Part 9 kesal

Amira yg sudah tak tahan dengan segala unek-unek nya ia pun tak membiarkan kesempatan begitu saja ia langsung menanyai mantan kekasih nya yg sejak tadi sama sekali solah tak menghiraukan kehadiran dirinya.

“Fan, aku kira kita perlu bicara,”

Irfan menghembuskan napas beratnya. “ Mir, sudahlah aku rasa gak ada lagi yg harus kita bicarakan.” Cetus Irfan yakin.

“Tapi fan aku tahu kalau kamu....”

Ucapan Amira terhenti saat ia mendengar suara langkah kaki yg semakin mendekat membuat obrolan mereka terhenti.

“Hay Sel,” sapa Amira dengan canggung saat adik dari kekasihnya mendekati dirinya.

Selena tersenyum kecut ia mendengar samar percakapan dari kekasih kakak nya itu ia rasa ada sesuatu yg ia rasa janggal meski ia belum bisa yakin sepenuhnya jika apa yg ia dengar adalah benar.

“Selena,” sahut Irfan yg sedikit kaget karena ia belum tahu jika Selena adalah adik sahabat baiknya itu.

Dika yg sudah kembali dari kamarnya ia mendekati mereka yg sedang berkumpul bersama.

“Kamu udah balik dek?” tutur Dika dari arah belakang dan merangkul adik kesayangan nya itu.

“Ih kebiasaan deh kak aku ini udah gede.” Kesal Selena yg selalu seolah di perlakukan seperti anak kecil.

Dika tertawa kecil ia malah mengacak-acak rambut adiknya dan beralih duduk diantara dua orang yg tengah canggung.

“Jadi gimana rencana kamu?” tanya Dika langsung.

“Bentar jadi Selena itu adik kamu?” tanya Irfan pada akhirnya.

Dika melirik ke arah adiknya dan bergantian menatap Irfan yg kini menatap Selena.

“Iya, mmm jangan bilang kalian ada hubungan yah?” kekeh Dika tak percaya dengan tebakan nya.

Selena langsung terbatuk ia tidak menyangka akan ucapan sang kakak yg sejak jidat itu.

“Apaan sih kak pak Irfan itu guru aku di sekolah,” kesal Selana yg langsung menjawab pertanyaan Dika dan membuat Amira bernapas lega.

“Oh, syukurlah aku kira kamu udah sadar sel,” kekeh Dika tanpa menghiraukan Irfan yg kaget juga dengan ucapan sahabatnya itu.

Mereka pun tertawa bersama namun Selena tidak tinggal diam ia langsung duduk di samping Amira ia ingin memastikan jika dugaannnya salah.

Sebelumnya Selena memang tidak pernah suka terhadap Amira melihat penampilan wanita itu yg terlihat begitu seksy dan juga kedekatan dengan abangnya yg selalu membuat dirinya tidak nyaman.

Entahlah kini Selena seolah sedang memata-mataku wanita itu ia tidak ingin jika sampai kakak nya sampai jatuh dalam pelukan wanita yg salah meski ya sekarang pada akhirnya jatuh namun tidak sampai mereka menikah.

“Gue gak nyangka sama kamu fan kamu ternyata bisa membuat gue kagum juga.” Jujur Dika dengan tawa nya.

Irfan hanya tertawa kecil ia sendiri merasa pujian dari sahabatnya itu terlalu berlebihan ia bahkan tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Dika yg kini sudah bisa dibilang sukses membangun masa depan.

“Ya lumayan lah ada kemajuan.” Kekeh Irfan menyahuti candaan Dika.

Namun berbeda dengan Amira ia terlihat begitu bahagia bahkan tak luput senyum nya terukir dari sudut bibirnya matanya seolah tak bisa teralihkan dari sosok lelaki yg ia cintai siapa lagi jika bukan Irfan.

Amira sama sekali tidak sedikitpun mencintai Dika ia hanya saja memanfaatkan kekayaan Dika tapi tidak dengan cintanya hatinya masih mencintai Irfan meski ia akui ia pernah menghianati cintanya karena soal materi juga.

Irfan meraih gelas namun aktivitasnya terhenti saat tangan nya bersentuhan dengan Amira yg kini menyentuh tangan Irfan.

“Oh sorry,” cicit Amira dengan senyum yg mengembang.

Irfan segera mengambil gelas lain bamun ia berusaha bersikap wakar ia hanya membalas senyum Amira tanpa berniat menatap lama dirinya.

“Gue rasa udah hampir sore nanti gue kabarin lagi ya dik, bisa kan kalau besok kita ketemu di tempat?” tanya Irfan memastikan.

“Gampang lah, gue janji pasti bisa.”

“Makasih dik, ya udah gue pamit dulu ya.”

Irfan segera berdiri dan berjalan ke arah pintu diikuti oleh Dika yg mengantar kepergian Irfan.

“Hati-hati loh mbak matanya bisa loncat,” celetuk Selena yg langsung menyusul kepergian sang kakak dan Irfan.

“Mau kemana lagi dek?” tanya Dika yg melihat adiknya yg langsung dari arah belakang.

“Mau anterin pak Irfan lah kak, kan pak Irfan guru aku,” keluh Selena jutek.

Irfan hanya tertawa dan segera naik ke mobilnya dan menyalakan mesin nya meninggalkan kediaman Dika.

“Lain kali kalau punya kesayangan kakak ini jagakan tahu,” sahut Selana yg memberikan kode pada Dika.

“Apaan sih kamu dek gak jelas banget.” Ucap Dika yg langsung mencubit gemas hidung Selena.

Selena begitu kesal ia langsung berlari mengejar Dika yg sudah lebih dulu lari dari dirinya dan malah mendekati Amira dan memeluk wanita itu dengan manja membuat mood nya hancur seketika.

“Nyebelin banget sih kak!” kesal Selena dan langsung mengehntakan kakinya meninggalkan Dika yg kini malah tertawa bersama Amira.

“Ih kasihan tahu be,” tutur Amira sang langsung melepas pelukan Dika dari dirinya.

“Gak apa-apa dia memang kayak anak kecil,” kekeh Dika dan malah kembali memeluk Amira.

Namun kali ini Amira sedikit tidak suka ia genta berharap jika Irfan akan kembali pada dirinya pikirkan nya kembali berangan dan berharap jika Irfan akan mencintai dirinya lagi terlebih yg ia tahu sekarang Irfan adalah sosok yg mandiri dan mempunyai usaha dalam bidang perhotelan dan juga berbagai restoran tentunya membuat rasa cinta itu kembali tumbuh.

.

Irfan kembali teringat akan kejadian tadi di rumah Dika saat tangan miliknya bersentuhan dengan tangan Amira bukan rasa cinta yg mampir kembali dalam hatinya melainkan rasa tak suka yg semakin bertambah bisa-bisa nya ia melakukan itu tanpa merasa maku terhadap kekasihnya.

Andai ia tahu lebih awal tentu ia tidak akan melabuhkan hatinya pada wanita yg bisa melabuhkan dirinya pada siapa saja yg ia mau hanya wanita yg murahan saja rela mengumbar cinta pada siapa saja.

Saat mobil miliknya melewati bengkel dimana motor Gladis berada ia merasa lega saat melihat motor nya telah tak ada mungkin saja montir nya sudah mengirim motor itu ke rumah Gladis membuat hatinya merasa lega.

Entah mengapa saat pikirannya mengingat Gladis ia tak lagi merasa kesal bahkan ia malah memikirkan Gladis yg dalam ingatan nya mengatakan jika dirinya adalah cowok kuno membuat Irfan kembali tersenyum lebar.

“Cewek kuno.” Gumam Irfan dengan tawa kecilnya.

Bisa-bisanya muridnya sendiri mengatakan dirinya seperti itu tapi entah mengapa ia sangat suka saat panggilan itu seolah terbayang kembali dalam ingatan nya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!