Guruku Suamiku
Gladisia putri maharani bisa di panggil juga Glasdis, gue anak kelas 12 IPS ya kelas tingkat terakhir.
Semua orang tak ada yg tak tahu tentang gue bahkan bisa dibilang gue adalah cewe yg paling terkenal di sekolah ya begitulah bisa dibilang karena gue cantik, cerdas, ya dan satu lagi gue kaya.
Kaya lah itu nilai plus soalnya gue bisa traktir banyak orang bahkan gue juga bisa sogok orang buat kerjain tugas gue. Hahaha emang sih gue cerdas cuman gue terkadang males aja buat ngerjain tugas hidup gue terasa sempit banget gitu kalau gue harus habiskan buat ngerjain tugas kan kasihan juga yg butuh uang jajan bisa bagi-bagi rejeki kali ya. Ya itu juga pendapat gue sih kalau lo ya gak tahu lah kan kalau gue kayak hahaha.
Eh ya gue itu punya teman dekat namanya Clarisa dan Selena mereka berdua itu ya antek-antek gue lah satu sampai lima gue berada di peringkat satu dan mereka di peringkat lima ya wajarlah gue kan cantik di atas mereka tapi mereka memang sahabat baik gue sejak masuk SMP dan sampai sekarang.
''Gladis!'' panggil Clarisa dan Selena bersama.
Mereka berdua berlari menghampiri cewe terpopuler di sekolah mereka itu yg tidak lain adalah sahabat baik mereka berdua.
''Ih gila lo yah, gue udah nunggu lo dari tadi pagi nyatanya lo berangkat sendiri katanya mau barengan kebiasaan deh!" protes Clarisa dengan cerocosan nya yg udah seperti petasan yg hampir semua meledak.
Sementara Gladis ia malah terus berjalan tanpa memperdulikan kedua sahabat baiknya itu.
Ya seperti itulah sikap dirinya namun meski begitu dirinya masih beruntung karena masih mempunyai kedua sahabat baik yg masih setia mau menemani dirinya bahkan sudah hampir enam tahun itu.
''Gladis gue ngomong kamu itu kebiasaan deh." Kesal Clarisa masih mengejar cewe super duper angkuhnya bahkan sama sahabatnya itu saat ini.
Gladis berhenti sejenak ia memutar tubuhnya dan menatap acuh pada kedua sahabat baiknya membuat Clarisa dan Selena diam seketika. ''Gue mau kalian diem bisa gak sih untuk kali ini aja kalian gak usah bikin pagi gue makin kesal.'' Tegas Gladis dan langsung memutar tubuhnya kembali ia langsung kembali berjalan tanpa memperdulikan kedua sahabatnya yg merasa bingung.
''Kebiasaan deh tuh anak pasti ada yg sesuatu,'' tebak Clarisa menduga.
Selena hanya diam namun ia mengangkat bahunya acuh dan memilih berjalan tanpa memusingkan sahabat nya itu.
''Ih kok malah di tinggal sih,''
.
''Pagi anak-anak,'' sapa ibu Arumi yg baru saja masuk ke kelas.
''Pagi bu,'' balas semua siswa siswi dengan serempak.
Pembelajaran pun kembali di mulai seperti biasa.
Tak ada yg spesial bahkan semua terasa seperti biasa saja seperti hari-hari sebelumnya.
''Oh ya ibu lupa apa pembagian kelompok penelitian kalian udah di bagi?" seru bu Arumi.
''Belum bu, bukannya ibu yg akan bagikan?" sahut Frans ketua kelas.
Frans adalah sosok laki-laki yg banyak di kagumi para siswi ia juga adalah ketua OSIS yg tidak bukan adalah sosok yg mengagumi Gladis.
Hanya saja dirinya cukup tahu diri ia merasa tidak yakin pada cintanya atau ia takut jika dirinya akan ditolak oleh wanita separuh bidadari sombong itu.
Bu Arumi mengangguk ia kembali teringat akan ucapan dirinya minggu lalu.
''Ya sudah kalau begitu ibu bagikan dulu tiap kelompok dan kalian nanti akan menentukan penelitian nya tapi satu yg harus kalian ingat ibu tidak ingin ada laporan jika penelitian kalian tidak real.'' Tukas bu Arumi.
Ia pun langsung menuliskan pembagian kelompok di papan tulis dengan yakin membagikan satu persatu nama ke tiap kelompok.
''Yah gue pisah sama kalian,'' ucap Selena memelas.
Selena merasa tidak puas dengan pembagian kelompok yg bu Arumi tuliskan karena dirinya terpisah dari kedua sahabat baiknya itu.
''Yah gak apa-apa lah Selena, lagian buat penelitian ini doang kok.'' Tutur Clarisa berusaha menghibur sahabatnya itu.
Bu Arumi yg sudah selesai ia pun membalikan tubuhnya.
''Ini berlaku untuk setiap pertemuan ibu jadi ibu harap kalau ada tugas kalian harus kerjakan bersama secara kelompok.'' Jelas bu Arumi.
Gladis mencebikan bibirnya ia merasa kasihan juga pada sahabat baiknya itu.
''Kenapa mesti di bagi kelompok sih buk,'' protes Gladis mengutarakan ketidak setujuan dirinya.
''Ya kalian kan kelas IPS harusnya memang begitu kalian harus banyak berkompromi membangun rasa musyawarah dalam setiap penyelesaian tugas bukan begitu?" tanya bu Arumi meminta pendapat dari para siswanya.
Gladis hanya diam kali ini ia tidak banyak bertingkah cukup sudah mood nya hilang di pagi hari ia tidak ingin mood nya seharian ini hancur karena masalah sepele.
Sebenarnya ia sendiri ingin protes tapi apa daya dirinya memang sedang malas saja beradu argumen dengan guru nya itu. Padahal biasanya ia paling sering memprotes tindakan gurunya yg tidak ia harapkan dan selalu berakhir dengan guru yg mengalah tapi berbeda untuk kali ini ia seolah tidak menghiraukan kesedihan sahabatnya itu.
.
''Ke kantin yuk," ajak Clara yg langsung mendekati bangku Gladis.
Gladis hanya menghembuskan napas beratnya ia seolah berat untuk melangkah semangat nya terasa hilang sejak pagi datang.
''Kok diem sih, ayo.'' Ajak Clara menarik tangan Gladis.
''Males ah, gue nitip aja ya,''
''Gak mau, ayo lagian kamu mau apa di kelas sendiri biasanya juga paling males diem di kelas sendiri.'' Cerocos Clara lagi.
''Males aja, lagian gue gak lapar.'' Bohong Gladis.
Dirinya memang sedang tidak mood terlebih untuk saat ini pagi tadi saja ia sudah puas dengan mood buruknya karena sang ayah kembali pergi untuk pekerjaan nya ia hanya tinggal bersama ayahnya karena ibunya dan sang ayah bercerai saat dirinya duduk di bangku SMP sejak saat itu ia selalu merasa sendiri bahkan setelah dirinya menginjak usia sekarang ia tidak pernah merasa dirinya memiliki kehidupan yg baik.
''Kenapa sih? ayah lo berangkat lagi kan?" tebak Clara yakin.
''Dis, kenapa?" tanya Selena yg sama tidak senang melihat raut sedih sahabatnya.
Gladis tersenyum miring menjelaskan hati yg saat ini sakit memang tidak perlu ia hanya ingin sendiri benar-benar sendiri seperti yg selalu ia rasakan di rumah besar milik nya sendiri.
''Ya udah gue duluan ya,'' Clara langsung berlalu dari hadapan sahabat baiknya itu.
Ia yakin jika memang saat ini sahabat baiknya memang sedang membutuh kan waktu untuk sendiri.
Kini hanya dirinya sendiri di kelas hanya keheningan yg ia kembali rasakan andai saja ia tumbuh dengan penuh kasih sayang mungkin saat ini ia adalah sosok wanita yg paling sempurna tapi apa daya ia hanya seorang anak yg lemah.
Gladis hanya bisa menangis ia kembali rapuh di sekian hari yg ia lewati ya itu hanya beberapa saat ia akan kembali seperti Gladis biasa wanita yg sangat angkuh bagi orang lain dalam hidupnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
VLav
waahh pmbukaan yg fresh
langsung favorit deh
salam keluarga besar arsgaf ya ka
2023-01-10
1
Risfa
Hadir ka
2023-01-09
1
Hanum Anindya
aku udah fave, like, bintang lima, bunga dan vote juga, sukses ya kak, keluarga ASGRAF kak😊, salam kenal.
2023-01-09
1