Dua minggu kemudian...
Untuk mempererat hubungan bisnis dengan keluarga Kudo, Nyonya Takahashi mengadakan makan malam bersama di kediamannya. Olivia tidak mengetahui hal tersebut,karena sudah dua bulan dia sibuk dengan pekerjaannya. Jadwal praktek dan pasiennya semakin banyak, sehingga waktu dia bersama keluarga sangat kurang.
Suasana makan malam hari itu sangat hangat dan harmonis. Acara malam ini hanya dihadiri keluarga inti kedua belah pihak.
Olivia yang baru saja turun dari mobil, terheran-heran mengapa suasana di dalam rumahnya begitu ramai dengan tawa dan canda. Dia semakin penasaran, dia masuk kedalam rumah menuju ruang makan.
"Se-la-mat ma-lam"sapa Olivia dengan ragu-ragu.
Olivia tidak menyangka, tamu yang diundang makan malam hari ini adalah keluarga Kudo, rekan bisnis ibunya.
"Oh sayang... kamu sudah pulang. Ibu tidak mendengar suara mobilmu. Ayo...duduk disamping ibu dan ayah."ucap Ibu sambil menarik kursi kosong untuk Olivia.
"Terima kasih,bu"jawab Olivia.
"Apa kabar, Olivia? Sudah lama tidak datang ke kantor ibumu?"tanya Tuan Kudo.
"Baik,om. Maaf jadwal praktek saya di tambah jadi belum waktu istirahat. Om sendiri sudah sehat?"tanya Olivia dengan nada sopan.
"Sudah lebih baik. Terima kasih sudah menolong om waktu itu. Kalau tidak ada kamu, mungkin om sudah tergeletak di rumah sakit ayahmu."jawab Tuan Kudo.
"Sama-sama,om."jawab Olivia.
"Oliv, ibu boleh minta tolong?"
"Minta tolong apa,bu?"
"Ayah, ibu, dan Om Kudo mau rapat sebentar di ruang kerja ayah. Nanti tolong temani Jamie ngobrol ya,sayang..."
"Ngobrol apa? Aku tidak suka dunia bisnis."
"Ngobrol tentang kesibukan kalian masing-masing saja."sahut Tuan Kudo.
"Iya, betul itu!"sahut ibu.
"Ayo, ayah dan Tuan Kudo. Kita lanjut bicarakan bisnis kita di ruang kerja sambil ngopi."ajak ibu sambil berdiri bergandengan tangan dengan ayah.
Ketiga orang itu meninggalkan Olivia dan Jamie hanya berdua. Selama sepuluh menit mereka hanya duduk diam dan memainkan ponsel masing-masing. Beberapa menit kemudian datanglah seorang pelayan senior keluarga Takahashi mendekati meja makan.
"Maaf Nona dan Tuan Muda Kudo. Kami ingin membersihkan meja makan ini. Kalian berdua bisa melanjutkan obrolan di meja taman depan. Itu pesan Nyonya Takahashi."ucap Pelayan Wong.
"Aakhh...ibu masih saja dengan rencananya itu!"ucap Olivia dalam hati.
"Baik, Pak Wong. Terima kasih infonya. Kami akan segera kesana."jawab Olivia.
Olivia berjalan menuju meja taman dengan di ikuti oleh Jamie yang berjalan di belakangnya.
Mereka duduk saling berhadapan tapi tidak saling mengobrol. Jamie sibuk dengan ponselnya, sedangkan Olivia sibuk dengan buku novel yang selalu dia bawa.
"Sial! Baterai ponselku habis!"ucap Jamie dengan nada kesal.
"Kau bisa mengisi daya ponselmu di stop kontak dekat pintu masuk itu."ucap Olivia sambil menunjuk ke arah pintu masuk rumahnya.
"Oh oke!"jawab Jamie singkat.
Jamie bergegas menuju stop kontak yang tadi di beritahukan Olivia. Setelah mengurus ponselnya, dia kembali duduk di meja taman sambil menikmati cokelat hangat yang dibuatkan Pak Wong untuk merek.
"Sruuputt...hmm...enak sekali cokelat hangat ini!"puji Jamie.
"Itu cokelat asli yang aku bawa dari Australia."jawab Olivia.
"Kamu itu perempuan manja yang hanya bisanya menghabiskan harta orang tua!"
"Apa maksudmu?"tanya Olivia dengan nada kesal.
"Iya. Kamu pasti minta kuliah di Australia sama ayahmu. Karena kalau aku lihat, kamu sangat dekat dengan ayahmu dibandingkan ibumu. Apa pun yang kamu minta pasti ayahmu kabulkan, secara ayahmu sukses di dunia bisnis kesehatan. Maka dari itu kamu kuliah kedokteran di Australia dengan biaya yang tidak sedikit. Dasar perempuan manja!"
"Maaf Tuan Kudo yang terhormat! Aku kuliah di Australia murni beasiswa dari negara kangguru itu, dan hidupku dibiayai oleh negara itu juga. Aku juga bekerja menjadi dokter di panti jompo. Jadi, kalau kamu bilang aku hanya bisa menghabiskan uang orang tuaku, anda salah besar!"
Jamie terkejut dengan apa yang sudah disampaikan Olivia. Dia tidak menyangka jika Olivia itu perempuan mandiri dan lebih berprestasi dibandingkan dirinya.
Jamie berusaha mengganti topik pembicaraan.
"Orang tua kita gencar menjodohkan kita. Aku pernah bilang saat di kantorku, kalau aku tidak menyukai dan mencintaimu. Ingat, kan?"
"Ya. I remember that. So?"
"Aku menolak dijodohkan oleh mu! Aku masih mencintai istriku yang dulu.
"Oh...istrimu yang hanya beberapa jam itu?"
"Apa kamu sudah mendengar ceritaku yang dulu?"
"Ya. Aku sudah dengar gosip tentang pernikahanmu yang hanya beberapa jam itu."
"Wow! Aku tak menyangka ceritaku sampai ke Australia!"
"Ceritamu viral! Sampai media sosial dan media cetak mengabarkan beritamu. Itu yang aku dengar selama tinggal disana. Who is the woman?"
"Dia... Helena. Dia sedang bersembunyi dariku, tapi aku akan mencarinya sampai ketemu. Jika aku bertemu dengannya, aku akan kawin lari dengannya."
"Apakah ayahmu tahu rencanamu ini?"
"Ayahku tidak boleh tahu! Aku tidak ingin kehilangan ayah, seperti aku kehilangan ibuku!"
"Apa kamu tega melihat ayahmu sakit-sakitan seperti itu?"
"Tentu saja aku tidak tega tapi...aku tidak bisa membohongi hati ini, kalau aku masih mencintai Helena. Aku ingin mendengar penjelasan darinya mengapa dia melakukan itu di malam pertama kami!"
"Jikalau Helena bilang kalau dia hanya pura-pura mencintaimu. Apa yang akan kamu katakan?"
"Akhh! Itu tidak mungkin! Kami berdua saling mencintai. Pasti sepupuku yang dokter itu, memaksanya untuk bercinta dengannya! Aku tau sifat dan karakter sepupuku itu, tidak mungkin Helena menggodanya!"
Olivia terdiam mendengar ucapan dari Jamie. Dia melihat wajah Jamie dan terlihat jelas bahwa Jamie masih menaruh harapan kepada Helena.
"Jadi... kamu jangan berharap untuk bisa menarik perhatian dan simpatiku. Karena cinta dan hatiku hanya untuk Helena!"sambung Jamie
"Sudah bicaranya?"
"Ya."
"Maaf saya pun tidak menyetujui perjodohan ini. Saya juga tidak suka dengan orang sombong, kasar dan tukang mengancam seperti anda! Silahkan cari dan temukan Helena anda. Saya tidak peduli! Permisi! "ucap Olivia dengan nada kesal dan pergi meninggalkan Jamie.
Olivia meninggalkan Jamie seorang diri di kursi taman. Dia masuk kedalam kamarnya. Jamie masih duduk di kursi taman sambil menatap langit yang malam ini bertabur bintang-bintang.
"Helena...dimana kamu sekarang?"gumam Jamie dalam hati.
"Aku ingin bertemu dan meminta penjelasanmu, mengapa kamu memperlakukan aku seperti ini?"gumam Jamie lagi.
Tidak lama kemudian, Tuan Kudo, Nyonya dan Tuan Takahashi muncul dari dalam ruang kerja Tuan Takahashi.
"Loh...kamu kok sendiri? Dimana Olivia?"tanya Nyonya Takahashi.
"Tadi dia menemaniku mengobrol, lalu dia izin ke toilet sebentar."jawab Jamie.
"Apakah ayah sudah selesai rapatnya?"tanya Jamie kepada ayahnya.
"Iya. Mari kita pamit, sudah hampir tengah malam."ucap Tuan Kudo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments