part 16 Kirana mencuri !

Baru saja seminggu aku bekerja di sini tetapi aku sudah tidak disukai oleh orang lain. Orang itu adalah Naura, ya mau gimana lagi aku harus bersabar karena setiap pekerjaan mempunyai tantangannya masing-masing.  Yang terpenting bagi ku adalah aku bisa bekerja dan menghasilkan uang itu adalah tujuan utama ku.

Semua pekerjaan ku telah selesai waktunya aku beristirahat siang. Tidak banyak yang aku lakukan untuk melepaskan lelah hanya berbaring santai saja.

"Ana omah sama Bunga ingin kerumah sakit karena salah satu obat omah telah habis sekalian mau cek tensi darah, kamu ngak perlu ikut ya. Itu seprai omah kena kuah sop ayam yang di tumpahkan Naura pagi tadi kamu ganti seprei nya ya?"

"Kapan Naura masuk kamar omah aku ngak liat tadi?"

"Itu waktu kamu bantu mbok inem bersih kamar mandi sebelah" jelas omah.

"Ohh iya omah akan aku bersihkan"

Sepeeti biasa omah akan pergi kerumah sakit di temani oleh Bu Bungajadi aku mempunyai waktu luang yang banyak untuk beristirahat. Setelah omah berangkat bersama Bu Bunga aku segera bergegas mengganti seprai yang kotor terkena kuah sop ayam. Lalu berlalu ke kamar mandi untuk mencucinya. Akan tetapi saat selesai mencuci seprai dan ingin menjemurnya aku terkejut saat melihat Naura ada di kamar dan segera ingin keluar.

"Loh kenapa Naura ke sini bukankah dia tau kalau omah dan Bu Bunga pergi ke rumah sakit, bahkan tadi Naura melihat saat omah dan Bu Bunga berangkat." Batinku

Mungkin Naura ingin mengambil barangnya yang mungkin tertinggal di kamar omah. Aku mencoba berfikir positif. Lalu aku kembali melanjutkan pekerjaan ku yang tertunda. Aku menjemur seprai yang telah aku cucu di samping rumah.

"Ah matahari panas sekali siang ini, kulitku terasa terbakar" ucapku.

Aku menjadi teringat saat masih di kampung aku harus tahan panas dan hujan saat mencari kerang di laut. Karena saking panasnya laut kulitku menjadi mudah menghitam dan kusam wajar saja kalau Naura menyebut ku cewek kucel. Memang ku akui aku memang terlihat tidak terawat. Tapi semenjak seminggu aku bekerja di sini warna kulit ku mulai sedikit memutih.

Setelah selalu menjemur seprai aku langsung bergegas ke kamar dan ingin berniat beristirahat. Saat ingin memejamkan mata karena aku ingin tidur siang terganggu oleh suara berisik karena di sebelah rumah ini ada orang sedang memotong kayu menggunakan mesin. Akhirnya aku urangkan Untuk tidur. Ku ambil ponsel yang berada di samping ku dan melihat beranda Facebook hanya sekedar melihat-lihat saja. Mata ku tertuju pada sebuah iklan tentang aplikasi baca novel. Nama aplikasi itu adalah noveltoon, aku melihat komentar yang ada di iklan itu ternyata banyak yang menyukai noveltoon. Karena penasaran akhirnya aku download aplikasi itu di play store. Dan benar saja di noveltoon banyak sekali novel yang sangat bagus dengan cerita dari berbagai macam genre.

Akhinya aku menemukan hobi baru yaitu membaca novel yang membuatku tertarik juga karena kita membaca buku pun akan di bayar, wah sungguh menggoda apa lagi soal uang ya kan? Hehehe.

"Ternyata banyak kisah yang menarik di sini kenapa tidak dari dahulu aku tau tentang aplikasi ini?" Batinku.

Mungkin ini karena aku jarang membuka ponsel aku lebih banyak bekerja untuk mencari uang dari pada membuka ponsel dan hanya akan menghabiskan kuota saja. Tapi dengan membaca novel di noveltoon aku bisa menyalurkan hobi membaca dan yang pastinya irit kuota.

Setengah jam berlalu tidak ku sadari karena saking asiknya membaca novel yang bercerita menggambarkan kehidupan seorang anak perempuan pertama dengan jalan cerita banyak lika-liku dihadapinya.

Tanpa ku sadari ternyata omah telah sampai di rumah. Dengan sigap aku mendorong kursi roda omah dan mulai membaringkan omah. Omah meminta ku untuk memijit sedikit bagian pinggulnya karena sakit sebab terlalu lama duduk di kursi roda. Aku menuruti permintaan omah.

"Bu..ibu.. perhiasan aku hilang dan uang 10 juta ku raib entah kemana" terdengar Bu Bunga berlari dan berteriak menghampiri kami.

"Ada apa kamu sampe lari-lari begini?" Tanya omah.

"Uang ku 10 juta beserta perhiasan ku hilang Bu, yaallah gimana ini" dengan nada panik Bu Bunga berucap.

"Kok bisa? Gimana ceritanya?" Omah bertanya lagi.

"Jadi tadikan kita beli cincin di tokoh mas, nah pas sampe rumah dan mau menggabungkan mas yang ku beli tadi ke perhiasan yang lain tetapi perhiasan yang lain telah ilang Bu"  dengan hampir menangis Bu Bunga menjelaskan. Aku hanya dia menyimak. Aku tidak bisa menerka siapa yang mencuri, kalau pun ada penjahat tidak mungkin semudah itu mencuri di siang bolong begini. Pak satpam dan mbok inem selalu berkeliaran di rumah dan di luar rumah ini jadi tidaklah mungkin semudah itu rumah ini di bobol maling.

"Ada apa mah?" Tiba-tiba Naura datang.

"Uang mama 10 juta dan perhiasan mama hilang entah kemana"

"Apa hilang? Wah pasti ada pencuri di rumah ini mah. Aku bukannya mau musuh ya kalau tadi aku lihat Kirana keluar dari kamar mama dengan cara mengendap-endap" dengan serius Naura berucap menuduhku yang aku saja terkejut sejak kapan aku masuk ke kamar Bu Bunga.

"Maaf Bu aku ngak pernah masuk kamar ibu, aku hanya berani di depan kamar ibu saja" jawabku membela diri.

"Alah mana ada maling ngaku" Naura masih saja ingin menyudutkan ku.

"Naura kamu jangan asal tuduh ya tidak baik memfitnah orang"

"Ih omah aku ngak memfitnah bila perlu kita bongkar ajar peralatan dia di sini aku yakin uang dan perhiasan mama dia simpan di tas atau di tempat pribadinya"

"Periksa saja karena memang aku tidak mencuri"  aku tetap menyangkal kalau aku mencuri.

Saat  Naura sedang bersih tegang menuduhku, mbok inem datang dengan wajah penuh penasaran.

"Bu ada apa ini kok ribut-ribut?" Tanya mbok inem.

"Ini mbok ada pencuri di rumah kita ini, uang mama dan perhiasan mama hilang"

"Astaghfirullah kok bisa hilang Bu gimana ceritanya?" Mbok inem tampak sangat terkejut.

"Intinya gini mbok aku liat kalau Kirana tadi keluar dari kamar mama dan ternya mama kehilangan uang dan perhiasan"

"Yang beneran Ana kamu tadi masuk kamar Bu Bunga" tanya mbok inem padaku.

"Ngak ada mbok aku dari tadi cuma cuci seprai lalu jemurin tuh seprai abis itu aku santai di kamar ini"

"Eleh ngeles Mulu! Udah lebih baik kita periksa tas dan peralatan dia aja mbok" ucap Naura penuh semangat.

Akhirnya mbok inem dan Naura membongkar semua peralatan ku sampai tas yang ku bawa pun di bongkar oleh Naura. Alangkah terkejutnya aku ketika melihat Naura menemukan uang dan perhiasan Bu Bunga di dalam tas ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!