part 5 menjadi perawat orang tua lansia

Pagi ini cuaca sangat tenang tapi sepertinya tidak bisa pergi mencari kerang karena laut dalam keadaan Pasang surut atau yang di sebut air Taruk kalau di daerah sini menyebutkannya. Air laut akan surut dan pasangan dengan tiba-tiba, ini akan mempersulit pencari kerang maka dari itu bila terjadi air Taruk banyak orang tidak akan mencari kerang. Air Taruk akan terjadi paling cepat 3 hari dan paling lama selama 6 hari. Aku tidak bisa berlama-lama beristirahat bekerja aku harus mencari pekerjaan lain. Aku punya kebutuhan pribadi dan terutama harus membantu ibu dalam hal dapur atau hal yang lain.

"Aduh gimana ini ya, air laut sedang Taruk, kalau begini tidak bisa mencari kerang" Aku sedikit mengelu karena bila seperti ini akan sangat menggangu keuangan dalam kurun waktu seminggu ini aku harus putar otak. Makin dipikir makin buntuh rasanya akhirnya kuputuskan untuk mandi dulu karena aku memang belum mandi. Sebelum ke kamar mandi ku lirik jam 06:32 WIB, ternyata sudah lumayan siang kalau tidak karena mau ke laut aku sangat susah mandi pagi. Setiap pagi harus mengumpulkan niat bertemu dengan air yang sangat dingin hahaha dasar perempuan memang selalu begitu Soal mandi kalau bisa nanti kenapa harus sekarang.

***

"Ahh,, akhirnya selesai juga aku mandi. Hemmm segerrr". Setelah berpakaian dan mengeringkkan rambut dengan handuk aku segera menutup rambut dengan handuk lalu duduk di atas tempat tidur sambil mengecek handphone.

"Wah ada nomor baru sepertinya ini dari Ibu Yana". Dengan semangat ku buka pesan itu dan memang benar itu dari ibu Alna.

[ Assalamualaikum,Dek ini ibu Yana yang waktu itu di laut, saat saya minta minum itu masih ingat ga?]. Pesan dari Bu Yana terkirim 15 menit yang lalu. Dengan semangat 45 aku balas pesannya karena berharap semoga pekerjaan yang di tawarkan kemarin dulu masih ada.

[Wa'allaikumsallam Bu Yana , eh iya Bu masih ingat kok]. Terlihat langsung centang 2 biru, cepat juga di baca oleh Bu Yana

"Gimana dek masih berminat ga untuk kerja di tempat yang ibu tawarin waktu itu, tapi dengan syarat kamu harus tinggal di situ dulu selama satu bulan atau kerja awal satu bulan. Bila kerja kamu bagus kamu boleh pulang atau menginap. Kamu akan di fasilitasi dengan motor agar kamu lebih leluasa dan nyaman nanti bila mau pulang]. Wah aku sangat tertarik walaupun aku harus mengidap di sana selama satu bulan penuh.

[Masih Bu, bahkan aku sangat tertarik rasanya bagai kalau kita telfonan saja agar lebih luar berbicara. Apakah ibu tidak keberatan?] Aku menyarankan karena lumayan capek bila harus mengetik panjang lebar, bila berbicara langsung akan lebih enak dan akan lebih mudah paham. Itu penilaian ku saja. Akhirnya kami beralih ke telfon suara.

"Kalau kamu tertarik nanti malam ikut ibu ya kerumah bosnya biar langsung kenalan ke anak dan orang tua yang nanti akan kamu urusi. Nanti ibu jempu kamu di rumah ya. Kamu share lokasi saja nanti". Jelas Bu Yana

"Oke siap bu, nanti malam aku share lokasi. Bu aku tunggu ya kedatangannya". Dengan sangat bersemangat ku berbicara pada Bu Yana.

"Oke, kalau begitu ibu tutup dulu ya telfonnya. Assalamualaikum"

"Wa'allaikumsallam" jawabku terdengar pula sambungan telfon sudah berakhir. Alhamdulillah semoga saja rencana untuk kerumah bos bisa berjalan dengan lancar. Satu kekuatiran ku berkurang setidaknya ini berita baik. Aku akan beritahu ibu dulu agar ibu siap kalau nanti-nanti seandainya aku di terima bekerja di situ.

***

"Bu mungkin malam ini aku akan melamar pekerjaan dan bila aku di terima aku akan tinggal di sana selama satu bulan full. Setelah bulan kedua aku baru diperbolehkan untuk pulang atau menginap. Aku bekerja sebagai careworker atau menjadi pengasuh orang tua lansia". Ucap ku membuka percakapan saat ibu sedang menyetrika pakai mbak Tina.

"Apa kamu sudah yakin dengan pekerjaan itu Ta?" Ibu sepertinya tidak yakin aku bisa menjadi pengasuh orang tua lansia. Padahal dulu sewaktu nenek masih hidup akulah yang mengurusinya aku sudah terbiasa dan tidak canggung lagi.

"Insyaallah Bu, aku hanya minta doa yang terbaik dari ibu. Yang membuat aku tertarik bekerja di situ mereka mau membayar mahal. Bila bekerja di situ aku dan sudah bisa menghasilkan uang aku tidak mau melihat ibu bekerja lagi. Nanti bila sudah ada modal aku ingin ibu buka warung saja. Ibu tidak perlu lagi mengambil upah nyuci dan menyetrika baju mbak Tina. Aku mau ibu di rumah saja jaga warung nanti". Jelas ku panjang lebar pada ibu. Dari dulu aku memang ingin mempunyai warung itu adalah salah satu impian kecil ku. Setidaknya pasti akan membantu sedikit perekonomian keluarga kecil kami ini.

"Doa ibu selalu untukmu nak. Satu pesan ibu bila sudah bekerja nanti jangan tinggalkan sholatnya belajarlah untuk mengerjakan 5 waktu itu. Insyaallah hidupmu akan selamat dunia akhirat" ibu selalu menasehati ku agar tidak meninggalkan sholat. Ibu selalu berkata sholat adalah tiang agama jangan kau robohkan tiang agama kita hanya karena generasinya melupakan siapa pencipta semesta.

"Iya Bu, insyaallah". Aku pun memeluk ibu. Ada rasa sedih karena akan lama sekali aku tidak akan melihat ibu ku.

"Satu lagi Ana jaga diri di tempat orang, selalu bersikap jujur jangan mengambil sesuatu dalam bentuk apapun bila itu bukan milikmu". Ibu berpesan kembali untuk mengingatkan ku. Aku bersyukur memiliki ibu yang sangat perhatian dan sangat menyayangi anak-anaknya. Aku memang tidak pernah kekurangan rasa sayang dari seorang ibu. Tapi beda lagi bila Soal ayah aku.

" Kakak mau kemana" tiba-tiba adikku bertanya sepertinya dia mendengar saat aku izin pamit. adikku baru saja masuk kerumah terlihat badannya agak berkeringat dengan pakaian setengah basah oleh keringat. Pagi tadi memang sempat aku mendengar adikku minta izin untuk membantu tetangga mengangkat peralatan rumah tangga, mereka akan pindah ke kota hari ini. Dan seperti biasa adikku akan mendapatkan upah.

"Kakak mau kerja di kampung sebelah dek menjadi careworker atau pengasuh orang tua lansia" aku menjelaskan pada adikku.

"Oh, semangat ya kak jangan lupa jaga kesehatan. Kalau bekerja seperti itu stamina harus selalu fit kak". memberi nasehat kepadaku. Noval sama seperti ibu sangat perhatian kepadaku, mungkin karena aku adalah saudara kandung satu-satunya.

"Siap adikku" aku membalas ucapannya sambil tersenyum. Saat berbicara dengan ibu dan Noval terdengar ada notifikasi pesan dari WhatsApp masuk. Ku lirik handphone yang terselip di saku celana ku. Ternyata pesan dari Bu Yana agar mempersiapkan pakai dan peralatan yang aku perlukan di sana.

"Bu aku kekamar dulu ya mau menyiapkan baju dan barang-barang yang akan aku bawa nanti malam. Nanti bila aku tidak sempat izin dengan ayah tolong sampaikan izin ku ya Bu" aku memberi tahu ibu agar nanti bila ayah tidak bertanya-tanya soal aku yang nanti lama tidak akan terlihat. Setelah menjelaskan pada ibu dan adik, aku bergegas kekamar untuk menyiapkan yang nanti aku perlukan. Bismillahirrahmanirrahim semoga ini awal yang baik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!