Part 13 :Panggil aku Tuan Takahashi

Di rumah sakit

Olivia sedang beristirahat dengan lelapnya di dalam ruang rawat inap setelah dokter menyuntikkan beberapa obat untuk menghilangkan rasa nyeri pasca operasi di telapak kakinya. Tak hanya itu, Tuan Takahashi sudah menyiapkan beberapa dokter untuk mengatasi trauma yang dialami oleh putrinya itu.

Nyonya Takahashi terus menangis sambil duduk disamping putrinya yang sedang tertidur lelap. Sedangkan Mario dan ayahnya sedang menunggu di depan ruangan tersebut.

Mario sudah menugaskan beberapa orang bodyguard untuk mengamankan rumah sakit dan lantai ruangan dimana adiknya dirawat.

"Kamu sudah pastikan semuanya aman, Mario?"tanya ayahnya.

"Sudah,ayah. Ayah jangan khawatir."jawab Mario.

"Baiklah. Kalau begitu ayah mau masuk kedalam. Ayah ingin bicara dengan ibumu sebentar. Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana."perintah ayah.

"Baik, ayah."jawab singkat Mario.

Tuan Takahashi masuk kedalam ruang rawat tersebut dan duduk disebelah istrinya.

"Ibu lebih baik pulang saja sama Mario. Biarkan ayah yang menjaga Olivia malam ini."ucap ayah.

"Tidak, ayah. Biar ibu saja yang menginap malam ini. Lebih baik ayah istirahat di rumah. Ayah kan lelah setelah menyelamatkan Olivia tadi."jawab ibu.

"Fisik ku tidak lelah, bu. Hanya hati dan jiwaku lemas melihat putriku terkapar seperti ini di malam pernikahannya. Seharusnya malam ini dia berbahagia tapi Tuhan berkehendak lain... Mungkin memang ini sudah suratan takdir yang harus dijalani oleh putri kita."

"Ayah... Maafkan ibu. Seandainya ibu tidak terburu-buru meminta Olivia menikah, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini."

"Jangan disesali, bu. Bagaimanapun ini sudah takdir hidup putri kita. Kita sebagai orang tua harus menyemangati dan mendoakan agar Olivia segera sehat dan ceria kembali."

"Iya. Ibu juga ingin melihat Olivia ceria seperti biasa."

"Ibu, pulang saja ya... biar Mario yang temani dirumah."

"Baik, ayah."

Tuan Takahashi membantu istrinya berdiri dari kursi. Tak lupa istrinya mencium kening Olivia yang masih terbaring tidur.

"Sayang ibu, ibu pulang dulu ya... Besok pagi ibu datang akan bawakan bubur hangat untuk mu tapi kamu janji harus sudah sadar ya..."bisik Nyonya Takahashi di telinga putrinya.

Tuan Takahashi menuntun istrinya menuju pintu keluar ruang rawat Olivia. Mario yang sedang duduk sambil mengutak-atik ponselnya langsung bangkit ketika melihat kedua orang tuanya keluar dari dalam ruangan.

"Mario, tolong kamu antar ibumu pulang ke rumah. Untuk malam ini, ayah minta kamu temani ibumu di rumah, jangan pulang ke apartemenmu dulu. Ayah minta tolong jaga ibu malam ini."ucap Tuan Takahashi.

"Baik, ayah."jawab Mario.

Mario dan Nyonya Takahashi pergi meninggalkan rumah sakit menuju kediamannya.

Tuan takahashi meminta Albert dan Toni untuk berjaga-jaga di depan ruang rawat Olivia.

Saat hendak ingin masuk kedalam ruang rawat Olivia, seseorang berlari mendekati Tuan Takahashi.

"Maaf Tuan Takahashi..."ucap Jamie.

"Ada apa?"tanya Tuan Takahashi dengan nada datar.

"Bolehkah saya melihat Olivia?"

"Untuk apa?"

"Saya ingin melihat keadaannya sekarang."

"Dia masih belum sadarkan diri pasca operasi. Lebih baik jangan diganggu dulu."

"Saya hanya ingin melihat dia sebentar saja. Saya suaminya, saya perlu tahu keadaan istri saya!"ucap Jamie yang mulai meninggikan nada bicaranya.

"Ya...kamu memang suaminya sekarang. Tapi aku ini pria pertama yang memeluknya, merangkulnya, menghapus air matanya dan mencintainya tulus tanpa mengharapkan imbalan."jawab tegas Tuan Takahashi.

Mendengar ucapan ayah mertuanya yang sudah mulai menaikkan nada bicaranya, akhirnya Jamie tersadar dan segera meminta maaf.

"Maafkan saya, tuan. Maafkan saya."

"Besok saja kamu menjenguk putriku. Lebih baik kamu istirahat di rumah, luka mu tidak terlalu parah , tidak seperti yang dialami oleh putriku."

"Saya paham, tuan."

"Pulanglah... Ayahmu menunggu mu di rumah."

"Baik, tuan. Eh...ayah mertua."

Jamie berbalik badan dan berjalan perlahan. Tiba-tiba Tuan Takahashi memanggilnya.

"Jamie!"

"Ya, ayah mertua."

"Ada satu permintaanku sebelum kamu pergi."

"Apa itu?"

"Aku ingin kamu memanggilku dengan sebutan Tuan Takahashi bukan ayah mertua."

Mendengar ucapan ayah mertuanya, Jamie sangat terkejut.

"Setelah kejadian ini, keraguanku tentang mu muncul kembali. Jadi tetaplah memanggilku dengan sebutan Tuan Takahashi. Tapi dengan istriku, kamu boleh memanggilnya 'ibu mertua'."

"Ba-baik, Tuan Takahashi."

"Pulanglah!"

Jamie membalikkan badannya dan pergi meninggalkan rumah sakit dengan mobil yang di kendarai oleh Ajudan Lee.

Keesokkan harinya di kediaman keluarga Kudo.

Tuan besar Kudo sedang menikmati sarapan paginya bersama anak semata wayangnya.

"Bagaimana keadaanmu, nak?"tanya Ayah Jamie.

"Lebih baik ayah."jawab Jamie.

"Bagimana keadaan istrimu?"

"Dia masih belum sadarkan diri?"

"Belum,ayah."

"Ya Tuhan... Ayah tidak menyangka Helena akan membuat malapetaka seperti itu di pernikahanmu."

"Aku juga tak menyangka,ayah."

"Jamie, tolong dengarkan ayah terakhir kali ini saja. Jangan temui dan dekati Helena lagi. Dia masa lalu mu yang harus kamu buang jauh-jauh. Dia tidak membawa manfaat dan kebahagiaan bagi semua orang. Cukup ayah saja yang kehilangan ibumu, akibat perilaku dia. Jangan sampai dia merenggut kebahagiaan mu dan Olivia."

Jamie hanya bisa diam dan tidak menjawab ataupun merespon ucapan ayahnya itu.

"Tolong dengarkan ayah untuk terakhir kali ini saja,Jamie."

"Baik,ayah."

Tuan Kudo menghentikan sarapannya dan meninggalkan Jamie seorang diri di meja makan. Tidak lama kemudian Lee menghampiri Jamie.

"Tuan..."ucap Lee.

"Ya, Lee. Ada apa?"tanya Jamie balik.

"Bagaimana keadaan anda?"

"Aku sudah lebih baik. Bagaimana denganmu?"

"Saya juga sudah membaik,tuan."

"Bagus."

"Apa rencana anda hari ini?"

"Aku tidak ingin ke kantor. Aku mau melihat keadaan istriku. Semalam Tuan Takahashi melarangku menjenguknya."

"Oh...mungkin Tuan Takahashi ingin agar Nona Olivia bisa istirahat sejenak dan menenangkan dirinya."

"Aku paham,Lee."

"Duduklah,Lee. Temani aku sarapan."

"Baik,tuan."

Sambil menikmati sarapan, Lee dan Jamie mengobrol.

"Apa yang akan anda lakukan dengan, Nona Helena?"tanya Lee.

"Aku serahkan semuanya kepada pihak yang berwajib."

"Tuan masih memiliki perasaan terhadap Helena?"

"Entahlah,Lee. Sulit aku jelaskan!"

"Anda harus ingat, tuan. Anda sudah membuka lembaran baru dengan Nona Olivia. Alangkah sebaiknya anda menulis lembaran baru itu dengan tinta yang baru dan berkualitas agar cerita anda bisa 'Happy Ending' bersama istri anda."

"Petuah mu seperti kakek saja, Lee."

"Aku lebih bijak dibandingkan anda, tuan."

"Aku sudah menikah dua kali, sedangkan kamu jomblo abadi."

"Memang anda sudah menikah dua kali tapi anda belum pernah merasakan meng-gol gawang istri anda. Istri pertama anda sudah di-gol oleh sepupu anda sendiri, sedangkan istri kedua anda langsung masuk rumah sakit di hari pernikahan kalian."

"Be**ng**k kamu! Cepat makannya! Kita ke rumah sakit sekarang!"teriak Jamie dengan memasang wajah masam.

"Hahaha...aku senang melihat wajah masam mu itu,tuan!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!