Part 19 Bimbang

“Ayah ingin bertemu Frans, apa yg harus aku lakukan,” gumam Gladis terdiam kembali.

Belum juga lama dirinya menjalin hubungan dengan Frans kini dirinya harus mendapat masalah membuat ia bingung dengan hubungan nya ini.

Di sisi lain ka sangat mencintai lelaki yg kini menjadi kekasihnya tapi mengenalkan Frans pada ayahnya tentu membuat dirinya takut jika ayah nya akan memutuskan hubungan mereka.

Ke esokan harinya.

“Frans!” teriak Gladis dari lorong sekolah.

Ia segera berlari menghampiri Frans yg sedang berdiri di depan mading.

“Ada apa?” tanya Frans dengan tersenyum simpul.

Baru kali ini ia melihat Gladis yg berani memanggil dirinya seperti itu biasanya ia akan terlihat seolah tak peduli pada dirinya ya meski memang itu sebelum mereka menjalin hubungan.

“Aku ingin bicara,” cicit Gladis yg kini menarik lengan Frans agar menjauh dari mading.

Frans hanya mengikuti kemana Gladis mengajaknya pergi dan kini mereka berhenti di atas gedung sekolah.

“Ada apa Dis, pagi-pagi gini tarik-tarik aku kamu kengen?” Kekeh Frans yg malah menggoda Gladis.

Gladis melepas tangan nya dan balik menatap kesal pada Frans.

“Frans aku serius.”

“Soal?”

Gladis sedikit bingung ia malah memutar balikan tubuhnya ia seakan ragu untuk mengatakan apa yg ayahnya pinta dari dirinya.

“Dis?”

“Frans, ayah ingin ketemu kamu.” Ucap Gladis dengan begitu saja setelah semua rasa gugup nya berusaha ia redam.

“Hah kok bisa?”

“Ya bisa, jadi kemarin ayah tahu soal kencan kita dan aku juga bingung dari mana ayah tahu soal itu katanya ayah ingin ketemu kamu dan dia tidak ingin ada alasan apapun lagi jadi gimana?” keluh Gladis sedikit Frustasi.

Frans menganggukan kepalanya ia meraih tangan Gladis.

“Aku akan menemui ayah kamu, kamu jangan khawatir gak ada yg terjadi apapun di antara kita, kita hanya makan-makan kok jadi kamu gak usah khawatir.” Ungkap Frans dengan tersenyum simpul.

“Tapi aku takut,” cicit Gladis tak percaya.

Bagaimana pun ayah nya terlihat sangat marah saat mengetahui dirinya pergi berkencan dengan teman nya.

“Apa yg membuat kamu takut?” tanya Frans sambil mengerutkan keningnya.

Ia merasa heran karena melihat Gladis yg terlihat begitu panik.

“Bagaimana kalau ayah suruh kita putus?”

Frans semakin mengembangkan senyum nya ternyata Gladis terlihat begitu mencintai dirinya tapi bagaiama pun memang kesalahan dirinya yg mengajak anak gadis orang pergi ke luar tanpa meminta ijin dari orang tuanya.

“Ya mana kita bisa tahu soal itu? Aku sendiri belum bertemu dengan ayah kamu.” Balas Frans dengan hangat.

Gladis menatap wajah Frans ia terlihat begitu menenangkan membuat dirinya yakin jika Frans adalah lelaki yg baik.

Tring...

Bel berbunyi menandakan jam pelajaran akan segera di mulai.

“Ya udah kamu jangan banyak pikiran soal ayah kamu biar nanti aku pulang sekolah ke rumah kamu, kita masuk dulu ya.” Ucap Frans kembali menenangkan Gladis.

Ia mengusap puncak kepala Gladis dengan sayang dan berjalan ke kemas mereka bersama.

Suasana terlihat hampir sepi sekua siswa dan siswi sudah memasuki kelas masing-masing.

Gladis sedikit di buat panik ia berlari bersama dengan Frans dengan tangan mereka yg saling bertautan.

“Aman, ayok.” Sahut Frans dengan santai saat mereka kini hendak masuk ke dalam kelas.

Semua mata melihat ke arah Frans dengan Gladis yg kini masuk ke dalam kelas bersama.

Namun belum sempat mereka masuk suara deheman terdengar di telinga Gladis membuat Frans dan Gladis memejamkan matanya.

Gladis yg terkesiap ia segera melepas tangan nya dan balik menatap ke arah sumber suara.

“Ekhmmmm.”

“Orang lain udah mau mulai belajar kalian malah pacaran.” Ucap seseorang itu dengan suara dinginnya.

Frans sedikit terkekeh ia merasa begitu malu namun berusaha menyembunyikan nya.

“Masuk ke dalam kelas!” Titah seseorang itu lagi.

Frans dan Gladis seketika langsung menuruti perintah gurunya itu.

Namun belum sempat mereka berjalan ke arah bangku mereka gurunya kembali bersuara membuat Gladis menggigit bibir bawahnya merasa sangat kesal.

“Hey, siapa suruh kalian duduk?”

Gladis langsung berbalik kembali ia menatap tatapan dingin dari gurunya membuat ia menghembuskan napas beratnya.

“Tapi kita hanya telat beberapa menit saja kok pak,” keluh Gladis dengan kesal.

“Beberapa menit kamu bilang? nah itu dia contoh yg tidak baik kalian ini sudah hampir lulus sekolah dan kalian punya adik kelas seharusnya kalian menjadi teladan bagi adik kelas kalian nah ini.” Celetuk pak Irfan tidak melanjutkan perkataan nya.

“Sekarang juga kalian berdiri di depan kelas saya, saya tidak ingin ada siswa yg kembali telat.”

“Tapi pak,” Gladis berusaha meminta agar pak Irfan tidak menghukum dirinya dengan Frans.

Namun bukan pak Irfan namanya jika dia tidak tegas.

“Kamu lupa siapa guru bk disini?” tanya pak Irfan dengan mode dingin nya membuat siapa saja tak bisa berkutik lagi.

Gladis hanya bisa pasrah ia pun berjalan ke arah depan kelas bersama dengan Frans yg mengikuti Gladis.

Akhinya sepasang kekasih itu pun berdiri membuat Irfan sedikit menyungingkan senyum nya.

“Siapa suruh kalian pacaran di jam pelajaran saya.” Gumam Irfan dalam hatinya.

Ia begitu senang melihat Gladis dengan Frans yg kini mendapatkan hukuman dari dirinya dan entah mengapa ia bisa seperti itu.

Jam pelajaran sudah hampir selesai bahkan hampir satu jam lamanya pak Irfan menerangkan tentang apa saja yg ia berikan pada anak didiknya.

Frans dan Gladis sendiri mereka bahkan sudah hampir lemas dibuatnya karena harus berdiri selama itu di depan terlebih menjadi tontonan anak-anak membuat mereka malu.

“Pembelajaran minggu depan saya tidak ingin ada siswa maupun siswi yg ketahuan telat lagi jam pelajaran saya, jika sampai ada yg telat lagi hukuman nya bukan hanya berdiri di depan kelas tapi di lapangan.” Ujar pak Irfan yg langsung menyudahi pembelajaran kali ini.

Gladis mengerucutkan bibirnya andai saja pak Irfan bukan gurunya sudah ingin sekali ia mencabik-cabik dirinya.

Padahal dirinya hanya telat beberapa menit saja bahkan di saat jam pelajaran belum juga di mulai membuat ia sangat kesal.

“Hmmm semangat,” sahut Clarissa menyambut Gladis di bangkunya.

Gladis hanya tersenyum kecil ia sangat lemas bahkan ia begitu kesal dibuat nya.

“Oh, ya kenapa kalian bisa bersama? Gue kira kamu gak masuk kali ini?” tanya Selena yg kini menanyakan keingin tahunan dirinya.

“Pasti pacaran lah sel, lihat tuh tadi guru kita jeles banget lihat mereka.” Kekeh Clarisa yg kini menyahuti.

“Apaan sih lo Clarisa.” Ketus Gladis tak ingin ada yg membahas guru nyebelin itu lagi.

“Iya tapi bener Dis, gue heran deh sama pak Irfan dia itu kayak kesel aja lihat lo sering berduaan sama si Frans.” Ingat Clarisa yakin.

Selena sendiri ia malah mengangguki nya karena ia sendiri merasa tebakan Clarisa memang benar.

“Iya kah gimana gak jeles orang dia itu jomblo gak laku tuh dia.” Kesal Gladis kembali.

Sementara Irfan yg mendengar ocehan Gladis ia langsung berdehem dan memasuki kelas kembali karena ada sesuatu miliknya yg tertinggal.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!