Part 15: Tuan Kudo Kecewa

Tuan dan Nyonya Takahashi serta Olivia terkejut dengan kejujuran Jamie. Mereka tidak menyangka, Jamie berani mengakui bahwa dia masih memendam rasa kepada mantan istrinya, Helena.

Mendengar pengakuan Jamie, Olivia menundukkan kepalanya. Dia berusaha tegar dan menahan air matanya. Tuan Takahashi menatap sekilas wajah putrinya itu. Dia mengangkat kepalanya dan menatap wajah istrinya.

"Apa kamu dengar yang dia ucapkan tadi?"tanya Tuan Takahashi. Nyonya Takahashi terdiam sambil memegang dadanya. Terlihat sekali raut wajah kecewa Nyonya Takahashi terhadap menantu pilihannya itu.

"Inilah menantu pilihanmu! Anak laki-laki dari partner kerja mu yang kamu pilihkan untuk putri kesayanganmu. Kamu selalu meyakinkanku bahwa laki-laki bere*g**k ini akan membahagiakan dan mencintai putri kita. Tapi kenyataannya...TIDAK! Dia sudah mengecewakan kita terlebih lagi putri kita."Ucap Tuan Takahashi kepada istrinya.

"Tatap wajah putrimu! Tatap wajahnya!"teriak Tuan Takahashi.

Nyonya Takahashi menatap wajah putrinya yang masih menundukkan kepalanya.

"Masihkah kamu mempertahankan dia sebagai menantumu? Masihkah kamu mempercayakan dia untuk hidup se-mati bersama putri kita?!"

"Ayah...ayah...jangan berbicara seperti itu kepada ibu."ucap Olivia yang sudah berani mengangkat kepalanya. Dia tidak tega, ibunya dicecar berbagai pertanyaan yang menyudutkan oleh ayahnya.

"Jangan salahkan ibu saja. Aku juga patut ayah salahkan. Karena aku menerima tawaran Tuan Kudo, ayahnya Jamie, sehingga aku mau menikah dengan Jamie."

"Tidak! Kamu tidak bersalah! Kamu hanyalah korban dari obsesi ayahnya Jamie dan ibumu!"ucap Tuan Takahashi sambil menggenggam tangan putrinya. Olivia mencium tangan ayahnya seakan ingin menenangkan ayahnya yang sedang emosi dengan ucapan Jamie tadi.

"Jamie, aku minta kamu untuk pergi dari sini. Kita selesaikan urusan pernikahan kita nanti setelah aku keluar dari rumah sakit."ucap Olivia dengan nada tenang.

"Tapi Olivia..."

"Pergilah! Sebelum ayahku tambah emosi lagi!"perintah Olivia.

"Baiklah. Aku pergi dulu, Olivia."pamit Jamie.

Jamie berjalan menuju pintu keluar. Saat dia menutup pintu ruang rawat Olivia, dia terkejut dengan kehadiran ayahnya, Tuan Kudo, yang sedang duduk di kursi tunggu depan ruangan

"A-a-ayah..."ucap Jamie terbatah-batah.

"Apa yang ayah lakukan disini?"tanya Jamie.

Tuan Kudo tidak menjawab pertanyaan Jamie, dia hanya menundukkan kepalanya sambil memegang tongkat dengan tangan kanannya.

"Aku ingin melihat menantuku, tapi... Sepertinya aku akan kehilangan menantuku itu untuk selama-lamanya."ucap Tuan Kudo dengan wajah sedih.

"A-a-apa maksud ayah?"tanya Jamie bingung.

"Olivia sudah sadar dan dia sudah sehat ayah."jelas Jamie.

"Ya, aku sangat senang dia sudah sadar tapi yang belum sadar dari mimpi itu putraku sendiri!"ucap Tuan Kudo sambil menghela nafas panjang.

"Apa maksud ayah?"

"Aku rasa kamu mengerti maksudku."

Tuan Kudo melirik ke arah ajudan Lee yang sedang berdiri di sampingnya.

"Lee, tolong antarkan aku pulang. Sepertinya kesehatanku mulai memburuk."ucap Tuan Kudo kepada ajudan Lee.

Belum sempat Lee menjawab permintaan tuan besarnya, Jamie mendekati ayahnya yang sedang duduk di hadapannya.

"Penyakit ayah kumat lagi? Aku antar ayah ke dokter Shinosuke."ucap Jamie sambil memegang lengan kanan ayahnya.

"Lepaskan tanganmu!"Tuan Kudo menepis tangan putranya.

"Ayah..."ucap Jamie yang terkejut dengan sikap ayahnya.

"Aku tidak butuh pertolongan dari anak yang tidak bersyukur seperti mu!"ucap ketus Tuan Kudo.

"A-a-apa maksud ayah?"ucap Jamie bingung.

"Lee, antarkan aku pulang sekarang!"pinta Tuan Kudo.

"Baik, tuan."jawab Ajudan Lee.

Ajudan Lee membantu Tuan Kudo untuk berdiri. Dia menuntunnya sampai ke mobil yang diparkirkan di basemen rumah sakit. Jamie tetap mengikuti ayah dan ajudannya dari belakang. Saat ayahnya sudah masuk kedalam mobil, Tuan Kudo melarang Jamie pulang bersama dengannya.

"Aku melarangmu pulang bersama ku. Lebih baik kamu selesaikan kebodohan yang telah kamu lakukan tadi! Cepat kembali kedalam ruang rawat "ucap sinis Tuan Kudo.

"Kebodohan apa yang ayah maksud?"tanya Jamie bingung.

Tuan Kudo tidak menghiraukan pertanyaan Jamie. Dia langsung menutup pintu mobil dan menyuruh Lee untuk segera menjalankan mobil.

Jamie terdiam sambil menatap mobil yang membawa ayahnya sudah keluar dari basemen.

"Ya Tuhan...kebodohan apa yang dimaksud ayah tadi?"gumam Jamie dalam hati.

Jamie tidak menuruti perintah ayahnya. Dia berjalan keluar basemen rumah sakit. Dia berjalan menuju trotoar jalan untuk menghentikan sebuah taksi. Beberapa menit kemudian, dia mendapatkan sebuah taksi dan meminta sopir taksi itu mengantarnya menuju kantornya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!