Part 18: Musuh baru Helena

Malam menjelang, Helena mencoba membuka kedua matanya dan dia berusaha menggerakkan kedua tangan dan kakinya perlahan-lahan. Helena mencoba untuk mengangkat tubuhnya dengan sisa tenaga yang ada. Lalu dia menempelakan badannya ke tembok sambil memegangi perutnya yang lapar.

"Hei, wanita jal***! Bagaimana tidur siang mu? Sepertinya kamu tidur nyenyak sekali sampai jam segini kamu baru bangun!"ucap Tori.

"Suka-suka aku! Mau tidur lama atau cepat! Apa urusannya denganmu?!"ucap ketus Helena.

"Dasar manusia tidak tahu terima kasih! Harusnya kamu berterima kasih kepada kami, kamu masih bisa bernafas!"ucap Tori.

"Untuk apa aku berterima kasih kepada kalian? Memangnya kalian Tuhan?!"

"Eh...nyolotin banget wanita jala** ini!"Tori mulai emosi.

Tori bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Helena. Helena memasang wajah menantang, seakan-akan dia tidak takut sama sekali dengan apa yang akan dilakukan oleh Helena.

"Yang berkuasa di sel ini adalah aku! Jadi kamu harus tunduk kepadaku! Dan jangan coba-coba membantah atau melawanku. Kamu akan tahu akibatnya!"ancam Tori sambil menarik kepala Helena.

"Aku tidak takut kepadamu! Lagi pula aku tidak akan lama berada di sel yang menjijikkan ini. Nanti setelah aku dibebaskan, aku akan balas perbuatan kalian lebih kejam lagi!"

"Hahahaha..."suara tawa Tori dan anak buahnya.

Mereka tertawa terbahak-bahak mendengar ancaman Helena.

"Kamu terlalu banyak berkhayal wanita jala**! Orang seperti mu tidak akan bisa bebas hidup-hidup dari penjara ini, selama ada aku dan nyonya besar!"ucap Tori.

"Kamu belum tau siapa suamiku! Suamiku kaya, berkuasa dan berpengaruh di kota ini. Suamiku akan membalas perbuatan kalian kepadaku! Tunggu saja nanti kalau dia datang. Habislah kalian!"ancam Helena.

"Hahahaha..."semua penghuni sel tersebut tertawa kencang.

"Hei, kawan-kawan. Sepertinya kita terlalu kencang memukul kepala dia, akibatnya dia jadi gila!"ucap Tori.

"Wanita sombong seperti dia memang harus dibuat jadi gila,bos. Karena terlalu sombong dan tidak bisa menerima kenyataan."sahut salah satu anak buah Tori.

"Betul juga! Aku yang baru melihat wajahnya saja sudah muak, apalagi mendengar omong kosongnya itu!"ucap Tori.

"Sonya! Berikan dia segelas air. Seperti perintah nyonya besar tadi."

"Baik,bos!"

Sonya, salah satu anak buah Tori, memberikan segelas air putih kepada Helena.

"Minumlah!"ucap Sonya sambil menyodorkan gelas tersebut.

Helena mengambil dan melempar gelas pemberian Sonya. Gelas tersebut jatuh dan menumpahkan air di sekitar sel.

Melihat perilaku Helena, sontak Sonya dan Tori terkejut. Lalu Tori berjalan mendekati Helena dan menampar pipinya dengan membabi buta.

"Dasar wanita jala**! Sonya sudah baik memberikanmu segelas air, kamu malah melemparnya! Kurang ajar!"

"Aku tidak sudi menerima minuman atau makanan dari kalian! Kalian semua menjijikkan!"

"Tutup mulutmu, wanita jahan**!"Tori mulai emosi dan menampar pipi Helena lagi.

"Sudah Tori, sudah!"Sonya berusaha menghentikan Tori.

"Biar saja dia mati! Aku tidak suka ada tahanan baru yang songong kepada kita, tahanan lama disini!"

"Sudah Tori, sudah! Lebih baik kita istirahat saja. Kita harus menghemat tenaga kita untuk kegiatan besok."

Tori menghentikan aktivitasnya kepada Helena.

"Kamu benar,Sonya! Makanan lezat yang tadi aku makan akan terbuang sia-sia jika aku terus menampar wanita lakn** ini!"

"Ayo, semua kita istirahat! Biarkan saja dia kelaparan dan kehausan!"

Tori dan anak buahnya tidur di tempatnya masing-masing. Sedangkan Helena sedang berusaha menegakkan tubuhnya yang terkulai lemas.

"Sial! Mengapa nasibku jadi seperti ini! Aahh..! Ini semua gara-gara dokter sialan itu, si Olivia! Tidak akan aku biarkan dia bahagia bersama Jamieku!"gumam Helena sambil mengelus kedua pipinya.

"Aku akan melakukan apa saja untuk merebut Jamie dari dokter itu! Akan aku balas lebih kejam perbuatan dokter itu!"sambung Helena.

"Jamie...tidak akan aku izinkan kamu bahagia bersama dokter itu. Bagaimana pun cinta, jiwa, raga dan harta mu itu mutlak miliku. Ya...itu semua milikku! Hahaha..."Helena tertawa kecil.

Helena tak menyadari jika Tori dan Sonya mendengar ucapan Helena tersebut.

"Dasar wanita gila!"ucap Tori.

"Lebih baik kita tidur saja bos, daripada mendengar celotehan wanita gila itu!"

"Ya, kamu benar! Mari kita tidur. Biarkan saja dia jadi gila, paling tidak satu atau dua minggu dia akan mati karena kegilaannya itu!"

Tori dan Sonya kembali tidur di tempatnya masing-masing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!