Keesokkan harinya, Olivia mampir ke kantor ibunya sebelum menuju rumah sakit.
"Selamat pagi, nona. Maaf Nyonya Takahashi sedang ke luar bertemu klien bersama Tuan Kudo."ucap Aiko, sekretaris Nyonya Takahashi.
"Selamat pagi, Aiko. Saya sudah tau, tapi saya mau bertemu dengan Tuan Jamie Kudo. Apakah dia sudah datang?"tanya Olivia.
"Maaf nona, anda ada urusan apa mau bertemu dengan Tuan Jamie?"tanya Aiko penasaran.
"Aku mau bicara dengan dia sebentar. Kamu bisa temani aku ke ruangannya? Kamu tidak sibukkan?"tanya Olivia.
"Tidak,nona."jawab Aiko.
"Ayo!"ajak Olivia.
Mereka berjalan menuju ruangan Tuan Muda Jamie Kudo. Aiko berbicara dengan sekretaris Lee, yang merupakan ajudan dari Jamie Kudo.
"Silahkan, Nona Takahashi."ucap Ajudan Lee sambil membukakan pintu ruangan bosnya.
"Terima kasih, Ajudan Lee."jawab Olivia.
Mereka berdua masuk kedalam ruangan kerja Jamie Kudo. Aiko tidak diizinkan masuk oleh Lee, jadi dia menunggu di depan meja kerja ajudan Lee.
"Maaf Tuan, ada Nona Olivia Takahashi ingin bertemu."ucap Ajudan Lee.
"Kalau dia ingin bicara rencana perjodohan aku dengan dia lebih baik kamu suruh dia pulang! Aku sedang tidak mood bicarakan hal tersebut!"ucap Jamie dengan nada sinis.
Ajudan Lee merasa tidak enak dengan ucapan yang disampaikan oleh bosnya itu. Mendengar ucapan sinis dari Jamie, akhirnya Olivia membalas ucapan tersebut.
"Aku kesini hanya ingin memberikan ini!"Olivia melemparkan sebuah map berisikan dokumen kesehatan ke meja kerja Jamie.
"Riwayat kesehatan pasien? Untuk apa ini?"tanya Jamie kesal.
"Itu adalah foto copy dokumen riwayat kesehatan Helena-mu! Kamu tidak perlu susah-susah mencarinya! Permisi!"ucap Olivia sambil pergi ke luar ruang kerja Jamie.
Jamie tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, dia terdiam sambil menatap punggung Olivia yang sedang berjalan keluar ruang kerjanya. Sedangkan Lee hanya bisa menggelengkan kepalanya dan memasang wajah kecewa kepada bosnya itu.
Setelah Olivia keluar dari ruang kerjanya,Jamie membaca dokumen riwayat kesehatan milik Helena. Dia terkejut dengan diagnosa dokter mengenai kesehatan Helena sekarang.
"Apa?! Helena-ku mengidap penyakit kanker servik stadium akhir! Aku tak menyangka ini,Lee!"ucap Jamie memasang wajah sedih sambil melempar dokumen tersebut ke lantai.
Melihat dokumen riwayat kesehatan Helena berserakan di lantai, Ajudan Lee pun mengambilnya dan mengumpulkannya. Lee membaca dokumen tersebut dan setelah itu dia meletakkannya di atas meja kerja tuannya.
"Seharusnya tuan berterima kasih kepada Nona Olivia, karena dia bisa menemukan mantan istri anda."ucap Ajudan Lee.
"Nanti saja. Ayo antarkan aku ke apartemen Helena sekarang!"ucap Jamie sambil mengambil jasnya.
Jamie dan Lee pun pergi meninggalkan kantor menuju apartemen Helena.
Sampailah mereka di sebuah apartemen modern dan elit yang letaknya di samping mal pusat kota.
"Lee, tolong tanya resepsionis nomor apartemen Helena."perintah Jamie.
"Baik, tuan."
Ajudan Lee turun dari mobil dan menuju meja resepsionis. Jamie bisa melihat jelas, Lee sedang berbicara dengan seorang resepsionis wanita sambil menyodorkan ponselnya. Tak berapa lama, Ajudan Lee masuk lagi kedalam mobil.
"Saya sudah bertanya dengan resepsionis tersebut. Dalam data base mereka, tidak ada nama Helena Kimura. Lalu saya menunjukkan foto nona Helena yang dulu pernah saya simpan dan resepsionis itu mengenalinya. Dia mengenalinya sebagai Nyonya Helena Smith, karena apartemen yang ditempati nona Helena sekarang atas nama Tuan Smith."ucap Ajudan Lee.
"Ooh...jadi mereka masih bersama?"tanya Jamie.
"Menurut resepsionis tadi, Nyonya Helena tinggal sendiri dan Tuan Smith hanya datang seminggu tiga kali tapi sudah hampir dua bulan ini, dr. Smith tidak pernah datang."
"Darimana dia tau kalau dokter sialan itu tidak pernah datang lagi?"
"Dia bilang dr. Smith selalu duduk di coffee shop itu tiap kali dia datang dan memberikan tip yang besar untuk semua karyawan wanita di coffee shop tersebut."
"Masih tebar pesona dia! Dasar playboy"
"Kamu dapat alamat lengkap apartemennya?"
"Ya, tuan. Anda mau kesana?"
"Ya!"
"Untuk apa,tuan? Terakhir kali saya melihat tuan terpuruk ketika Nona Helena bercinta dengan Tuan Smith, sampai sekarang tuan masih menutup diri dari perempuan di luar sana. Masih banyak perempuan yang lebih baik dan cantik dari Nona Helena."
"Aku hanya ingin melihat keadaannya saja, Lee."
"Baiklah. Saya akan ikut tuan kedalam, hanya berjaga-jaga jika terjadi sesuatu kepada tuan. Tapi maaf sebelumnya tuan, saya orang kedua yang tidak setuju tuan kembali lagi ke pelukan Nona Helena. Jika tuan melakukan itu, saya akan mengundurkan diri!"ancam Lee.
Mereka berdua masuk kedalam gedung apartemen dan menaiki sebuah lift menuju ke lantai 17.
Sampai di lantai 17, Lee berjalan di depan sebagai penunjuk arah. Lima menit kemudian dia berhenti di sebuah pintu putih bertuliskan angka 7H. Disitulah Nona Helena tinggal.
"Ini dia,tuan!"
"Kamu yakin, Lee?"
"Yes. I'm sure!"
"Saya atau tuan yang pencet belnya?"
"Saya saja!"jawab Jamie sambil melangkah ke depan pintu dan memencet bel.
'Tring Tring Tring'
"Ya. Tunggu sebentar!"terdengar suara dari dalam apartemen.
Seorang wanita berparas cantik membuka pintu dengan memakai piyama yang sedikit terbuka dan rambut yang berantakan. Wanita tersebut sangat terkejut dengan kemunculan Jamie di depan apartemennya.
"Ja-ja-jamie..."ucap Helena.
"Hai, Helena! Apa kabar?"sapa Jamie.
"Darimana kamu tau aku tinggal disini?"tanya Helena.
"Teman Lee yang memberitahuku. Boleh aku masuk?"ucap Jamie dengan penuh kebohongan.
"Eh...sorry! Aku tidak bisa mengizinkanmu masuk."
"Kenapa? Ada Brian ya?"
"Ahh...tidak! Aku sudah lose contact dengannya!"
"Lalu?"
"Ng... itu... ng..."Helena kebingungan.
"Aku hanya ingin ngobrol dengan mu sebentar."
"Aku juga ingin tapi..."
"Tapi apa Helena?"
"Lena...lena...! Lama sekali sih?!"teriak seorang laki-laki paruh baya berjalan menuju ruang tengah.
"Eh...maaf,om! Ada teman aku, dia hanya mampir sebentar."jawab Helena.
"Cepat lah! Obatku sudah mulai bereaksi! Aku sudah tidak sabar!"teriak pak tua itu.
"Iya, om. Sepuluh menit lagi, aku akan ke kamar."
"Baik. Sepuluh menit! Jika kamu tidak datang dalam sepuluh menit, aku tidak akan memberikanmu uang!"ancam pria tua itu sambil masuk kedalam kamar.
"Ternyata kamu masih Helena yang dulu, yang rela menjual kehormatannya demi uang!"sahut Jamie sinis.
Mendengar hinaan yang dilontarkan Jamie, Helena naik pitam.
"Ya! Apa yang kamu katakan benar! Aku tidak bisa hidup tanpa uang!"
"Kamu tau! Aku rela menentang ayah dan alamarhumah ibuku demi dirimu! Tapi ternyata... apa yang mereka katakan benar semua! Kamu tidak lebih dari sampah!"
"Kamu baru menyadarinya sekarang? Kamu kira aku benar-benar mencintaimu? Aku hanya cinta uang dan hartamu!"
"Lalu, bagaimana dengan Brian? Apa kamu juga cinta hartanya?"
"Brian itu berbeda denganmu! Dia bukan hanya punya harta dan uang tapi dia membuatku bergairah. Sedangkan kamu, pria kaku dan tidak membuatku bergairah!"ucap Helena memanas-manasi Jamie.
Mendengar ucapan Helena, Jamie emosi. Dia ingin menampar wajah Helena tapi dia tidak berani melakukannya karena masih ada rasa di hatinya untuk Helena.
"Tuan, lebih baik kita pergi dari sini."ajak Lee.
"Kau bawa saja tuanmu ini. Dia sudah tidak bermanfaat lagi untukku! Aku sudah punya tuan baru!"sindir Helena.
"Ayo tuan..."Lee mendorong tubuh Jamie untuk segera meninggalkan apartemen itu.
"Oh iya, jangan lupa bertobat dan berobat nona, sebelum kanker yang menggerogoti tubuh anda menjalar kemana-mana. Saya permisi!"teriak Lee sambil menggandeng Jamie menuju lift yang tidak jauh dari apartemen Helena.
Helena terkejut dengan ucapan Lee. Dia bertanya-tanya darimana Lee tahu penyakit yang sedang diidapnya. Helena segera menutup pintu apartemennya dan menuju kamar untuk melayani tuan barunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments