Part 4. lelaki kuno

''Udah diam saja saya tidak bisa membiarkan kamu kesakitan seperti itu.'' Ucap Irfan dengan dingin.

Ia terus saja menggendong Gladis hingga kini mereka telah sampai di ruangan dokter.

''Ada apa ini?" tanya seorang wanita yg rapih dengan pakaian dokter yg menempel di tubuhnya.

''Dia terluka kak jadi obati dia,'' Kata Irfan dan langsung membaringkan tubuh muridnya di atas blankar di ruangan itu.

Gladis sedikit kaget tapi ia tidak bisa berkutik sama sekali.

''Kamu ini fan, kenapa bisa seperti ini lagian kenapa bisa terluka seperti itu harusnya kamu bisa menjaga kekasih kamu ini.'' Kekeh dokter itu dan segera mengambil beberapa kotak obat.

Irfan begitu terkejut tapi ia kembali seperti biasa. ''Apaan sih kak dia itu murid aku lagian tadi dia jatuh dari motornya.'' Bela Irfan dengan jujur.

Irfan sudah terbiasa dengan godaan kakaknya itu tapi mendengar Gladis di anggap pacarnya ia sedikit tidak terima karena Gladis adalah anak didiknya sendiri ia merasa kakak nya sangat keterlaluan.

Gladis sendiri ia tak kalah kaget tapi ia tidak ikut berbicara ia masih diam dan menerima pengobatan dari dokter di hadapan nya.

''Ngomong-ngomong jadi kalian tidak pacaran?" tanya dokter itu pada Gladis.

Gladia terlonjak kaget ia bahkan membulatkan matanya karena mendengar pertanyaan konyol dari seorang dokter.

''Bukan dok,'' cicit Gladis jujur.

Dokter itu pun menghembuskan napas berat nya dan ia kembali mengobati luka Gladis.

''Awww,'' pekik Gladis yg merasa kesakitan karena dokter itu menyentuh pergelangan kakinya.

''Pelan-pelan dong kak.'' Protes Irfan yg langsung menghampiri Gladis yg berteriak kesakitan.

''Awww sakit,''

''Sebentar kayaknya kamu harus di obati dulu dan untuk sementara waktu kita perban dulu ya dan jangan dulu banyak jalan sampai cideranya sedikit membaik.'' Tutur Rania dokter itu.

''Hah cidera aku mau di pijit aja jangan di perban.'' Keluh Gladis sedikit merengek.

Irfan yg mendengar itu sedikit tertawa kecil ternyata Gladis itu sedikit unik di saat orang lain lebih ingin penanganan medis tapi dia masih ingin cara tradisional. Ya Irfan sendiri pernah merasakan nya memang di urut bisa mengembalikan dengan baik tapi belum tentu itu tidak beresiko jika saja tukang urutnya tahu tentang letak-letak urat syaraf jika tidak bukan nya membaik malah membuat lebih parah cidera nya.

''Udah diam aja biar cepat sembuh.'' Tegas Rania dan langsung melakukan apa yg harus ia lakukan.

Setelah semuanya selesai kini Rania kembali duduk di kursinya dan memberikan berbagai obat untuk Gladis konsumsi.

''Dia akan cepat sembuh kok kamu gak usah khawatir,'' goda Rania lagi pada Irfan.

Irfan hanya menggeleng ia tidak begitu menanggapi godaan dari kakak nya.

.

''Lain kali kamu harus hati-hati gimana sih bisa sampai terjatuh seperti itu.'' Gerutu Irfan dan langsung memapah Gladis hingga pintu mobil membiarkan dirinya masuk ke dalam mobil.

Gladis hanya diam ia tidak bisa mengomel meski ia ingin tapi apa daya Irfan adalah gurunya dan terlebih ada kakak nya yg telah mengobati dirinya.

''Hati-hati jangan ngebut dan satu lagi cepat kenalin dia sama mamah dan ayah oke.'' Kekeh Rania lagi.

''Apa sih kak dia itu anak didik aku lagian aku juga gak ada hubungan apapun sama dia.'' Tegas Irfan lagi.

''Tapi buktinya kamu begitu perhatian sama dia kakak yakin kamu cinta kan sama dia secara dia itu cantik masa kamu gak tertarik?" seru Rania lagi dengan menaik turunkan alisnya.

''Apa sih kak udah ah aku capek assalamu'alaikum.'' Salam Irfan dan langsung menuju pintu mobil lain.

''Bye calon adik ipar cepat sembuh ya.'' Kekeh Rania sebelum akhirnya mobil yg Irfan kendarai melaju meninggalkan klinik kakak nya itu.

Gladis sedikit malu apalagi ia mendengar jelas apa yg kakak nya pak Irfan katakan.

''Ekhm,'' Suara Irfan terdengar membuat Gladis sedikit terkesiap.

''Soal itu jangan kamu ambil hati lagian kakak saya memang seperti itu.'' Ungkap Irfan dingin.

Gladis yg mendengar itu sedikit kaget namun ia tertawa kecil me menanggapi ucapan gurunya itu.

''Kenapa tertawa emang ada yg lucu?" tanya Irfan dengan heran.

Gladis yg masih tertawa ia pun segera menghentikan tawanya dan berbalik menatap samping dimana gurunya berada.

''Bapak kali yg jangan ambil hati lagian aku juga gak bakalan kepikiran sama sekali mana bisa aku mau jadi calon istri bapak.'' Kekeh Gladis lagi.

Irfan seketika tertawa mendengar ucapan jujur dari anak didiknya itu. ''Yakin kamu?" tanya Irfan seolah dirinya tidak percaya jika dirinya di tolak mentah-mentah oleh Gladis.

''Yakin lah pak, lagian bapak bukan tipe saya.'' Jujur Gladis tanpa rasa bersalah.

Irfan hanya diam ia mengangguk namun bibirnya sedikit tertarik senyum nya.

Ia tidak menyangka jika dirinya akan mendapatkan jawaban yg tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

''Memangnya kenapa bisa seperti itu? saya keren kok?" ucap Irfan percaya diri.

Menurut dirinya memang seperti itu ia bahkan banyak di kagumi banyak wanita tapi ia sedikit heran saat Gladis mengatakan jika dirinya bukan tipe nya.

''Iya kah pak, bapak itu sedikit kuno udah berusia loh pak.'' Kekeh Gladis lagi.

''Kuno?'' Irfan sedikit bingung dengan apa yg Gladia ucapkan ia bahkan lebih tidak menyangka dengan jawaban dari anak didiknya itu terlebih ia mengatakan pada seorang guru.

''Maksud nya Kuno? saya kira kamu yg kuno gadis jaman sekarang tapi saat kesakitan ingin mendapatkan pengobatan secara kuno.'' Kekeh Irfan membalikan kenyataan.

Gladis langsung terdiam ia seolah skak oleh jawaban dari gurunya.

Namun tidak dengan Irfan ia seolah benar-benar puas karena telah membungkam mulut anak didiknya yg telah menghabiskan kepercayaan dirinya.

''Udah disini saja, makasih ya pak sebelumnya dan terimakasih juga karena bapak sudah nolongin saya.'' Ucap Gladis sedikit ketus.

Ia merasa kesal karena dirinya di seolah di sebut cewe kuno mood nya hilang seketika.

''Sama-sama.'' Balas Irfan dengan senyum yg masih mengembang.

Ia pun langsung menjalankan kembali mobilnya meninggalkan Gladis yg masih diam di depan kediaman nya.

''Dasar nyebelin banget sih huh andai saja bukan guru uuuh udah di bejek aja.'' Kesal Gladis dan langsung berjalan dengan tongkat nya menuju kediaman nya.

''Hah cewe aneh gue di sangka cowok Kuno.'' Kekeh Irfan yg masih tak percaya jika dirinya di sebut dengan cowok kuno.

Bersambung........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!