part 13 Ayah masuk penjara

Lumayan capek rasanya tubuhku padahal aku hanya menghadiri sebuah acara pernikahan. Apakah karena efek datang bulan yang membuat ku cepat merasa lelah. Untunglah semua rencana berjalan dengan semestinya, walau Eva membuat ku sedikit jengkel sudah menikah dengan Anton pun masih saja merasa tersaingi. Memang wanita yang aneh, entah apa yang lebih dariku sehingga dia merasa tersaingi.

Dua jam lagi orang pengganti ku akan pulang lebih baik aku gunakan waktu ini untuk beristirahat, toh omah dan Bu Bunga tidak mempermasalahkan itu. Sebenarnya aku sedikit heran mengap aku terlalu di percaya sampai kak Yoga mau mengajak ku ke acara pernikahan Anton. Begitu juga omah dan Bu Bunga yang tampak kompak memperbolekan aku cuti hari ini. Apa karena omah merasa dekat dengan diriku atau karena apa akupun tidak tahu. Yang terpenting aku tidak menyia-nyiakan kepercayaan mereka.

Ku rogoh ponsel yang terselip di celana panjang yang ku kenakan. Ternyata ada panggilan tidak terjawab dari ibu. Aku lupa kalau ponsel ini aku hanya menggunakan mode getar sampai-sampai ibu menelepon aku tidak tahu. Ku putuskan untuk menelpon balik, karena biasanya kalau ibu menelepon ada sesuatu yang penting dan kalau di rasa tidak terlalu penting ibu akan mengirimkan pesan.

Tut..Tut..Tut...

"Assalamualaikum halo Ana, kamu kemana saja" belum sempat aku menjawab salam ibu aku sudah di jamu dengan pertanyaan.

"Wa'allaikumsallam Bu, maaf Bu ponsel ku ini menggunakan mode getar jadi aku ngak tau kalau ibu tadi nelpon" jelasku.

"Ana gawat ayah mu sekarang berada di kantor polisi ayah mu telah tertangkap" astaghfirullah ternyata ayah sekarang telah tertangkap. Pantas saja suara ibu seperti kuatir.

"Ha? Yang bener Bu? Trus gimana sekarang Bu" dengan penuh kekuatiran aku bertanya.

"Korbannya bilang akan membebaskan dan mengajak damai ayahmu kalau mau ganti rugi, ibu bingung Ana korbannya minta ganti rugi yang 5 juta, dari mana ibu dapat uang sebanyak itu" jangan kan ibu aku pun bingung kalau sudah begini.

"Ibu sudah coba pinjam sama kakek belum"

" Sudah Ana Kakek mu bilang tidak mempunyai uang sebanyak itu, kamu juga tau kakekmu cuma nelayan biasa" benar yang di ucap ibu, kakek tidak mungkin mempunyai uang sebanyak itu. Sepertinya aku harus cari cara lain agar ayah segera bebas.

"Begini saja Bu aku akan coba meminjam uang kepada Bu Bunga biarlah gajiku di potong nanti tidak masalah bagiku, yang terpenting ayah cepat pulang" usulku pada ibu.

"Kalau majikan mu tidak mau pun jangan kamu paksakan ya"

"Iya Bu, ya udah aku tutup dulu ya telponnya? Nanti aku akan kabari ibu"

" Iya Ana, assalamualaikum" balas ibu.

"Wa'allaikumsallam salam" jawab ku.

Yaallah cobaan mu sungguh nikmat ternyata aku harus banyak bersabar atas cobaan ini semoga saja aku mampu menghadapinya. Aku harus kuat sebagai anak perempuan pertama aku lah yang akan menjadi maju paling depan jikalau keluarga ku ada masalah bila orang tuaku tidak mampu menghadapinya. Bagi ku ini adalah sebuah kewajiban seorang anak. Aku harus merelakan kebahagiaan diri sendiri demi kebahagiaan keluarga. Aku bisa saja bersifat egois tanpa memperdulikan keluarga ku, tapi aku tidak akan mampu melakukannya karena yang pertama bagiku adalah kepentingan keluarga.

Aku beranjak dari tempat tidurku lalu berlalu ke kamar Bu bunga untuk mencoba meminjam uang dengan jaminan gajiku nanti akan di potong. Akan tetapi Bu Bunga tidak ada di rumah, dia pergi kerumah sakit untuk mengambil obat, itu menurut penuturan mbok inem pembantu di rumah ini. Dengan sedih hati aku kembali ke kamar.

"Ana kamu kenapa seperti orang bersedih?" Tanya omah yang ternyata memperhatikan ku tanpa kusadari.

"Aku sedang bingung nih omah, ibu ku tadi nelpon katanya lagi perlu uang 5 juta karena ada hal yang mendesak. Aku ingin membantu ibuku dengan cara meminjam uang kepada Bu Bunga dengan jaminan gajiku ku akan di potong. Tapi ternyata Bu Bunga tidak ada di rumah. Kata mbok Inem Bu Bunga sedang ke rumah sakti untuk mengambil obat" dengan panjang lebar aku ceritakan.

"Memangnya uang sebanyak itu untuk apa Ta"

"Kamu malu untuk menceritakannya omah" aku tertunduk malu.

" Jangan malu siapa Ana anggap saja omah ini nenek kandung mu" ucapan omah yang sangat menyentuh hatiku.

"Ah omah" dengan spontan aku memeluk omah.

"Jadi jelaskan apa masalahnya Ana?" Sepertinya aku harus berterus-terang kepada omah soal ayah yang tertangkap.

"Tapi omah jangan kaget ya" ucapku mengingatkan. Di iringi dengan anggukan kecil dari omah.  Hupss aku mengatur nafas.

" Ayah ku sekarang berada di kantor polisi omah, ayah mempunyai kasus memukul orang. Korban ingin berkata akan berdamai dan membebaskan ayah kalau mau membayar ganti rugi sebesar 5 juta" terlihat omah menyimak dengan serius. Omah sedikit mengerutkan keningnya.

"Kenapa ayahmu bisa memukul orang? Pasti sebabnya bukan?" Omah benar ini semua pasti ada sebab.

" Yang aku dengar dari ibu adalah karena saat ayah menang judi tapi si korban tidak mau memberikan uangnya. Si korban punya alasan tidak mau memberikan uangnya karena ayah telah banyak berhutang padanya. Akhirnya ayah marah dan memukuli orang tersebut"

" Kalau begitu masalahnya ayah mu memang salah Ana, dan apakah ayah  mu sering berjudi seperti itu?" Sebenarnya aku tidak terlalu suka cerita soal pribadi apa lagi tentang keluarga, tapi karena aku telah menganggap omah sebagai nenek ku jadi ku ceritakan saja.

"Omah benar ayah memang salah, sering sekali omah. Bahkan aku dan ibu lah sumber uang di rumah itu. Ayah tidak mau bekerja seperti ayah lain, ayah lebih suka meminta unag kepada ku atau ibu. Sedangkan aku pun mempunyai adik yang masih bersekolah" ucapku

"Kasian kamu Ana di paksa dewasa sebelum waktunya. Kamu dan ibumu adalah wanita yang kuat"

"Insyaallah kami kuat omah" aku menjawab perkataan omah.

"Dari pada kamu meminjam uang kepada Bunga dan mengorbankan gajimu lebih baik omah pinjamkan uang omah saja. Kamu tenang saja omah pinjamkan ini tanpa bunga. Kamu bisa bayar kalau ku sudah punya uang lebih" omah menawarkan pinjaman kepada ku. Aku merasakan mendapatkan angin segar, ah ternyata sangat baik. Inilah orang kaya harta serta kaya hati, ingin membantu orang yang sedang membutuhkan.

"Benarkah omah? Alhamdulillah yaallah omah baik sekali" aku langsung berucap syukur.

"Iya Ana, jadi kamu ngak perlu kuatir lagi ya. Tapi satu syarat dari omah, nasehati ayahmu agar mau memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan"

"Siap omah pasti akan ku laksanakan" aku peluk omah dengan sangat erat.

Alhamdulillah tuhan akhirnya aku bisa membebaskan ayah. Ibu harus tau berita ini secepatnya agar ibu tidak larut dalam kekuatiran. Pasti ibu akan bahagia sekali, Alhamdulillah aku percaya atas pertolongan mu Tuhan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!