''Oh ya terus lo sama siapa di bawa ke rumah sakit? andai aja lo nurut sama gue mungkin lo gak bakalan terluka juga lagian bandel sih,'' cetus Clara masih dengan mode kesal nya.
''Ya lagian siapa juga yg mau celaka sih ra,'' sambung Gladis yg kini membetulkan posisi duduknya.
Ia tidak ingin lagi kena tempokan lagi dari sahabatnya itu.
Sekilas Clara melirik pergerakan sahabatnya namun ia kembali menghembuskan napas berat nya. "Jadi siapa yg bantuin lo tadi?" tanya Clara lagi.
Mata Gladis menatap dalam sahabatnya itu ia seolah berpikir untuk mengatakan nya tapi ia merasa tidak perlu juga ia repot-repot menutupi nya toh memang pak Irfan juga yg memang menolong dirinya. "Pak Irfan yg bawa gue ke klinik, " ungkap Gladis jujur pada akhirnya.
"Hah pak Irfan?" tanya Clara dan Selena bersamaan.
"Kok kaget gitu sih?" sahut Gladis heran.
"Mmmm ya maksud gue kok pak Irfan bisa tolongin lo sih?" sambung Clara pada akhirnya.
Meski sebenarnya ia memang cukup terkejut kenapa bisa guru super terpopuler di sekolahnya itu bisa menolong sahabat baiknya.
"Ya bisa dong ra, orang pak Irfan itu lagi di jalan mau pulang emang apa lagi," cetus Gladis kesal.
Ia pun hendak berdiri untuk mengambil air minum namun belum sempat ia meraih gelas itu Selena yg lebih cekatan ia segera membantu Gladis untuk mengambilkan air minum untuk dirinya.
"Nih dis,"
"Makasih sel," ucap Gladis dan segera meminum air putih itu untuk menghilangkan rasa haus nya.
Clara masih tidak percaya dengan apa yg ia dengar dari sahabatnya menurutnya ada sesuatu yg ia rasa janggal tapi ia tidak ingin sibuk memikirkan itu mengingat karena sebelum kejadian itu Gladis telah menerima hubungan dengan Frans.
''Oh ya ngomong-ngomong gimana sekarang kabar lo sama si Frans?" tanya Clara yg mulai kepo dengan hubungan pribadi sahabatnya itu.
Gladis yg masih meneguk air ia bahkan sampai terbatuk-batuk mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu.
''Lo gak apa-apa?" seru Clara yg sedikit kaget.
''Enggak ko keselek aja,''
Selena melirik ke arah Gladis ia merasa jika sahabatnya itu sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka atau memang sebenarnya tidak terjadi hubungan diantara mereka duga Selena yg mulai curiga.
''Tiga hari lagi kita bakalan adakan penelitian kalau kamu masih sakit gimana dong? masa yg survei tempat gue sama yg lain gak seru dis kalau gak ada lo?" ucap Clara lagi yg mulai mengingat rencana penelitian sekolah.
''Ih lo sibuk amat sih ra, lo gak lihat apa si Gladis ini baru saja kena musibah harusnya lo ngerti dia dong. Gue aja yg beda kelompok sama kalian santai aja.'' Cetus Selena sewot.
Clara hanya mendelik gusar ia hanya memainkan rambutnya dan menatanya kembali karena sebal dengan tanggapan Selena yg merasa jika dirinya lebih baik.
''Udah-udah gue gak apa-apa kok paling besok juga sembuh ya udah gue mau istirahat dulu ya,'' pinta Gladis pada akhirnya.
Selena dan Clara pun akhirnya hanya bisa pasrah karena memang saat ini yg Gladis butuhkan adalah istirahat yg cukup agar ia dapat kembali sembuh.
Tring.
Suara notifikasi dari ponsel milik Gladis berbunyi.
Baru saja ia hendak memasuki dunia mimpinya kini ia harus terbangun lagi karena suara ponsel lebih mudah menganggu indra pendengaran dirinya.
''Hah Frans,'' pekik Gladis girang.
Ia bahkan segera duduk dan melupakan kakinya yg sedang sakit.
''Aww, aduh gara-gara ni ponsel.'' Kesal dirinya namun kembali tersenyum saat melihat pesan dari Frans kembali muncul.
[Aku dengar dari Selena kalau kamu lagi sakit dis? kok gak bilang sih?]
Gladis kembali tersenyum saat membaca pesan dari Frans yg kini sudah sah menjadi kekasih nya.
Belum sempat ia mengetik balasan pesan kini Frans malah menelepon dirinya.
''Hay,'' sapa Gladis sedikit canggung.
''Kamu sakit? kenapa gak bilang aku?"
"Mmm emang kalau aku sakit harus laporan dulu ya?" kekeh Gladis.
''Enggak gitu juga ya maksudnya kan sekarang aku ini pacar kamu ya setidaknya aku harus tahu keadaan kamu.''
''Oh gitu, terus sekarang kamu sudah tahu kan kalau aku sakit jadi gimana?" tanya Gladis manja.
Frans malah terkekeh mendengar jawaban dari Gladis. "Mmm mau aku jenguk?"
"Jangan!"
"Kenapa? kan biasanya kalau pacar nya sakit ya di jenguk lah?"
"Nanti ayah marah Frans kalau anak cowok ke rumah," lirih Gladis jujur.
Frans kembali tertawa mendengar jawaban dari Gladis.
Ternyata selama ini dugaan nya salah karena ternyata Gladis adalah sosok wanita yg baik bahkan sangat baik hanya saja ia memang terlihat sedikit bergaul bebas.
''Ya udah tapi kalau barengan sama yg lain gimana?" tanya Frans lagi.
.
''Ma aku pergi dulu ya!" teriak Irfan yg kini sudah hendak keluar dari rumahnya.
''Mau kemana kak?"
Irfan segera menghentikan langkahnya. ''Ke rumah teman ma,''
''Cewek apa cowok?" tanya mama Citra.
''Astaga mam, aku ini udah gede malah sangat gede pertanyaan mami itu gak berubah,'' desis Irfan heran.
''Ya kan mami harus tahu jangan sampai nanti kamu bawa kabur anak orang kan mami gak mau,'' bela mami Citra mengeles.
Irfan hanya bisa menghembuskan napas beratnya karena berdebat dengan maminya tidak akan selesai-selesai.
''Ke rumah cowok dong mam, ke rumah si Dika temen aku waktu kuliah dulu.'' Ingat Irfan.
Mami Citra hanya ber oh ria ia bahkan membulatkan mulutnya seakan mengenal jelas siapa Dika itu.
''Yasudah tapi jangan ngebut di jalan.'' Ingat mami Citra lagi.
Irfan pun segera menyalami tangan mami nya dan segera berjalan kembali ke luar.
Tanpa menunggu lama ia pun menjalankan mobil nya meninggalkan kediaman nya.
Jalanan yg terlihat padat membuat Irfan kembali mengurangi kecepatan namun saat di jalan ia kembali teringat akan bengkel yg sempat ia titipin motor dari anak didiknya itu.
Irfan pun membelokan arah nya dan berhenti tepat di bengkel dimana motor Gladis berada.
''Eh pak,'' sahut salah seorang montir bengkel yg kini tengah selesai bekerja.
''Apa sudah selesai di perbaiki?"
''Udah pak tinggal nunggu diambil saja,"
''Ya sudah gimana kalau bapak kirim motor nya ke alamat ini biar biaya nya saya bayar sekaligus biaya perbaikan motor nya.'' Sahut Irfan yg kini menerima kertas rincian perbaikan motor nya.
Ia merasa jika semua itu adalah tanggung jawab dirinya terlebih mengingat Gladis adalah anak didiknya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Ani Vabbiani
semangat up terus thoorrr..
2022-10-10
0