Part 16: Lanjutkan atau akhiri?

Suasana dalam mobil yang di kendarai oleh Ajudan Lee terasa begitu hening.

"Tuan besar, apakah anda baik-baik saja?"tanya ajudan Lee khawatir.

Tuan Kudo tidak menjawab pertanyaan ajudannya. Dia hanya menatap kaca jendela mobil sambil memikirkan sesuatu.

Mengetahui tuan besarnya sedang melamun, Lee pun tidak berbicara lagi.

Sepuluh menit kemudian, Tuan Kudo memulai pembicaraan.

"Lee, tolong kembali ke rumah sakit."

"Anda ingin konsultasi dengan dokter anda,tuan?"

"Jangan banyak bertanya! Putar balik saja mobilnya ke rumah sakit!"

"Ba-baik tuan."

Ajudan Lee segera memutar balikkan mobilnya ke arah rumah sakit. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Lima menit kemudian mereka sampai di parkiran lobby rumah sakit. Setelah memarkirkan mobilnya, Lee hendak menuntun tuan besarnya kedalam rumah sakit tapi Tuan Kudo menepis tangannya.

"Aku bukan laki-laki tua renta yang harus di tuntun!"ucap ketus Tuan Kudo.

"Maafkan saya,tuan. Maafkan saya."Lee meminta maaf kepada tuan besar sambil membungkukkan badannya.

Tuan Kudo berjalan terlebih dahulu dan Lee mengikutinya dari belakang.

Lee heran mengapa tuan besar melewati lorong ruangan Dokter Shinosuke, dokter pribadinya. Tuan Kudo berjalan pelan-pelan menuju lorong ruang rawat inap dan dia berhenti di depan pintu ruang rawat menantu barunya, yaitu Nona Olivia.

Ingin rasanya Lee bertanya mengapa dia datang lagi ke tempat ini tapi dia tidak berani takut tuan besar emosi.

'Tok tok tok.'suara pintu di ketuk.

"Silahkan masuk."terdengar suara mempersilahkan masuk dari dalam ruangan.

Lee membukakan pintu untuk tuan besar. Tuan Kudo masuk perlahan dan berhenti sejenak sambil menatap Olivia dan orang tua.

"Selamat pagi. Oh maaf aku rasa sekarang sudah beranjak siang."ucap Tuan Kudo sambil tersenyum.

"Oh kamu, Kudo. Aku kira siapa. Ayo sini!"ajak Nyonya Takahashi.

Tuan Kudo pun berjalan perlahan menuju ranjang dimana menantunya itu masih terbaring.

"Halo, Takahashi. Apa kabarmu?"sapa Tuan Kudo.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu, Kudo?"tanya balik Tuan Takahashi.

"Aku ya...begini-begini saja. Tetap bersyukur kepada Tuhan, karena masih diberikan kesehatan dan umur panjang untuk bisa menjalani sisa hidup."

"Syukurlah..."jawab Nyonya Takahashi.

"Apakah aku mengganggu kalian?"tanya Tuan Kudo.

"Tidak sama sekali, Kudo. Duduklah!"Nyonya Takahashi merapikan sebuah kursi untuk diduduki oleh partner bisnisnya yang sekarang sudah menjadi besannya itu. Lee membantu Nyonya Takahashi dengan mengangkat kursi itu dan memberikannya kepada tuan besar.

"Bukankah dia ajudan dan sekretaris putramu?"tanya Tuan Takahashi sambil menunjuk kearah Lee.

"Iya, dia memang sekretaris di kantor putraku tapi dia juga merangkap ajudanku. Apakah kamu keberatan jika dia hadir di ruangan ini?"

"Oh tidak! Biarkan saja dia disini. Aku rasa ajudanmu sudah kamu anggap seperti anakmu sendiri."ucap Tuan Takahashi.

"Iya, kamu benar Takahashi. Lee merupakan anak dari rekan bisnisku yang dulu, saat aku mulai pertama kali membangun kerajaan bisnis Kudo Enterprise. Setelah kedua orangtuanya meninggal, aku merawat, menjaga, memberikan dia rumah, pendidikan, pakaian dan uang sama seperti yang aku lakukan kepada putra semata wayangku, Jamie. Aku sudah menganggap Lee seperti putraku sendiri."

"Kamu sangat dermawan dan baik,Kudo. Semoga Tuhan membalas kebaikanmu."ucap Ayah Olivia.

"Terima kasih pujianmu. Kamu juga ayah yang baik, Takahashi. Mario dan Olivia tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang pintar, cerdas, sukses, tampan dan cantik seperti kamu dan istrimu."

"Terima kasih juga pujianmu. Aku mendidik Mario sangat keras agar dia bisa menjadi pria mandiri dan bertanggung jawab agar kelak nanti saat Tuhan mengambil nyawaku, dia bisa menggantikan bisnis yang dijalankan ibunya. Sedangkan putri kesayangnku ini..."sambil mengelus rambut Olivia.

"Aku akan memberikan bisnis rumah sakitku kepadanya karena dia dokter yang handal. Aku yakin rumah sakitku akan berkembang pesat di tangannya."

"Ayah...jangan berlebihan begitu."ucap Olivia.

"Ayah tidak berlebihan sayang. Ketika kamu sudah bercerai dengan suamimu, kamu bisa berdiri sendiri tanpa harus mengemis nafkah darinya."sindir Tuan Takahashi.

Seluruh orang yang ada di dalam ruangan sangat terkejut dengan ucapan Tuan Takahashi. Olivia pun tidak menyangka ayahnya akan berbicara seperti itu di depan ayahnya Jamie.

"Bercerai? Apa maksudmu, Takahashi?"tanya Tuan Kudo bingung.

"Aku pastikan putriku akan menggugat cerai putramu!"

"Ada masalah apa kamu dengan putraku?"

"Putramu sudah membuat putriku dan kami, sebagai orang tua Olivia, tercabik-cabik hatinya mendengar putramu masih mencintai mantan istrinya!"

"Helena? Maksudmu?"

"Iya! Tadi dia bilang kepada kami bahwa dia masih mencintai dan menyayangi Helena. Padahal wanita kep***t itu sudah melukai putriku."

"Apakah bercerai itu solusi terbaik untuk anak-anak kita, Takahashi?"

"Iya!"tegas Tuan Takahashi.

"Mengapa kamu tidak bertanya terlebih dahulu kepada putrimu?"

"Aku yakin Olivia setuju dengan keputusanku!"

Tuan Kudo mendekati ranjang Olivia. Dia memegang tangan Olivia dengan erat dan menatap wajahnya yang cantik dan segar.

"Bagaimana denganmu, Olivia? Apakah kamu ingin menyudahi pernikahan ini? Atau kamu ingin melanjutkan?"tanya Tuan Kudo.

"Hmm...aku...aku..."Olivia menjawab dengan terbata-bata.

Nyonya Takahashi yang melihat kebimbangan di wajah putrinya, langsung mencairkan suasana.

"Kalian berdua seharusnya tidak membahas masalah itu. Nanti putriku tidak sembuh dari sakitnya.

Tuan Kudo dan Takahashi menghela nafas panjang, sebagai tanda bahwa mereka harus menahan kecewa karena belum mendengarkan jawaban dari Olivia.

"Baiklah. Aku akan tunggu dirimu di rumah kami. Aku sudah siapkan kamar untuk mu, menantuku."

"Eh...tidak usah repot-repot ayah mertua."jawab Olivia.

"Kehadiranmu sudah lama aku tunggu."ucap Tuan Kudo.

"Jika dokter sudah mengizinkanmu pulang, telepon aku saja. Nanti aku akan memerintahkan Jamie untuk menjemputmu."

"Baik, ayah mertua."

"Aku permisi dulu. Terima kasih sudah mengizinkanku menjenguk putrimu, Takahashi."

Tuan Takahashi sama sekali tidak merespon ucapan Tuan Kudo. Nyonya Takahashi berinisiatif membalas ucapan Tuan Kudo.

"Sama-sama, Kudo."jawab Nyonya Takahashi sambil menundukkan kepalanya sedangkan Tuan Takahashi membuang wajahnya ke arah tembok rumah sakit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!