part 11 Beruntungnya aku bekerja di sini

Tidak terasa telah satu Minggu aku bekerja di sini, semua pekerjaan ku selalu aku kerjakan dengan sangat baik, omah pun selalu aku rawat dengan senang hati. Sejauh ini tidak ada masalah apapun yang terjadi di kala bekerja. Syukurlah.

Malam Minggu ini omah pergi ke rumah sakit untuk kontrol, tetapi aku tidak ikut menemani karena pak Bagas dan istrinya yang ingin mengantar omah sendiri. Pak Bagas juga bilang mau pergi ke rumah mertua dengan mengajak omah karena sudah sangat lama omah tidak jalan-jalan. Aku hanya mengiyakan saja.

Omah dan pak Bagas beserta istrinya telah berangkat, kini tinggal aku dan ada beberapa pembantu yang lain serta pak satpam yang setia menunggu di luar. Dengan santai aku berbaring di kasur sekedar untuk beristirahat tapi baru saja akan bersantai aku teringat kalau seprai yang aku tiduri ini belum aku ganti. Dengan segera aku bangkit dan melepaskannya dari kasur lalu memasukkan kedalam mesin cuci khusus untu diriku sendiri di kamar mandi ini. Lalu melangkah ke lemari tempat seprai berada tapi aku di kejutkan dengan ada beberapa lembar uang pecahan Seratus ribu, setelah ku hitung ada 3 lembar dengan total 300 ribu.

"Uang siapa ini? Apa mungkin omah lupa kalau pernah menyimpan uang di lemari ini" batinku.

Ku simpan uang itu nanti bila mereka telah pulang akan ku berikan kembali, karena ini bukan uangku. Ibu selalu berpesan jangan mengambil apapun kalau itu bukan milikmu. Ya aku selalu ingat pesan ibu. Setelah memasang seprai aku kembali berbaring dan memeriksa handphone. Terlihat ada pesan dari kak Yoga .

[Bagaimana Ana bagus ngak gamis ini untuk kamu nanti kita pakai baju yang warna agak sama biar seperti couple] terlihat gambar gamis berwarna biru Dongker dengan paduan batik membuat gamis itu terlihat indah. " Indah sekali gamis ini" gumamku

[Bagus sekali kak, tapi aku belum punya uang untuk menggantikan uang untuk gamis itu] dengan segera aku balas pesan kak Yoga.

Terlihat kak Yoga langsung online dan terlihat mengetik untuk membalas pesan ku

[Ngak perlu ganti Ana itu sengaja aku belikan untuk kamu] balas kak Yoga dengan emot senyum.

[Aku jadi nggak enak kak, pasti harganya sangat mahal] balasku.

[Sudahlah jangan di bahas intinya kamu temenin aku pergi ke pernikahan itu ya] balasan kak Yoga terkirim.

[Hemm yaudah terimakasih ya kak] sambung ku lagi

[Iya sama-sama, oiya Ana omah pergi kontrol sama paman dan bibi ya?]

[Iya kak, aku ngak di ajak karena pak Bagas bilang sekalian mau silaturahmi ke rumah mertuanya. Omah pun sudah lama tidak jalan-jalan] balasku dengan cepat.

[Oh iya aku sudah tau kok tadi omah nelpon hehehe] balas kak Yoga terkekeh. Kak Yoga seperti orang yang mendekati diri saja, atau aku saja yang kegeeran.

[ Oh jadi kakak sudah tau] balasku

[Iya Kirana heheh, oh iya malam ini aku mau ngasih baju gamis tadi ya soalnya besok kita harus pakai itu. Nanti besok kalau aku sudah datang kamu sudah harus siap dan berdandan ya?" Aduh ternyata malam ini kak Yoga mau ke sini untuk mengantarkan baju. Aku jadi tedak enak takut-takut ada yang salah paham.

[Kak lebih baik bajunya kakak titip pada pak satpam ya aku ga enak bertemu Kaka kalau omah atau pak Bagas dan istrinya tidak ada di rumah takut ada yang salah paham] semoga saja kak Yoga mengerti.

[Oh yasudah nanti aku titipkan ya] balasan dari kak Yoga. Syukurlah kak Yoga pengertian.

[Iya kak terimakasih] balas ku lagi

Tidak ada balasan dari kak Yoga dan sudah tidak terlihat kalau dia online.

****

Setengah jam kemudian titipan dari kak Yoga telah di tangan ku dengan perantara pak satpam. Segera ku buka bungkusan baju itu. Terlihat sangat indah, aku mencoba mengenakannya. Aku merasa ini adalah baju terbagus yang pernah aku pakai.

"Indah sekali baju ini, tetapi aku tidak bisa berdandan dan aku pun tidak mempunyai peralatan dandan bagaimana ini?" Batinku.

Kubuka dan kulipat kembali baju itu, lalu kusimpan kelemari. Haruskah aku meminjam peralatan makeup buah Bunga? Tetapi sungguh aku tidak berani aku baru bekerja di sini selama satu Minggu tidak mungkin aku selancang itu. Ku pejamkan mata untuk mencari ide agar nanti pergi bersama kak Yoga tidak membuatnya malu.

Jam 10 malam omah dan pak Bagas beserta istrinya telah sampai di rumah. Setelah omah terbaring untuk istirahat. Aku bergegas pergi untuk menemui Bu Bunga.

Tok.. tok.. tok..

"Bu bunga" ucapku  memanggil. Lalu terdengar suara pintu kamarnya terbuka.

"Iya Ana ada apa?" Tanya Bu Bunga yang sudah berganti baju dengan baju tidur.

"Maaf kalau aku mengganggu Bu" ucap ku lagi.

" Iya ngak apa-apa Ana memang ada perlu apa?" Tanya Bu Bunga kedua kalinya.

"Ini Bu aku menemukan uang di lemari tempat seprai aku taku ini uang omah yang mungkin lupa menyimpannya di situ" jawabku sambil menyodorkan uang 300 ribu.

"Oh terimakasih kamu telah mengembalikan uang itu ya". Ucapnya

"Iya Bu sama-sama " ucap ku sambil tersenyum.

" Ibu sengaja menaruh uang itu Ana hanya untuk melihat seberapa jujurnya kamu" ternyata ini adalah rencana Bu Bunga

"Ha ibu yang menaruh uang itu" jawab dengan kaget.

"Iya Ana, setiap orang yang bekerja di sini selalu kami tes dengan melihat seberapa jujurnya mereka". Jelas Bu bunga padaku. Aku hanya mengangguk pelan.

"Jadi ambil saja uang ini tanda kejujuran kamu" ucap Bu Bunga sambil memberikan uang itu kembali pada ku.

"Jangan ah Bu aku tidak enak" tolakku.

" Sudah ambil saja" Bu Bunga memaksa.

" Yaudah aku terima uangnya Bu, terimah kasih ya Bu" Alhamdulillah kejujuran membantu berkah. Bersikap jujur tidak akan membuat kita rugi.

"Oh iya Bu besok aku akan pergi ke pernikahan temen kak Yoga aku mau pamit dulu sama ibu" ucapku untuk memberikan tahu kalau besok kami akan pergi.

"Oh soal itu ibu sudah tau Ana, Yoga telah meminta izin dan besok ibu yang akan merias kamu. Kamu mau ngak kalau ibu yang menandani kamu?"  Tawar Bu Bunga.

"Oh ibu telah telah tau soal itu, iya aku mau Bu saolnya aku tidak bisa berdandan dan aku memang tidak punya peralatan makeup" ucapku berterus-terang.

" Tenang saja ibu akan membuat kamu semakin cantik, ibupun sudah lama tidak merias, dulu sewaktu anak-anak masih di sini ibu sering merias mereka kalau ada acara atau kegiatan" terang bu Bunga.

" Oh begitu ya Bu, pasti kalau ibu yang merias sangat cantik" jawabku.

"Hahah tidak juga Ana, yaudah besok kalau kamu sudah mandi kamu temuin ibu ya, pagi-pagi pengganti kamu juga akan datang untuk menggantikan mu sementara. Ini sudah malam lebih baik kamu tidur sana" ucap Bu Bunga. Tampak sekali kalau ibu Bunga sangat baik dan pengertian. Aku yang baru saja bekerja di sini sudah di anggap seperti orang lama. Aku sangat beruntung bisa bekerja di sini. Ini semua berkat ibu Yana suatu saat nanti akan ku balas kebaikannya.

Setelah pembicaraan selesai aku masuk kekamar ku, ku tatap omah yang telah tertidur pulas, mungkin terlalu capek berada di perjalanan. Di umur yang tidak lagi mudah lelah fisik sangat sering terjadi. Semoga saja omah selalu sehat, semenjak ada omah aku merasa mempunyai nenek lagi. Terobati rasa rindu ku ini pada almarhumah nenek.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!