part 12 acara pernikahan

Pagi ini seperti biasa aku telah mandi sebelum sholat subuh. Lalu menggantikan popok omah dan memijit kakinya. Aku tidak akan menunggu pengganti ku datang dulu. Aku mengerjakan yang memang harus ku kerjakan karena untuk menghadiri pernikahan itu adalah jam 9 pagi masih banyak waktu untukku bekerja. Selepas aku memijit kakinya,omah hanya membuka lembaran demi lembar foto almbun lama. Sepertinya omah bernostalgia tentang masa lalu.

"Ana lihatlah ini adalah suami omah, terlihat sangat tampan dan gagah" tunjuk omah pada sebuah foto pernikahan. Ada dua orang yang sedang bersanding di atas pelaminan, seragam dengan memakai gaun putih dan jas putih. Omah terlihat sangat cantik saat pernikahannya.

"Ini omah waktu menikah ya?" Tanya ku menebak.

"Iya Ana" omah tersenyum sambil melihat ke arah foto yang di pegang olehnya.

" Omah cantik sekali dan suami omah sangat tampan dan gagah" ucapku menyanjung kerena memang itulah yang aku lihat.

"Iya Ana, omah sangat bahagia saat itu, di dalam pernikahan kami kami di karuniai 3 orang anak tapi anak pertama kami  yang perempuan telah meninggal dunia saat umurnya 5 tahun karena suatu penyakit. Kini tinggal ayahnya Yoga sebagai anak bungsu dan Bagas sebagai anak ke 2" jelas omah padaku.

"Oh seperti itu, kalau saja anak pertama omah masih hidup pasti sangat cantik sama seperti omah".

" Mungkin hehehe" jawab omah terkekeh. Omah lucu kalau tertawa matanya yang sipit menjadi hampir tidak terlihat.

" Dan sudah 10 tahun yang lalu suami omah meninggalkan karena kecelakaan suami omah meninggal di tempat" dengan raut sedih omah bercerita. Pasti omah sangat kehilangan suami tercinta.

"Omah yang sabar ya, ini sudah takdir tuhan" ucapku menenangkan omah.

"Iya Ana itu harus" balas omah.

****

Orang pengganti ku telah datang sekitar jam setengah 9 pagi. Aku bersiap-siap untuk mandi karena jam 9 kak Yoga akan datang. Setelah selesai mandi aku telah menggunakan gamis yang di berikan kak Yoga hanya saja belum menggunakan jilbabnya. Aku bergegas memanggil Bu Bunga dan Bu Bunga telah menyiapkan kan peralatan makeup yang di butuhkan. Ibu bunga merias diriku di kamar aku dan omah. Ternyata tidak butuh waktu lama aku telah selesai di makeup olah Bu Bunga. Hasil makeup Bu Bunga sangat simpel dan natural, inilah yang aku sukai.

"Wah ternya kamu kalau di makeup terlihat sangat cantik" puji omah yang membuat ku malu.

"Iya yah mah, lihat saja dia seperti model padahal aku hanya sedikit memoles wajahnya, ya kalau dasarnya memang cantik mau di buat seperti apapun akan tetap cantik" ucap Bu Bunga yang berhasil membuat muka ku memerah.

"Ah ibu dan omah bisa saja aku menjadi sangat malu" balas ku dengan malu.

"Pasti Yoga akan bangga bila membawa kamu untuk menemaninya". Bu Bunga berucap.

"Sudah pasti jawab omah" dengan semangat omah menjawab.

Yang di tunggu pun telah datang akhirnya kak Yoga datang untuk menjemput ku. Baju kami terlihat seragam dengan paduan warna biru Dongker dengan motif batik. Kak Yoga ternyata membawa mobil tidak seperti biasanya yang hanya membawa motor.

Aku berpamitan dengan omah dan Bu Bunga sedangkan pak Bagas aku tidak berpamitan dengannya karena pagi ini dia telah pergi ke tempat bilyard.

Di tengah perjalan aku tidak banyak bicara aku sangat malu rasanya berada di mobil berdua dengan kak Yoga, kami berdua duduk di depan karena kak Yoga tidak mau menyuruh ku duduk di belakang dia bilang tidak mau nanti terlihat seperti sopir tidak lupa dengan tawanya menyelip di selah perkataannya.

" Ana kamu cantik sekali hari ini" untuk pertama kalinya kak Yoga memuji ku.

" Emm terimakasih kak" ucapku tanpa menoleh padanya. Aku merasakan pipiku memerah.

"Oh iya Ana, aku lupa bilang kalau kita akan pergi ke kampung mu, karena Anton teman ku yang akan menikah itu, kamu kenal dengan Andi ngak?" Aku terkejut ternyata kami akan menghadiri pernikahan Andi dan Eva. Tentu saja kau tau dan sangat tau siapa mereka.

"Oh Anton ya kak aku tau kok, kakak kenapa baru bilang kalau kita akan pergi ke kampung?" Tanya ku penuh heran.

"Aku sengaja tidak memberitahukan mu takutnya kamu ngak mau ikut. Ya ngak enak dong ke kondangan teman ngak bawa pasangan". Jelas kak Yoga Ya memang benar tebakannya aku tidak akan mau ikut kalau tau pernikahan siapa yang akan kami hadiri.

Aku tak menanggapi ucapan kak Yoga aku tak mau berbicara terlalu banyak. Aku tidak mau kak Yoga tau kalau aku dan calon istri Anton tidak akur. Tak berselang lama kamipun sampai di tempat tujuan. Saat kami datang banyak orang di halaman rumah sepertinya acara belum dimulai. Saat mobil kami memasuki halaman tempat parkir mobil banyak mata tertuju pada kami. Dengan hati berdegup aku memberanikan diri untuk keluar dari mobil. Saat aku keluar mobil banyak orang yang mengenali ku ya tentu saja namanya juga kampung sendiri.

Saat keluar dari mobil kak Yoga langsung menggandeng tangan ku, aku hampir pingsan dibuat olenya. Bagaimana tidak di tempat ramai seperti ini aku diperlakukan bagai tuan putri. banyak sepasang mata melihat kami aku sangat malu. Saat akan masuk ke dalam rumah, ada yang memanggil nama ku.

"Kirana?" ku cari sumber suara itu ternyata Nita yang sedang membawa anaknya dan di dampingi oleh suaminya.

"Wih,,, cowok baru ya?  Aduhai serasi sekali yang satu ganteng yang satu cantik, iya ngak mas? Tanya Nita pada suaminya.

"Iya Ana kalian cocok banget" ucap mas Danang suaminya Nita.

" Ya syukur kalau cocok doakan saja semoga kami jodoh" ucap kak Yoga yang membuat ku ternganga.

" Ah kak Yoga jangan ngomong begitu" ucapku pelan.

"Jangan salah paham dulu Nit ini tu kak Yoga cucu dari omah, orang tua lansia yang aku rawat, tidak mungkin aku berpacaran dengan kak Yoga bagai langit dan bumi" aku merendah diri.

"Oh jadi kamu tidak menyukai aku" tanya kak Yoga yang membuat aku tidak bisa berbicara apa-apa.

"Ehh bukan begitu kak, aduh aku jadi serba salah" jawab ku dengan bingung.

" Hahah sudah-sudah aku hanya bercanda Ana, tapi kalau jodoh pun tak masalah bagiku" ucapan kak Yoga mampu membuat ku semakin salah tingkah.

"Ehem cie-cie" Nita mencubit lengan ku.

"Ih Nita.. sakit tau" ucapku pada Nita, bukannya minta maaf malah dia tertawa lepas sampai-sampai di perhatikan oleh orang di sekitar. Tapi Nita tidak perduli. Ada-ada saja si Nita.

Baru saja kami akan masuk berempat ibu dan adik ku datang menghampiri kami. Dengan cepat aku ulurkan tangan lalu mencium punggung tangan ibu. Lalu Noval menyalami tangan ku.

"Kirana kok ngak bilang sama ibu kalau kamu akan datang ke sini?" Ibu bertanya.

" Maaf Bu aku juga baru tau kalau aku akan ke sini, kak Yoga ngak bilang kalau akan datang ke pernikahan Anton" aku menunjuk kak Yoga.

Dengan cepat kak Yoga mengulurkan tangannya dan mencium punggung tangan ibu.

" Aku Yoga teman Kirana, maaf aku memang tidak bilang kalau akan ke sini takut Kirana ngak mau ikut makanya aku rahasia kan" jelas kak Yoga sambil menggaruk kepala yang kelihatannya tidak gatal.

"Kak Yoga pacarnya kak Kirana ya" pertanyaan Noval membuat kak Yoga terkejut.

" Kalau untuk sekarang belum sih tapi siapa tau nanti jadi pacar beneran heheh" sambil terkekeh dia menjawab pernyataan adikku.

Kak Yoga benar-benar membuat ku salah tingkah.

" Oh begitu" jawab ibu singkat sambil tersenyum.

"Eh ayok masuk acara sudah mau di mulai" ucap Nita menyadarkan kami.

Kamipun masuk ke dalam rumah untuk menyaksikan acara ijab qobul antar Anton dan Eva. Alhamdulillah semua acara berjalan dengan lancar. Saat akan memberi selamat, Eva memandang sinis kepadaku aku tidak menanggapi, setelah mengucap selamat aku dan kak Yoga langsung berlalu Keluar rumah. Tapi baru saja kami akan keluar meninggalkan tempat itu. Anton memanggil kak Yoga, aku tetap berada di ambang pintu sedangkan kak Yoga menghampiri Anton entah apa yang mereka bicarakan. Saat kak Yoga dan Anton masih berbicara Eva datang menghampiri ku.

"Kamu sengaja ya membawa teman Anton untuk menghadiri pernikahan ini, agar terlihat lebih di atas aku? Hahah murah sekali jadi cewek! Aku yakin pasti kamu akan morotin uang Yoga kan? Secara dia orang kaya dan aku sangat yakin kalau kamu menggunakan pelet agar lelaki kaya seperti yoga mau menjadi pacar kamu. Dasar wanita murah". Ucap Eva penuh dengan fitnahan.

" Kalau kamu merasa tersaingi bagus lah, walau sebenarnya aku tidak melakukan itu. Dan maaf-maaf saja aku bukan wanita seperti yang kamu tuduhkan" aku menjawab dengan tenang.

"Sudah ngak perlu berlagak suci melindungi diri mu yang munafik" balas Eva dengan nada sinis.

"Kamu ngak perlu bahas tentang hidup aku, lebih baik pikiran tentang anak yang kamu kandung, aku tidak yakin kalau itu anaknya Anton" aku menjawab sesantai mungkin. Sangat terlihat kalau Eva terkejut mendengar ucapan ku. Dia seperti orang menahan amarah, aku tetap melayaninya dengan santai aku tak mau terbakar emosi.

"Kamu!" Eva menunjuk muka ku. Tapi mukanya berubah saat Anton dan Yoga menghampiri kami seolah tidak terjadi apa-apa. Aku sangat heran dia seperti bunglon yang bisa dengan cepat berubah karakter. Kini dia berbicara seolah aku adalah teman akrabnya. Dasar wanita aneh.

***

Di perjalanan aku masih memikirkan sifat Eva yang dengan sekejap bisa berubah karakter, dia seperti dua orang dalam satu raga. Aku baru tau kalau ada orang seperti itu. Seharunya kata munafik yang dia lontarkan tadi cocok untuknya.

"Ana kok kamu diam saja?" Tanya kak Yoga yang mengejutkan ku.

" Eh ngak kok kak, cuma sedikit capek aja" aku menjawab asal.

" Ohh yaudah habis ini kamu langsung mandi dan istirahat karena, orang pengganti yang aku suruh itu bekerja sampai sore nanti jadi kamu punya waktu istirahat yang banyak"

"Iya kak terimakasih atas semuanya"

"Iya sama-sama Ana" jawabnya sambil tersenyum padaku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!