untuk meneruskan menjaga rumah peninggalan sang kakek, karena asisten rumah tangga yang dahulu sudah meninggal.
"Saya akan mencari tahu pada Aji tuan"
Mobil memasuki gerbang utama yang dibukakan oleh Aji yang saat itu terkejut karena kedatangan sang tuan yang tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Mobil Alphard hitam itu terus berjalan hingga sampai tempat di depan pintu rumah, Ki Tae turun dan segera membuka pintu mobil sang tuan, sementara Aji tergopoh-gopoh masuk kedalam dan memberi tahu sang istri jika sang tuan datang.
Pintu dibuka lebar oleh Sinta, yang dengan gaya ramahnya menyambut tuan muda.
"Selamat datang tuan muda, tumben sekali datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu"
"Iya bi Sinta, saya sedang dalam perjalanan bisnis, akan menginap beberapa hari"
"Baik tuan, oh iya tuan maaf sebelumnya saya tidak memberi tahu tuan, jika beberapa bulan terakhir ini rumah ini sering digunakan untuk foto prewedding tuan, alasannya rumah ini masih klasik dan asri, tapi saya tidak mengizinkan untuk berfoto didalam, hanya di luar saja tuan"
"Baiklah bi tidak papa asalkan tidak merugikan dan merubah tatanan rumah, karena bibi tau sendiri, konsep rumah ini sengaja dipertahankan oleh mommy"
"Iya tuan bibi mengerti itu, maaf tuan bibi lancang memperbolehkan, bibi kasian"
"Tidak apa-apa bi, kalau hanya berfoto saja jangan sampai ada resepsi juga disini"
Ucap Aksa melawak, karena sejujurnya Aksa orangnya suka bercanda jika sudah merasa nyaman.
"Eh... hehe iya tuan muda, mboten..."
Jawab bi Sinta dengan tawa khasnya dan campuran bahasa jawa. Sedikit-sedikit Aksa juga memahami bahasa jawa, meskipun pada pengucapannya dia tidak bisa fasih.
"Tuan mau istirahat atau makan terlebih dahulu?"
"Saya sudah makan tadi bi, mau langsung istirahat saja"
"Baik tuan muda bibi siapkan kamarnya, seprei baru diganti kemarin tuan,"
"Tidak usah diganti lagi bi, saya yakin masih bersih,"
Bukan tanpa alasan Aksa mengatakan hal itu, karena memang bi Sinta adalah orang yang sangat rajin, sehingga rumah selalu tampak rapi dan bersih.
"Baik tuan muda, kamar tamu juga sudah saya bersihkan jika tuan Ki Tae mau istirahat "
Aksa langsung menaiki anak tangga, menuju kamar yang berada dilantai dua, rumah dengan dua lantai itu tampak besar dan megah, di lantai atas ada dua kamar, dilantai bawah ada empat kamar.
Sampai dikamar, Aksa melepas jas dan juga dasi serba kemeja, dia langsung menyegarkan dirinya dikamar mandi, kemudian bersiap menjalankan sholat asar, meskipun sibuk Aksa selalu mengingat pesan mommy untuk selalu menjalankan ibadahnya.
Setelah sholat, Aksa merebahkan dirinya di ranjang king size, kamar bekas sang mommy ini sangat luas, Lama Aksa berbaring, tetapi dia tidak juga bisa tidur, akhirnya dia teringat seseorang yang tadi dia lihat sekilas, karena rasa penasarannya, Aksa membuka tirai dan jendela yang langsung dapat terlihat luasnya halaman depan rumah.
Disana terlihat pasangan yang sedang melakukan sesi pemotretan, juga beberapa kru, aksa terus memicing mencari keberadaan seseorang yang diam-diam dia rindukan itu.
Pandangannya tertuju pada wanita yang mengenakan pakaian casual sedang membungkuk membereskan beberapa peralatan make up, aksa terus mengawasi, karena dia yakin inilah orang yang dia maksud.
Saat wanita itu menegakkan tubuhnya pandangannya tertuju pada balkon kamar atas yang sedari tadi tertutup, sekarang menjadi terbuka, dia melihat ada sosok pria berdiri di sana dengan kedua tangan bersedekap di dada.
Deg...
Pandangan keduanya bertemu, dengan rasa tidak percaya, Raina berusaha menggeleng-gelengkan kepalanya untuk meyakinkan jika saat ini dia sedang tidak berhalusinasi karena terus memikirkan seseorang yang telah menyelamatkan hidupnya.
Dengan segera Aksa turun kelantai bawah, meminta bi Sinta mengundang Raina untuk masuk kedalam rumah.
Bi Sinta sempat tertegun karena dia kaget jika ternyata sang tuan mengenal sosok wanita pekerja keras yang beberapa bulan terakhir ini sering kemari hanya untuk merias calon pengantin untuk sesi pemotretan.
Setengah jam menunggu, sesi pemotretan itu selesai, tampak Raina membereskan semua peralatannya, dan bersiap, memasukkan semuanya kedalam koper kecil miliknya dan menaruhnya di salah satu motor matic.
Semua itu tak luput dari perhatian Aksa, dia melihat semua yang dilakukan Raina dari balik jendela lantai bawah. Bi surti tergopoh-gopoh masuk kedalam dan mengatakan jika Raina bersedia menerima undangan sang tuan.
Meskipun agak canggung dan bingung, Raina tetap memenuhi panggilan sang pemilik rumah, tidak etis rasannya jika dia tidak memenuhi panggilan itu, karena hampir tiap minggu dia kemari untuk merias orang yang akan melakukan pemotretan.
Tak heran karena rumah ini mempunyai pemandangan yang bagus, ada kolam ikan hias dan juga taman yang diurus sedemikian indah oleh Aji, sehingga bisa menciptakan rumah yang benar-benar indah sesuai keinginan sang nyonya besar.
Raina berjalan masuk ke dalam rumah, ini kali pertama dia masuk kedalamnya, meskipun hampir setiap weekend dia berada disini, dengan banyak pertanyaan yang berseliweran dalma benaknya, Raina memberanikan diri menemui Aksa.
" Tuan memanggil saya? "
" Ya duduklah, "
Setelah hampir lima menit saling diam dan saling curi-curi pandang, akhirnya Aksa membuka percakapan lebih dahulu.
" Bagaimana kabar mu Raina? "
" Baik tuan, Tuan sendiri bagaimana? "
Aksa mengangguk kemudian dia memperhatikan gerak gerik gelisah Raina.
" Baik, panggil saja Aksa, aku bukan majikan mu, itu sangat canggung "
" Tapi itu tidak sopan tuan, terlebih lagi tuan jauh lebih tua dari saya "
" Maksud mu saya tua? "
" eh.. tidak tuan maksudnya, bagi kami orang jawa memanggil langsung nama pada orang yang lebih tua itu tidak etis "
" Terserah asalkan jangan tuan, aku tidak suka itu "
" Baiklah kalau begitu saya panggil .... emm... ma-mas, boleh tuan?
" Mas? silahkan ".
Meskipun awalnya kikuk tapi akhirnya Raina memberanikan diri memanggil Aksa dengan sebutan mas. Itu lebih baik dari pada memanggil langsung namanya.
Keduanya berbincang cukup lama, hingga akhirnya Raina mengetahui jika ternyata rumah yang selalu dia kunjungi hampir tiap minggu ini adalah rumah Aksa, dan juga akhirnya Raina mengetahui jika Aksa merupakan keturunan Indonesia dari sang mommy.
Dari obrolan tadi juga akhirnya Aksa mengetahui lebih pasti tentang pekerjaan Raina yang sebenarnya, dan sedikit kisahnya yang membuat Aksa tercengang karena ternyata kehidupan seorang gadis bernama lengkap Raina Ghiska Zoya itu sangatlah keras.
Entah mengapa jauh dilubuk hati seorang Aksa dia mengagumi sosok Raina, gadis yang sudah bisa menghidupi dirinya sendiri sejak SMP. Dan yang lebih mencengangkan dia sekarang mempunyai tiga orang asisten ang membantunya.
Itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa di usia yang baru menginjak sembilan belas tahun, dengan latar belakang seorang yatim piatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
fahmi
pokok eeee
2023-01-02
1
Watik Yd
aseeeeeek curi" pandang
2022-10-01
1