Pagi ini aku tak ingin terlihat sedih hanya karena teringat tentang ayah semalam. Aku ingin melupakannya dengan kesibukan merawat omah. Yang terpenting semoga ayah baik-baik saja dimana pun dia berada.
Semua tugasku pagi ini telah kelar, omah pun sudah rapi serta wangi obat pun telah di minum. Alhamdulillah omah suka kalau aku yang menjadi perawatnya. Untuk menyegarkan pikiran ku ambilkan handphone untuk mengecek ada atau tidak pesan yang masuk. Karena selama bekerja di sini aku tidak terlalu sering memegang handphone kecuali waktu istirahat dan omah tidur. Ku lihat di aplikasi WhatsApp ada beberapa pesan termasuk pesan dari Eva dan ada juga pesan dari grup. Ku buka pesan Eva,tumben dia mengirimkan pesan padaku
[ Eh cewek sok cantik aku mau bilang sebentar lagi aku akan menikah dengan Anton, jadi kuburin aja tu harapan kamu untuk bisa dapatin Anton]. Lah? Sejak kapan aku berharap untuk dapatin Anton. Selama ini aku tidak pernah mengejar atau pun berusaha untuk mendekati Anton. Tapi kok tiba-tiba Andi ingin menikahi Eva? Setahu aku Anton tidak menyukai Eva. Hemm aku tidak ingin memikirkannya itu sangat tidak penting bagiku.
[Oh baguslah kalau begitu, jadi kamu tidak perlu lagi merasa seolah aku ingin memiliki Anton. Kalau pun memang aku mau dengan Anton sudah dari dulu aku pacaran dengan Anton dan satu lagi aku bukan tipe cewek yang suka memperebutkan laki-laki. Sangat tidak sudi aku bersikap begitu]. Dengan segera aku membalas pesan Eva.
Wow langsung di baca olehnya. Cepat juga ternyata Eva ingin membalas pesan ku ini.
[Hahaha jangan iri ya, karena aku adalah pilihan Anton dan bukan kamu] dengan bangga Eva membalas pesan ku.
[Maaf tidak ada yang aku irikan hanya perihal lelaki, jadi jangan ganggu aku lagi karena pesan dari mu cuma mengganggu.] Balas ku pula.
[Aku pun tidak Sudi berlama-lama mengirim pesan pada wanita sok cantik]
Aku pun tidak membalas pesan dari Eva hanya sekedar aku baca. Mengapa dia selalu saja mencari masalah, mau dia menikah atau apapun aku tidak perduli itu bukan urusanku. Pesan dari Eva hanya mengganggu istirahat ku saja. Tapi aku sedikit heran mengapa tiba-tiba Anton ingin menjadikan Eva sebagai istri karena selama ini Andi tidak menyukai Eva dan Eva lah yang sering mengejar Anton Akan ku coba tanyakan pada Nita mungkin dia tau tentang mereka.
Dengan segera aku menelepon Nita.
Tut.. Tut... Tut...
" Halo Ana ada apa ?" Suara Nita terdengar.
"Eh halo Nit aku mau tanya sama kamu. Kamu tau ngak soal kabar kalau Eva dan Anton akan menikah?" Dengan penasaran aku bertanya.
"Tau, baru semalam aku dengar katanya Anton memang mau menikah dengan Eva. Tapi dengar-dengar lagi ni ya ada yang bilang kalau Eva sudah hamil duluan dan Eva bilang kalau itu anaknya Anton" jelas Nita dengan semangat. Dengan sangat terkejut aku mendengar cerita Nita.
"Ha? Yang serius Nit?". Aku hampir tidak percaya.
"Iya Ta, bahkan aku dengar-dengar juga kalau Anton tidak mengakui kalau itu anak dia, Anton bilang dia di jebak oleh Eva. Anton juga bilang kalau Eva itu sering gonta-ganti pasangan". Penjelasan Nita membuat ku semakin terkejut aku baru mengetahui kalau Eva adalah perempuan seperti itu.
"Astaghfirullah kamu serius Nit jangan ngomong asal-asalan loh" jawabku lagi
"Eh iya tau Ana aku sudah dengar semua, tapi akhirnya Anton mau menikah dengan Eva karena Eva selalu menuduh kalau Anton lah ayah dari anak yang dia kandung" jelas Nita dengan semangat. Entahlah aku tidak tau mana yang jujur dan mana yang berbohong. Yang terpenting Anton sudah mau mempertanggung jawabkan perbuatannya kalau memang dia pelakunya.
"Oh gitu, kita doakan saja semoga pernikahan mereka lancar Nit"
"Iya Ana yang penting anaknya itu punya orang tua yang lengkap" benar kata Nata yang terpenting adalah anak yang di kandung Eva mempunyai orang tua yang lengkap.
"Iya Nit, yaudah aku cuma mau tanya itu karena penasaran soalnya tadi Eva tiba-tiba chat kalau dia akan menikah dengan Anton dan dia bilang jangan berharap lebih karena Anton akan menikah dengannya"
"Ha? Eva bilang begitu? Ckckck dia masih cemburu ternyata kalau dulu Anton sering mengejar kamu Ana". Eva cemburu pada hal yang tidak tepat, aneh sekali.
"Iya Nit aneh sekali, oh iya Nit aku matiin dulu ya terlfonnya soalnya aku mau lanjut kerja"
"Oh iya Ana semangat ya kerjanya hehehe" ucap Nita sambil terkekeh
"Ahsiap" ucapku membalas nya. Akuu menutup telpon lalu melanjutkan pekerjaan ku karena masih ada baju omah yang belum ku rapikan di lemari pakaian.
***
"Sore omah hemm omah makin ke sini makin cantik aja" terdengar suara kak Yoga dari luar lalu masuk kekamar. Kak Yoga membawa buah-buahan yang lumayan banyak untuk omah. Salah satunya adalah buah naga kesukaan omah. Omah sering makan buah itu kalau sedang bersantai karena buahnya manis dan tidak keras.
"Ah cucu omah bisa saja, wahh bawa buah kesukaan omah juga ternyata hahaha. Hemm pasti ini ada maunya" ucap omah sambil tertawa.
Aku yang melihat kedekatan kak Yoga dan omah hanya tersenyum. Aku teringat dikala nenek masih hidup. Hemm semoga nenek tenang di sana.
"Iya ni omah aku mau di cium sama omah, sudah lama omah ngak cium aku" dengan suara manja yang di buat-buat kak Yoga menyodorkan pipi ke depan omah.
"Hemm dasar sudah gede seperti ini masih saja manja". Ucap omah setelah mencium pipi cucunya. Aku hanya menyimak pembicaraan mereka.
"Hehehe ya gapapa kan omah cucu sendiri juga" jawab kak Yoga sambil memajukan bibir. Keliatan sekali kalau kak Yoga adalah orang yang sangat menyayangi omah.
"Oh iya omah aku boleh pinjam Kirana satu hari ngak Minggu ini?" Ha? Kak Yoga mau pinjam aku? Ada apa ini?
"Loh? Mau kamu bawa kemana emang si kirana?" Ucap omah penasaran begitu juga dengan diri ku yang tak kalah penasaran.
"Aku mau ajak Kirana kondangan karena Minggu ini teman aku menikah, aku malu bila kekondangan tidak membawa pasangan" jelas kak Yoga dengan malu.
Hah?? Kak Yoga ingin membawa aku pergi kondangan? Apa dia tidak malu berpasangan dengan ku ini yang sangat tidak cocok berdampingan dengan dirinya? Aku rasa ini adalah ide gila.
"Tanyakan saja pada orangnya kalau omah sih setuju-setuju saja" aduh omah bukannya melarang malah menyetujui permintaan kak Yoga.
"Gimana Ana? Kamu mau ngak?" Tanya kak Yoga.
"Emmm anu kak, aku ngak punya baju yang bagus buat kondangan". Yes akhirnya aku punya alasan untuk menghindari ajakan kak Yoga
" Kamu ngak perlu kuatir, aku akan membelikan baju yang bagus buat kamu" aduh.. parah sih ini kalau begini aku tak bisa mengelak.
"Tapi omah perlu aku kak aku harus merawat omah" jawab ku lagi mencari alasan.
"Tenang saja aku sudah mencari pengganti sementara untuk kamu" ah sudah lah aku akui aku kalah.
"Ikut aja Ana omah gapapa kok, omah suka kalau kamu dekat dengan yoga" omah membuat ku semakin salah tingkah.
"tuh dengar omah saja memperbolehkan kalau kamu ikut denganku" sambung kak Yoga atas jawaban omah.
"Emm yasudah aku mau kak" jawab ku sambil tersenyum
" Nah gitu dong hehehe" kak Yoga terkekeh. Omah pun nampak tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments