Raina berjalan perlahan dibantu dengan Mina menuju ruang makan, disana sudah ada Aksa yang tengah menunggunya untuk sarapan bersama, meskipun Raina sudah mengatakan tidak ingin makan, karena nafsu makannya belum kembali, perutnya masih enggan menerima makanan, yang lebih pastinya badannya terasa remuk.
Raina memakan bubur jagung yang telah dibuatkan oleh Mina, pelayan senior itu memahami jika tamu sang tuan ini pasti akan kesulitan makan, karena sudut bibirnya sedikit sobek.
" Makanlah, kau butuh tenaga untuk cepat sehat "
Raina tidak menjawab ucapan Aksa, Raina hanya menghela nafas lelahnya sembari mengambil sendok dan mulai menyuapkan bubur jagung yang terhidang didepannya, dia melirik sekilas kearah Aksa yang telah memulai sarapannya dengan nasi goreng kesukaannya.
"Pria ini meskipun orang korea tetapi bisa berbicara bahasa indonesia dan menyukai makanan khas indonesia"
Batin Raina dalam hati sembari tangannya terus menyuapkan sedikit demi sedikit bubur kedalam mulutnya.
Sebenarnya banyak pertanyaan yang berputar dibenak Raina, tetapi dia enggan bertanya dan terkesan ingin tahu kehidupan orang lain.
..........
Tepat sehari setelahnya Raina merengek memutuskan untuk pulang, karena pundi-pundi uangnya di Indonesia sudah menanti, job yang sudah dia janjikan pada costumernya harus dia penuhi.
Bahkan Raina bersi keras ingin membeli tiket sendiri jika tak diizinkan pulang hari ini. Dia pulang dengan diantarkan oleh Ki Tae, karena Aksa sedang ada rapat penting dengan petinggi perusahaan, sehingga tidak bisa ditinggalkan, sebelum berangkat ke bandara, Raina mampir ke secret hotel untuk mengambil barang-barang yang dia tinggalkan.
Sesampainya di bandara Raina segera melakukan cek in kemudian dia kembali lagi menemui Ki Tae.
"Sampaikan rasa terimakasih ku pada tuan mu, aku titip ini untuknya"
"Baik nona, akan saya sampaikan"
Raina memberikan secarik kertas yang dia minta dari pihak bandara, karena dia tidak mempunyai nomer ponsel Aksa, dan juga dia enggan untuk menanyakannya. Terkesan tidak sopan dan juga aneh karena mereka tidak terlalu dekat dan akrab.
Setelah mengatakan terimakasih Raina masuk ke ruang tunggu, dia menanti jam penerbangannya yang tinggal dua puluh menit lagi.
...........
Aksa yang baru saja keluar dari ruang rapat berjalan keruang kerjanya, jam makan siang sudah terlewat sehingga dia memilih untuk memesan makanan via online.
Ki Tae membawakan makanan yang dipesan oleh sang tuan, tak lupa dia juga memberikan secarik kertas yang dititipkan padanya oleh Raina.
"Tuan, nona Raina menitipkan ini sebelum penerbangannya"
Aksa tampak terdiam beberapa saat hingga akhirnya dia mengangguk dan mengambil kertas itu.
"Hem, terimakasih"
Ki Tae mengangguk seraya pamit undur diri karena ingin mengurus beberapa hal hasil rapat tadi.
Aksa membuka kertas kecil yang diberikan oleh Ki Tae. Dia membacanya dengan seksama.
"Tuan Aksa, terimakasih sudah menolong ku, dan memberikan tumpangan pada ku selama dua hari, aku tahu rasa terimakasih saja tidak akan cukup jika dibandingkan dengan jasa tuan yang sudah menyelamatkan nyawa dan kehormatan ku.
Terimakasih juga untuk tiket pesawatnya, aku tidak menyangka ternyata tuan memberikan ku tiket penerbangan kelas bisnis, jika kita dipertemukan kembali, aku pasti akan membalasnya suatu saat nanti.
Maaf aku menulisnya dikertas kecil ini, karena aku tidak tahu nomor ponsel mu, sekali lagi terimakasih tuan"
Tertanda :
Raina Ghiska Zoya.
Aksa melipat kembali kertas itu, dia tersenyum kecil mengingat sikap Raina yang menggemaskan, dia memasukkan kertas itu kedalam brangkas kecil beserta barang-barang pentingnya berada.
"Jika kita bertemu lagi dilain waktu, itu artinya kita memang terhubung satu sama lain"
Entah mengapa Aksa merasa sejak pertemuannya dengan Raina, hatinya terasa bahagia, ada rasa yang tidak bisa dia deskripsikan. Tetapi sekarang perasaannya menjadi kosong, hampa dia merasa kurang bersemangat.
"Sebegitu hebatnya pengaruh mu, padahal kita hanya bertemu selama dua hari, tapi mengapa aku selalu teringat dan memikirkan mu "
"Aaahhhhhhhh.... ****......"
Aksa mengumpat, dia benar-benar bingung dengan perasaan yang dia rasakan saat ini.
...................
Satu bulan telah berlalu sejak pertemuan keduanya terjadi, Hari ini Aksa diberikan perintah oleh sang mommy untuk ke Indonesia tepatnya di kota semarang, untuk mengurus perusahaan peninggalan kakek Prasetio Hadiningrat.
Perusahaan mebel terbesar di Semarang itu kini telah berhasil membuka cabang dan mengimpor barang yang berasal dari Jepara dan kota setempat ke beberapa negara di Asia bahkan ada yang sampai ke Eropa. Ditangan dinginnya perusahaan mebel itu kini berkembang pesat.
Aksa terbang menggunakan pesawat jet pribadi miliknya yang dia beli setahun yang lalu, saat dia memenangkan beberapa tender dari usaha yang dia kerjakan dengan sangat keras.
Sejak kecil dia sudah diberikan tanggungjawab yang besar oleh sang ayah, berbanding terbalik dengan kehidupan sang kakak yang sengaja dirahasiakan, kehidupan Aksa justru dibuka terang-terangan bahkan nyaris tidak memiliki privasi sama sekali.
Hidupnya selalu dikelilingi oleh beberapa pencari berita yang sengaja mencari celah untuk bisa menjual berita terbaru tentangnya.
Hingga saat ini dia terus saja digosipkan dengan beberapa gadis anak pengusaha ternama, baik dalam maupun luar negri.
Sedari kecil dia sudah terbiasa mendapatkan pengawalan yang ketat, karena musuh sang ayah yang terus saja mengusik hingga saat ini, hingga membuatnya dididik sangat keras, di usianya yang baru menginjak lima tahun, dia sudah mulai diajarkan beberapa beladiri.
Hingga saat ini dia menguasai beberapa bela diri yang berasal dari berbagai belahan dunia. Menurut sang ayah lebih mudah menjaganya seorang anak laki-laki, dari pada anak perempuan, itulah mengapa kehidupan sang kakak nyaris tidak terendus media.
Hanya tujuh tahun terakhir ini sang ayah berani mengeluarkan pernyataan jika dia memiliki anak perempuan yang sudah menikah, dan di momen itu juga resepsi besar-besaran dilakukan di dua negara, yakni di Spanyol dan juga Korsel.
Allard yang notabene ayah Aksa berani mengumumkan ke publik saat sang princes sudah berada ditangan yang tepat, sempat mendapatkan beberapa kali percobaan pembunuhan membuat Allard overprotektif dengan sang putri.
Apa pun dia lakukan untuk bisa membuat sang princes terjaga keselamatannya, termasuk dengan seolah-olah membuang dan tidak menganggapnya ada.
Aksa menginjakkan kakinya di tanah kelahiran sang mommy, tanah yang selalu dia rindukan saat dia berada di Korsel, Aksa cenderung miliki beberapa kesamaan dengan sang mommy dibandingkan dengan daddy-nya.
Tanpa lelah, Aksa langsung menuju ke perusahaan yang dia urus dari jarak jauh, dan dia mempercayakannya kepada orang yang dia percayai.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Aksa langsung menuju rumah peninggalan sang kakek buyutnya, yang masih terawat dengan baik, meskipun beberapa kali mengalami perubahan, rumah yang nyatanya berada dikawasan pusat kota itu memiliki pelataran dan taman yang luas, yang ditumbuhi beberapa pohon besar membuat rumahnya terasa sejuk.
Saat akan turun kerumah Aksa yang sedang berada didalam mobil merasa terkejut, pasalnya didepan rumahnya sedang digunakan untuk sesi pemotretan.
Yang lebih membuatnya tercengang adalah saat netranya menangkap seseorang yang pernah dia temui.
" Raina....... "
............ Bersambung ...........
Hay semua maaf kemaleman Upnya 😁😁🙏🙏🙏 jangan lupa like, comen dan vote yaa...
buat dukung author Receh ini...
Makasih banyak ☺☺☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
definisi kalo jodoh ga ke mana ya, walo jarak dan waktu memisahkan
2023-01-15
1
fahmi
mantapppp
2023-01-02
1
Watik Yd
asik ketemu lagi
2022-10-01
1