Part 17: Awal siksaan Helena

"Hei, Bu sipir! Lepaskan aku! Lepaskan aku!"teriak Helena dari balik jeruji besi.

"Kamu tidak tahu, siapa aku ini? Aku istri dari tuan muda Kudo, Jamie Kudo! Pemilik gedung Kudo Enterprise!"teriak Helena sambil menyombongkan dirinya.

"Berani-beraninya kalian menjebloskan aku satu sel dengan wanita-wanita miskin dan tak berotak seperti mereka! Mereka itu bukan levelku!"sindir Helena sambil menatap sepuluh tahanan wanita bertato di lengan kanannya.

"Cepat lepaskan aku!"teriak Helena sambil menggoyang-goyangkan pagar jeruji besi yang ada di hadapannya.

Tak berselang lama datanglah seorang wanita yang merupakan petugas sipir senior di penjara tersebut.

"Hei! Berisik sekali kamu! Kamu ini ada di penjara bukan di hutan! Seenaknya kamu teriak-teriak begitu!"

"Lepaskan aku! Lepaskan aku, wanita tua!"Helena memerintahkan petugas sipir itu untuk membuka pagar jeruji besi tersebut.

"Besar juga nyalimu, wanita jal***! Berani-beraninya kamu menghina aku di depan teman-teman satu sel mu!"

"Aku tidak takut dengan mu! Kamu hanyalah pegawai rendahan!"

"Kamu bilang apa tadi?"

"Pegawai rendahan!"

"Apa?!"

"Pegawai rendahan! Kamu tuli ya? Segera periksakan kedua telingamu ke dokter!"sindir Helena.

"Bereng***!!" ucap sipir wanita itu dengan wajah kesal.

"Tori!" sipir wanita itu memanggil salah satu tahanan wanita yang berada satu sel dengan Helena.

"Ya. Nyonya besar."jawab tahanan wanita itu.

"Kamu kasih pendatang baru kita pelajaran! Pelajaran agar pendatang baru ini bisa menjaga sikap dan ucapannya."perintah petugas sipir senior itu.

"Pelajarannya cepat atau lamban, nyonya?"

"Kamu kasih dua-duanya saja! Agar dia tidak bisa macam-macam dengan petugas disini!"

"Apa imbalannya untuk ku dan anak buah ku?"

"Kamu tidak perlu takut! Akan aku siapkan makan siang dan malam yang lezat untuk kalian semua kecuali dia!"jari telunjuk sipir tersebut mengarah ke wajah Helena.

"Kamu tak perlu khawatir, aku juga akan izinkan kalian untuk menelepon keluarga kalian dengan ponselku asal kalian memberikan pelajaran yang tidak akan pernah dia lupakan!"

"Dengan senang hati, aku dan anak buah ku akan melaksanakan perintahmu, nyonya!"jawab Tori sambil tersenyum sinis kepada Helena.

"Bagus!"

"Lakukan sekarang!"

"Baik,nyonya!"

Petugas sipir itu pergi meninggalkan sel tahanan Helena.

Tori memberikan aba-aba kepada anak buahnya yang ada di dalam sel.

"Kalian dengar apa yang dikatakan nyonya tadi?"tanya Tori sambil menatap sinis kepada Helena.

Seluruh anak buah Tori mengangguk.

"Lakukan perlahan-lahan dulu baru kita lakukan dengan cepat."

"Baik, bos!"jawab seluruh anak buah Tori.

Seluruh anak buah Tori berjalan mendekati Helena. Helena yang didekati, langsung ketakutan. Dia berlari-larian di dalam sel yang berukuran 40x40 itu.

Helena dikepung oleh sembilan anak buah Tori. Dua orang anak buah Tori memegang kedua tangan Helena, dia mencoba berontak tapi tenaga Helena tidak sekuat anak buah Tori.

Anak buah Tori memukul wajah, dada, perut, punggung, paha dan kepala Helena secara bergantian. Sisanya menginjak kedua kaki Helena bahkan sampai ada yang mematahkan kedua kakinya. Helena tidak henti-hentinya berteriak meminta pertolongan tapi tidak ada satupun petugas sipir yang datang. Mereka pura-pura tidak mendengar. Mereka menutup kedua telinga mereka dengan headphone sambil mendengarkan musik dari ponsel.

Sepuluh menit kemudian, Tori memerintahkan anak buahnya untuk berhenti. Dia mendekati Helena yang sudah tidak berdaya dengan pakaian dan celana yang sudah koyak dan wajah serta sekujur tubuh yang penuh luka.

"Hei, wanita jal***!"ucap Tori sambil menjambak rambut Helena.

"Sakit...sakit..."teriak Helan dengan suara pelan.

"Jaga sikap dan ucapanmu! Disini akulah yang berkuasa! Hormati kami! Mengerti?"

"Me-me-mengerti."

"Bagus! Sekarang kamu itu kacung kami! Apa pun yang kami perintahkan, harus kamu laksanakan. Kamu mengerti?"

"I-i-iya."

"Bagus!"

"Letakkan tubuhnya di pojok ruangan!"perintah Tori kepada anak buahnya.

Kedua anak buahnya meletakkan Helena di pojok ruangan tanpa alas apa pun.

"Mari kita istirahat sejenak sambil menunggu makanan lezat kita datang."

"Baik,bos!"jawab seluruh anak buah Tori.

Sepuluh menit kemudian, datanglah dua orang sipir dengan membawa 1 buah troli berisi 15 nasi kotak, 15 botol minuman soda dan 15 makanan manis.

"Hei, Tori! Ini hadiah dari nyonya besar untuk dirimu dan anak buahmu."ucap salah satu sipir yang berbadan gempal.

"Terima kasih."jawab Tori.

Tori menyuruh dua anak buahnya untuk menerima makanan dan minuman itu.

"Oh iya, satu lagi pesan dari nyonya besar. Jangan kamu beri makan tahanan baru itu! Biarkan dia puasa smp malam. Kalau dia bangun, beri saja dia minum!"

"Dengan senang hati!"jawab Tori sambil melirik ke arah Helena.

Tori dan semua anak buahnya makan dengan lahap. Mereka tidak menghiraukan Helena yang masih pingsan di sudut ruangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!