“Do kamu bisa turun sekarang dan awasi dengan siapa Gladis akan pergi.” Ucap ayah Hadi yg kini menaruh curiga terhadap anak nya.
Dodi mengernyit bingung ia menatap ke arah kaca dimana melihat tuannya yg terlihat begitu serius.
“Tapi tuan ada bisa telat,”
“Berhenti di depan dan ikuti kemana Gladis akan pergi!” Ujar ayah Hadi dengan penuh penekanan.
Dodi pun hanya bisa pasrah ia pun menuruti kemauan ayah Hadi dan berhenti di bahu jalan yg beluk jauh dari sana.
Ayah Hadi pun segera turun dari dalam mobil dan langsung mengambil kemudi sementara Dodi ia langsung berjalan ke arah samping untuk kembali ke kediaman Hadi untuk mengikuti perintah majikan nya.
“Jadi?” tanya Frans dengan senyum lebarnya saat melihat kedantangqn Gladis yg tiba-tiba.
“Jadi dong,” kekeh Gladis dengan manja.
Ia pun langsung memakai helm yg a Frans berikan pada dirinya.
“Mmm kamu yakin Dis kuat apa kaki kamu udah gak sakit?” tanya Frans heran karena saat tadi di sekolah ia memang kesusahan untuk naik motor miliknya bahkan terlihat kakinya belum terlihat sembuh total.
“Kuat dong Frans, cuman sakit sedikit,” balas Gladis dengan senyum yg tak pernah pudar di sudut bibirnya.
Frans pun segera naik ke atas motornya namun satu tangan lain ia gunakan untuk membantu Gladis untuk pegangan saat Gladis hendak naik ke atas motornya.
“Sakit ya, harusnya aku bawa mobil maaf ya,” ungkap Frans menyesal.
“Gak apa-apa kok sedikit saja.”
“Ya udah kita jalan ya.” Lanjut Frans lagi setelah Gladis di posisi yg aman.
Motor merek terkenal itu pun seketika melaju membelah jalnanan dengan sepasang kekasih yg kini sedang di landa cinta.
Gladis bahkan menyendarkan kepalanya di bahu Frans ia bahkan memeluk Frans tanpa merasa malu.
Dari sudut bibirnya mengungkapkan betapa bahagia nya mereka saat ini seolah dunia memang di ciptakan untuk mereka berdua.
“Kita mau kemana Frans?” tanya Gladis dengan sedikit menaikan suaranya.
“Ada deh, tapi aku yakin kamu bakalan suka.” Balas Frans dengan bahagia.
Merka pun kembali menyungingkan senyum nya bahkan tak sedikit percakapan saat mereka berada di jalan.
Setengah ham telah berlalu bamun motor hitam itu terus saja melaju menuju tempat dimana Frans akan memberikan kejutan pada Gladis.
“Masih jauh ya?”
“Bentar lagi kok.”
Gladis mengangguk dan semakin mengeratkan pelukan nya.
Namun tanpa Gladis ketahui seseorang tengah mengikuti mereka dari belakang bahkan ia melaporkan apa saja dan kemana mereka akan pergi.
Kini mereka berbelok arah da tengah sampai pada tujuan.
Frans menghentikan motornya tepat di sebuah restoran yg terlihat begitu indah bahkan menyatu dengan alam.
Gladis yg baru saja ke sana tentu di buat takjub pemandangan yg indah membuat kesan romantis bagi dirinya.
Ia pun segera turun dari atas motornya dengan tangan nya yg di pegang oleh Frans karena Frans takut jika Gladis akan terjatuh.
“Kok senyum mulu sih,” ucap Frans yg kini melepas helm nya dan mencubit gemas hidung Gladis yg mancung.
Gladis terkekeh ia oun mengangguk dengan senyum nya. “Aku suka banget Frans,”
“Iya aku juga suka ke sini tempatnya bagus dan yg terpenting aku a merasa kalau disini itu aku suka melupakan semua beban.” Ungkap Frans dengan tersenyum.
Gladis termangu ia hanya tersenyum dan meraih tangan Frans yg kini sedang menatap dirinya.
“Masuk yuk,”
Gladis kembali mengangguk dan mengikuti langkah kaki Frans.
Frans dengan santai membawa Gladis mengitari pemandangan dimana dirinya dan Gladis bersantai memandangi indahnya pemandangan yg terlihat begitu menyejukan mata tentunya membuat perasaan mereka terasa tenang.
“Kamu duduk dulu disini ya, biar aku pesan makanan dulu.” Ungkap Frans setelah Gladis sedang duduk di bangku yg menghadap air sungai besar bahkan hampir terlihat seolah sedang berada di sebuah air terjun.
“Halo pak,”
“Bagaimana?”
“Mereka sedang berkencan sepertinya pak, tapi sekua terlihat aman.”
“Aman bagaimana maksud kamu!” bentak ayah Hadi yg sedang merasa kesal ia bahkan begitu khawatir terhadap anak gadisnya yg baru kali ini diam-diam berkencan dengan seorang anak laki-laki.
“Mmm maksud saya non Gladis aman pak, mereka sedang ke restoran bukit cerita pak,” ungkap Dodi dengan gugup.
Ayah Hadi menghembuskan napas beratnya ia bahkan sesekali memejamkan matanya ia bahkan baru menyadari jika saat ini putrinya tengah remaja dan hal wajar jika putrinya sedang jatuh cinta tapi tetap saja ayah Hadi begitu khawatir terhadap dirinya.
“Ya sudah terus awasi dia dan satu lagi pastikan dia aman sampai pulang.” Tukas ayah Hadi yg langsung mematikan ponsel nya.
Gladis masih saja menikmati pemandangan indah yg menyejukan matanya ia bahkan berselfie ria dengan senyum manis nya.
“Kamu suka ya?” tanya Frans yg sudah kembali.
“Eh, iya suka dong.” Kekeh Gladis polos.
“Frans foto yuk,” ajak Gladis kemudian.
Dengan senang hati Frans pun mengangguk menyetujui keinginan Gladis mereka pun berselfie mengabadikan momen bahagia mereka.
“Hmmm Dis,”
“Ya,” sahut Gladis saat kini mereka sedang menikmati kembali pemandangan.
“Aku boleh tanya sesuatu gak?” tanya Frans sedikit ragu.
“Boleh, emang kamu mau tanya apa?”
“Hmmm,” Frans mengatur napasnya.
Ia hanya ingin memastikan saja cinta mereka.
“Apa kamu benar mencintai aku?” tanya Frans ragu.
Gladis terkekeh mendengar pertanyaan konyol dari Frans.
“Loh kok malah ketawa sih, serius.” Sahut Frans yg sedikit kesal.
“Sorry abis ya kamu ini lucu banget sih, ya kalau aku gak cinta mungkin aku bakalan mau jadi pacar kamu.” Kekeh Gladis lagi.
Frans tersenyum lebar ia pun meraih tangan Gladis yg masih menatap nya lekat.
“Aku juga cinta sama kamu Dis, bahkan sangat aku sih berharap hubungan kita bisa sampai nanti.”
“Nanti?”
“Ya aku mau kita sampai nikah, mmm konyol sih tapi aku benaran aku mau kalau suatu saat kamu jadi istri aku.” Jujur Frans pada Gladis.
Gladis tersipu malu namun jujur dalam hatinya ia begitu bahagia satu-satunya kata yg tak pernah ia bayangkan jika Frans akan mengatakan hal demikian pada dirinya.
“Mmmm aku sampai lupa, kita makan dulu yuk,” ajak Frans lagi.
Gladis mengangguk dan kembali ke bangku dimana tadi ia duduk.
Frans menarik kursinya untuk Gladis membuat Gladis kembali tersenyum sekaligus tertawa dengan tingkah Frans.
“Makasih,”
“Sama-sama.” Balas Frans dengan senyum bahagia.
Frans sendiri ia begitu bahagia ia memang tidak sekedar bergombal bamun memang dalam hati terdalam nya ia ingin sekali jika suatu saat cinta mereka akan berakhir dengan bahagia ia berharap Gladis bukanlah cinta pertamanya namun juga cinta terakhirnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments