Pagi hari ini Raina diingatkan oleh sahabat sekaligus partner kerjanya Yuni, jika dalam waktu dua hari lagi dia harus mengikuti pelatihan make up lintas negara di seluruh Asia. Hampir saja lupa, padahal dia sudah memesan tiket pulang perginya, akhirnya Raina berkesempatan untuk berkunjung lagi ke Korsel tempat diselenggarakannya acara tersebut.
Didalam hatinya sungguh dia sangat berharap bisa bertemu lagi dengan sang pujaan hati, tetapi sekali lagi dia memisahkan-nya kepada yang maha kuasa, jika dia memang ditakdirkan untuk bersama, mereka pasti akan dipertemukan kembali.
Raina ditunjuk oleh Penata rias senior untuk mengikuti make up training itu, karena dia melihat bakat Raina yang bagus, karena dia sudah cukup umur untuk mengikuti kegiatan tersebut, alhasil dia mengajukan Raina, satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang mengikuti acara itu.
Korsel yang merupakan salah satu negara yang menjadi trend center make up di Asia itu akhirnya menjadi tuan rumah untuk agenda yang dilaksanakan tiap lima tahun sekali.
Acara itu membuat Raina grogi dan haru, karena dia sangat tidak menyangka jika dia bisa mengikuti acara yang bertaraf internasional itu, acara yang harusnya di ikuti oleh perias yang sudah memiliki nama besar, tetapi nyatanya dia yang menjadi perwakilan Indonesia.
Setelah pekerjaan hari ini selesai, Raina segera mempersiapkan semua yang akan dia butuhkan selama dia berada di negeri ginseng tersebut. Tak lupa Raina membawa serta kalung emas pemberian orang tua kandungnya.
"Finish, semoga saja tidak ada yang tertinggal."
Raina bermonolog sendiri di kamar kos yang hanya berukuran 3x3 meter itu, setelah semua dirasa cukup, Raina bergegas menuju kamar mandi untuk segera menyegarkan tubuhnya yang sudah seharian kesana-kemari, tubuhnya terasa lengket dan berkeringat.
Merasa sudah segar, Raina segera menunaikan ibadahnya, dia memang belum bisa menutup aurat sepenuhnya, tetapi sebisa mungkin dia selalu menjalankan kewajibannya sebagai hamba yang maha kuasa.
Raina memang belum bisa untuk sepenuhnya berhijab, tetapi dia selalu mengenakan pakaian yang sopan, bahkan dia tidak pernah mengenakan bawahan pendek jika berada di luar rumah.
"Aku harus tidur cepat malam ini, supaya besok tidak tertinggal penerbangan"
Raina akan terbang dari bandar udara Ahmad Yani Semarang jam lima pagi, dia akan transit di Jakarta, selanjutnya penerbangan ke Seoul dijadwalkan pukul delapan pagi, dan akan sampai Seoul pada pukul enam sore, karena perjalanan selama kurang lebih tujuh jam, sementara antara Seoul dan Indonesia memiliki selisih waktu dua jam.
Tak butuh waktu lama untuk Raina terlelap, karena rasa lelahnya setelah seharian beraktifitas membuat tenaganya cukup terkuras. Dia tidak boleh tidur malam karena sebisa mungkin dia berusaha menghemat tenaga untuk mengikuti event itu, sebenarnya hanya satu hari, tetapi tiketnya sudah termasuk liburan sehingga dia pergi dalam waktu lima hari dipotong waktu pulang pergi sala dua hari.
.............
"Tuan, berkasnya sudah saya siapkan, apakah besok anda alan menjamu tuan Alexander Avram di mansion, atau cukup di hotel saja?"
"Kita lihat reaksinya terlebih dahulu, juga aku akan mencari keuntungan lain dari kerjasama ini, jika dia menguntungkan maka aku akan mengajaknya singgah si mansion daddy, sepertinya dadi dan tuan Alexander Avram mereka saling mengenal dengan cukup baik dimasa lalu."
"Baik tuan, saya juga akan mencari tahu tentang kebenaran berita yang tersebar dikalangan bawah tanah."
"Kalangan bawah tanah? Apa maksud mu Ki Tae?"
"Di kalangan dunia hitam, ada gosip yang tersebar jika tuan Alexander Avram ini, telah menjadi sangat kejam sejak dia kehilangan anak perempuannya, tapi saya belum mencari tahu tentang kebenaran hal itu."
"Benarkah? Aku belum pernah mendengar hal itu, nanti akan ku tanyakan pada Daddy "
Aksa terus saja berpikir dan mencari tahu tentang kebenaran yang baru saja dia ketahui beberapa saat yang lalu.
Sampai di mansion, Aksa bergegas mencari keberadaan sang daddy yang ternyata sedang berada di belakang, memberi makan kucing besar peliharaannya, sudah beberapa tahun terakhir ini Allard menyukai memelihara harimau asal Indonesia, dia mengadopsinya saat bayi harimau sumatra itu baru berusia satu bulan, karena sang induk yang mati.
Meskipun sempat menjadi perdebatan dengan sang istri, akhirnya Allard memeliharanya di ruangan khusus dengan keamanan berlapis-lapis. Meskipun begitu terkadang masih membuat Ica ketakutan saat kucing besar itu mengeluarkan suara khasnya.
"Dad, ah.. disini rupanya".
Aksa berjalan tergesa mendekat ke-arah sang daddy yang terlihat sangat menikmati mengelus kepala kucing besarnya, setelah memberikan potongan ayam yang dipotong menjadi empat bagian. Dia bahkan tidak menoleh sedikitpun ke-arah Aksa, hanya melirik dengan ekor matanya saja.
"Dad, ada yang ingin ku tanyakan, pada mu".Ucap Aksa dengan mengikuti sang dady yang duduk pada kursi kayu jati yang dia bawa dari toko Mebel sang istri di Semarang.
"Katakan," Jawab Allard sedikit cuek, tetapi dia tahu jika sang anak ingin menanyakan hal yang serius itu sebabnya dia berpindah ke kursi kayu.
"Alexander Avram, dia..... "
Belum sempat Aksa berbicara sampai selesai, Allard sudah memusatkan penuh atensinya pada sang anak.
"Ada apa dengannya?"
Ucap Allard penuh rasa penasaran.
"Apakah benar, dia menjadi kejam dan terkenal tegas dengan lawan bisnisnya, sejak dia kehilangan anak perempuannya dad?"
Kata Aksa penuh rasa ingin tahu.
Tak lantas menjawab, Allard justru terlihat terdiam, sembari pandangan matanya menerawang jauh ke masa lalu. "Dia memang pernah memiliki anak perempuan tepatnya kurang lebih delapan belas tahun yang lalu jika tidak salah, tetapi daddy tidak mengetahui kemana anak gadisnya itu, setelah peristiwa itu, daddy memutuskan kontak dengannya, karena permintaan mommy mu, memangnya kenapa?"
"Aku hanya ingin tahu gosip yang beredar di dunia hitam dad, untuk mencari informasi, apakah Alexander Avram ini mempunyai keuntungan lebih untuk kita, jika memang iya aku bisa memanfaatkan hal itu untuk menyentuh sisi terdalamnya, karena ku dengar dia merupakan pengusaha yang sangat kejam dan tidak mengenal kata ampun."
"Apakah tidak ada yang lain lagi selain Alexander Avram? Daddy ragu bisnis mu kali ini akan berjalan mulus."
"Tapi dad, hanya dia satu-satunya yang mempunyai pengaruh yang luar biasa untuk bisnis kita kali ini dad, kita akan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda, baik secara materi maupun hubungan kita diantara para pengusaha, kita akan semakin disegani jika bisa bekerjasama dengannya dad."
"Kau yakin son?"
"Sangat, dad."
"Baiklah kalau begitu, carilah informasi pada kakak ipar mu, ku rasa dia lebih mengenal dan mengetahui tentang Alexander Avram."
"Ah..... Ya,, Aku hampir lupa jika mempunyai kakak ipar seorang mafia kelas kakap yang sangat hebat, yang bahkan tanpa aku meminta bantuan pun dia pasti akan dengan suka rela memberikan dukungannya pada ku dad." Ucap Aksa dengan mata berbinar senang, seolah dia menemukan jakpot.
"Kau ini, belum berubah, kau harus menjaga batasan, jangan terlalu bergantung pada kakak ipar mu itu." Jawab Allard pelan sembari menepuk beberapa kali kepala belakang sang anak dengan sayang.
"Daddy masuk dulu, jika tidak sebentar lagi kau akan mendengar omelan mommy mu."
"Biarkan saja, sudah lama aku tidak mendengar omelan mommy dad." Jawabnya sembari tertawa terbahak-bahak.
........ Bersambung ........
Selamat malam semua, ayuk dukung terus novel ini biar authornya semangat Up.. Dengan cara like, comen dan vote yaa... Makasih semuanya love banyak-banyak... 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
fahmi
joz pokok e
2023-01-02
1
Watik Yd
jangan" Raina anak nya Alexander
2022-10-01
1
Sri Valupi
ya.....ya.....ya......semangat terus ya Thor.......
2022-09-27
2