Makan malam berlangsung dengan hangat, karena kedua keluarga itu tampak sangat akur. Terlebih lagi jika melihat kedekatan antara Ica dan Lala dua sahabat yang dipisahkan jarak dan waktu yang cukup lama itu, sekarang sudah lebih akrab dan sering bertemu selama tiga tahun terakhir.
Ica sudah sangat mengenal sosok Alina, oleh sebab itu terbersit keinginan dalam hati kecilnya untuk menjodohkan putra satu-satunya dengan Alina, gadis itu sosok yang ceria dan pintar, juga sosoknya yang agamis membuat Alina memiliki nilai plus tersendiri dimata Ica.
"Alina, bagaimana study mu sayang? sepertinya sebentar lagi selesai bukan?"
Ica membuka percakapan inti dari pertemuan kedua keluarga itu.
"Alhamdulillah tante doakan saja tinggal beberapa bulan lagi selesai." Jawab Alina, dengan senyum yang selalu terkembang dibibirnya. Meskipun sosoknya agamis, tetapi nyatanya pesona Aksa tidak membuat sosok Alina benar-benar menjaga pandangan matanya. Sesekali terlihat dia mencuri pandang kearah Aksa, meskipun aksa hanya menatap datar dengan sesekali tersenyum untuk formalitas saja.
"Aksa, Alina,"
Kali ini Allard berusaha mendapatkan atensi dari keduanya, dengan cara memanggilnya dan benar saja keduanya kompak menoleh kearah Allard, meskipun awalnya Aksa sedang terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Makan malam kali ini, sebenarnya tidak ada hubungan bisnis sama sekali, akan tetapi Daddy berusaha menyenangkan hati kedua ibu kalian, yang mana permintaan keduanya adalah dengan menjodohkan kalian berdua."
Sontak saja Aksa terbelalak mendengar ucapan daddy-nya, bagaimana bisa kedua orangtuanya tidak memberitahu terlebih dahulu tentang tujuan mereka.
"Dad..... "
"Bukan tanpa alasan mommy ingin menjodohkan kalian berdua Aksa, Alina."
Kali ini Ica memotong ucapan sang putra, yang sepertinya ingin menyangkal ucapan Allard.
"Mommy sudah tau seperti apa Alina, dia cantik, sholehah, pintar dan juga ceria, bukankah itu tipikal ideal mu nak?"
Ica berusaha memotong telak Aksa, dengan membawa tipikal ideal yang diimpikan Aksa, karena dia terlalu mengidolakan sang mommy, hingga dia pernah berkata tipikal idealnya harus seperti sang mommy.
"Mom... Tapi..."
"No, Keluarga Alina sudah menyetujuinya jika itu yang kau takutkan sayang, jadi apa lagi yang harus kau bimbangkan?"
Aksa mati kutu mendengar ucapan sang mommy, dia ingin sekali menyangkal ucapan mommy-nya, tetapi itu akan sangat tidak sopan, karena secara tidak tidak langsung akan menyakiti hati ketiga orang yang berada disana, akhirnya Aksa memilih diam dan mengambil ponselnya yang sejak tadi terus berdenting karena pesan dari seseorang.
Saat Aksa akan membalas pesan yang ternyata dari Raina, Ica menyambar ponsel sang anak, mematikannya dan menaruhnya didalam cluth miliknya.
"Sangat tidak sopan diacara seperti ini kau masih terus sibuk dengan ponsel mu sayang."
Ucapan lirih Ica membuat Aksa kali ini benar-benar dongkol, selama hidupnya, dia tidak pernah merasa marah pada sang mommy yang sangat memanjakannya dan memperhatikannya. Tapi kali ini perasaan itu hadir, karena hatinya sedang gelisah memikirkan seorang wanita yang sedang duduk diseberang mejanya, yang mungkin saja sudah mendengar percakapan antara keluarganya dengan keluarga Alina Parveen.
Disaat yang bersamaan, Raina menghela nafas beratnya, apa yang dia takutnya menjadi nyata, Aksa merupakan laki-laki yang dijodohkan dengan Alina Parveen, membuat seketika perasaannya bemburuk dan berantakan.
Bahkan pesan yang dia kirimkan pada Aksa untuk meminta penjelasan apakah Aksa akan bisa makan malam bersamanya, atau kah dia harus pulang saja, tidak mendapatkan penjelasan sama sekali. Membuat keberadaannya seolah disengaja oleh Aksa.
Tanpa Raina sadari beberapa kali Aksa melirik kearahnya yang terlihat menyedihkan, bahkan makan malamnya belum dia mulai, karena harus menunggu Aksa, Ingin sekali dia berlari kerah Raina, jika saja tidak mengingat kesopanan. Baru berapa hari mereka bersama, tetapi Aksa sudah membuat luka dihati sang kekasih.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Raina bangkit, dia bahkan membayar bill-nya sendiri kemudian melangkah tanpa menoleh lagi, karena dia tahu dia tidak akan sanggup bertahan lebih lama lagi.
Dengan langkah sedikit berlari, Raina meninggalkan restoran, dia bahkan melupakan selapar apa dirinya tadi saat menunggu Aksa, dia merasa telah dipermainkan.
Seolah ditampar oleh kenyataan, ucapan Ica terus terngiang dipikirannya, gadis cantik, sholehah, pintar dan ceria, semua itu tidak dia miliki. Dia hanya gadis udik yang sama sekali jauh dari kata sholehah, dia juga bukan tipe periang. Semua tipikal Aksa bertolak belakang dengan dia.
Tanpa terasa Raina terus berlari, pandangan matanya mengabur, karena pelupuknya dipenuhi liquid bening yang sudah berjatuhan, dadanya terasa sesak.
Harusnya dia tidak menerima ungkapan cinta Aksa, jika akhirnya hanya dicampakkan begitu saja. Raina berlari karena dia malu saat orang yang berpapasan dengannya menatap heran, karena tangisnya tak lagi dapat dia tahan.
Bruk...
Tubuh Raina terhempas dan jatuh kelantai, karena tanpa sengaja menabrak dua pria yang sedang berjalan didepannya.
"Are you ok nona?"
Awalnya Dimitry hendak mengumpat karena tubuhnya ditabrak keras oleh wanita, tetapi saat sia sadar siapa wanita itu, sikapnya berubah melembut, dia mengulurkan tangannya, tetapi seketika dia merasa heran, karena ternyata Raina menangis.
Tanpa menjawab, Raina hanya mengangguk kemudian dia berdiri sendiri, mengabaikan uluran tangan Dimitry, dan berulang kali dia membungkuk meminta maaf atas kecerobohannya.
"Maaf tuan, maafkan kebodohan saya".
Setelah Dimitry mengangguk, barulah Raina kembali berlari menuju arah kamarnya.
.
Sementara itu, Aksa yang telah selesai melakukan makan malam kembali ke mansion orang tuanya, meskipun hanya diam seribu bahasa, karena dia sedang sangat marah saat ini. Pikirannya terus terngiang saat Raina meninggalkan mejanya dengan membayar semua bill yang bahkan tidak dia sentuh sama sekali.
Bagi Aksa, mungkin bill itu tidaklah seberapa, tetapi bagi Raina, bill itu cukup untuk membeli tiket pulang perginya ke Kosel dengan kelas bisnis.
"Mom, Dad, aku ingin bicara." Ucap Aksa tegas tanpa senyum, sesampainya di mansion, bahkan ketiganya baru saja memasuki pintu utama, Aksa berjalan menuju sofa dan duduk.
Sontak kedua orang tuanya saling pandang dengan sikap sang anak yang selama ini terbilang santun. Tetapi kenapa malam ini dia terlihat marah.
"Ada apa sayang? kau marah ponsel mu mommy sita?" Ica yang sudah tidak tahan mendekati anak laki-lakinya, tetapi Aksa mengabaikan pertanyaan sang mommy.
"Mom, Dad, kenapa tidak mengatakannya terlebih dahulu sebelumnya pada ku, tentang rencana perjodohan ini?" Aksa langsung pada inti masalahnya tanpa berbelit-belit.
"Why? mommy kira kalian berdua sangat cocok sayang, apa kau tidak menyukainya? setahu mommy kau pernah mengatakan, Alina sosok wanita yang nyaris sempurna."
"Aku ingat aku memang pernah mengatakan itu mom, tapi saat ini, aku telah mencintai wanita lain, kami sedang menjalin hubungan mom."
Prak...
Ponsel Aksa yang berada ditangan Ica terjatuh ke lantai, Ica yang niatnya ingin mengembalikan ponsel milik Aksa terkejut mendengar pengakuan sang anak.
"What? kau serius sayang? Astaghfirullah... Aksa... Mommy... "
Ica tidak dapat menyelesaikan perkataannya, karena Aksa tiba-tiba mengambil ponselnya dan berlari keluar sembari berteriak dia akan menginap di penthouse-nya.
Ica yang saat ini sedang bingung harus berbuat apa, dia terlihat syok, dan Allard merengkuhnya kedalam pelukannya untuk menenangkan sang istri.
.
"Kau yakin Rodrigo? anak buah mu tidak salah?"
"Yakin tuan, dia hanya gadis yatim piatu yang telah kehilangan orang tuanya beberapa tahun yang lalu"
Avram mengurut pelipisnya yang tiba-tiba terasa berdenyut karena lagi-lagi harapannya sia-sia belaka.
"Baiklah, persiapkan penerbangan kita besok pagi, aku sudah terlalu lama meninggalkan Moscow."
"Baik tuan."
....... Bersambung .......
Hay semua... Maaf ya kemaleman Upnya... doain aja biar bisa Up rutin lagi. makasih jangan lupa like, vote dan comen... ☺☺☺🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
fahmi
jozzzzz
2023-01-02
1
Tamnu Qoshdy
1 vote semangat thor...
2022-11-29
2
Sri Valupi
semangat cantik......maaf baru bisa baca......
2022-11-27
2