“Apa kamu sudah selesai?” tanya Amira yg kini tersenyum manis dan menghampiri Irfan yg masih saja diam mematung di ambang pintu.
Irfan hanya menghembuskan napas beratnya setelah akhirnya ia sadar kembali.
“Untuk apa kamu kemari?” tanya Irfan dengan dingin.
Namun dalam hatinya ia tidak sama sekali menyangka jika Amira akan seperti itu karena sebelumnya sama sekali tak pernah seperti itu bahkan setelah sekian lama dulu mereka menjalin hubungan.
“Aku sudah bilang ada sesuatu yg harus aku bicarakan fan, aku mau menjelaskan semuanya,” tutur Amira dengan kembali memohon.
Kali ini Amira terlihat seolah memohon pada Irfan namun tidak dengan Irfan kepercayaan nya sudah sejak saat itu hilang ia sama sekali tidak ingin membuang waktunya dengan wanita yg telah menghianati dirinya.
“Aku rasa semuanya sudah selesai, tak asa lagi yg perlu kita bicarakan. Jadi aku mohon berhenti membicarakan masa lalu soal aku dan kamu aku sudah melupakan nya.” Ungkap Irfan yg hendak kembali keluar.
Tak mungkin bagi dirinya bersikap kasar meski sebenarnya ia sangat kesal akan sikap Amira yg sudah ia rasa melampaui batas.
“Fan,”
“Irfan!” Teriak Amira yg tak di hiraukan nya lagi.
Irfan kembali masuk ke dalam mobilnya dan memacu kendaraan nya menjauh dari restoran miliknya itu.
Perasaan nya semakin bercampur aduk saat ini sama sekali tak pernah ia berharap akan serumit ini terlebih Dika adalah sahabat baiknya.
.
Keesokan pagi nya.
“Gladis!” Teriak Clarissa yg segera berlari menghampiri Gladis.
Ia melihat sahabat baiknya itu yg kini sudah masuk kembali ke sekolah meski masih menggunakan tongkat.
“Kamu kenapa masuk sih, lihat kaki kamu saja masih beluk sembuh.” Protes Clarissa tak terima.
“Gue udah sembuh sa udah ah ayo bantuin nih ambilin tas gue.” Seloroh Gladis dan langsung memberikan tas miliknya pada Clarissa.
Clarissa hanya mengendus kesal tapi meski begitu ia tetap saja menerima nya dan menemani Gladis ke kelas bersama.
“Oh ya gue lupa soal penelitian itu kita udah bahas dan rencana nya besok kita akan survei dulu tempat nya, ada dua pilihan sih tapi kayaknya pilihan awal lebih cocok.” Tutur Clarissa menjelaskan.
Gladis hanya diam ia terus saja melangkah hingga kini ia sudah masuk ke dalam kelas dan segera duduk di kursinya.
“Kok baru bilang sih, si Frans juga kok gak bilang sama gue.” Cetus Gladis kesal.
“Ya mau bilang gimana lo kan masih sakit mungkin lo gak bakalan kuat jalan lebih baik lo istirahat aja lagian bu Arumi pasti ngerti kok.” Ujar Clarissa lagi.
“Hmmm,”
“Hey dis kamu udah masuk?” sahut Frans yg sedikit kaget karena ia melihat keberadaan Gladis.
Gladis tersenyum kecil tapi akhirnya ia merasa lebih baik saat melihat keberadaan Frans.
Entahlah meski ia kesal tapi karena dirinya Gladis justru memiliki semangat agar segera ke sekolah.
“Gimana kaki kamu, udah lebih baik?”
“Udah kok,”
“Ekhmmm udah kayak dunia berdua aja yg lain pada ngontrak.” Cetus Clasissa dengan menyindir.
Frans dan Gladis hanya tertawa mendengar ucapan Clarissa. Tapi memang seperti itu ternyata indahnya rasa cinta yg kini Gladis rasakan saat ia bersama ternyata terasa dunia milik berdua.
“Frans kok kamu gak bilang sih sama aku soal penelitian itu,” ucap Gladis yg kini mengingat kekesalan nya yg sempat tertunda.
“Kamu gak usah ikut aja, lagian kaki kamu belum sembuh total lagian jalan ke tempat lokasi cukup terjal dis, aku udah bilang juga sama bu Arumi dan bu Arumi kasih ijin kok kalau kamu gak ikut,”
“Tuh kan soal itu saja kamu baru bilang sekarang,” kesal Gladis dengan manja.
“Alah udah deh pacaran nya nanti gak lihat apa gue jadi kangen bebeb gue.” Protes Clarissa.
“Ih apaan sih sa, udah sana pergi ganggu aja.” Kekeh Gladis yg merasa malu.
Sementara Frans ia pun tertawa kecil karena melihat sikap Gladis yg menggemaskan.
“Nanti kita pulang bareng ya, aku gak mau ada penolakan.” Ucap Frans dengan senyum manisnya.
“Boleh tapi aku mau kita jalan dulu bentar ya,”
“Kemana?” Tanya Frans dengan mengerutkan keningnya.
“Kita kan belum meresmikan jadian kita.” Cicit Gladis merasa malu.
“Hmmm, gak usah nanti yg ada orang di sebelah kamu makin ileran lihat kita.” Goda Frans dengan jahil.
Frans dan Gladis pun tertawa puas melihat kekesalan Clarissa yg sejak tadi tak ingin pergi malah melihat keromantisan dia insan yg sedang dilanda kasmaran.
“Ekhmm ekhmmm ada pasang Romeo Juliet nih.” Kekeh Selena yg masuk dengan suara nya yg super berisik.
Semua orang langsung beralih menatap Frans dan Gladis yg sedang Asik bercanda namun memang sedikit berbeda biasanya memang tak seperti itu.
“Wah wah wah ada yg jadian nih,” sahut beberapa orang anak lelaki yg malah membuat keributan.
Namun mereka bersorak gembira memang sejak awal mereka menduga jika Frans dan Gladis memang seperti pasangan yg cocok bahkan tak jarang mereka selalu membuat Frans dan Gladis terlibat agar bersama.
“Ih apaan sih,” ucap Gladis merasa malu.
“Ayo dong Frans tembak!” Seru beberapa orang yg bersorak gembira.
“Tembak tembak tembak” suara riuh kelas menjadi ramai meminta agar Frans menyatakan cintanya pada Gladis.
Selena hanya tersenyum gembira ternyata melihat orang yg ia cintai bahagia bersama sahabatnya membuat dirinya ikut bahagia.
“Udah-udah lagian aku dan Gladis udah jadian tapi ya karena kalian minta gak apa-apa aku ulangi lagi.” Ucap Frans dengan bahagia.
Salah seorang wanita memberikan setangkai bunga yg ia petik dari halaman sekolah dan memberikan nya pada Frans.
Frans tersenyum lebar meski di luar ekspektasi nya ternyata kejutan yg Gladis minta terkabul dalam seketika.
“Ekhmmm ekhmmm,” Frans berdehem menetralkan suaranya yg ia rasa canggung.
Semua anak kelas dua belas menanti peresmian cinta Frans pada Gladis yg semudah mereka tebak sejak awal mereka masuk ke sekolah itu.
“Ekhmm mmm Gladis putri maharani maukah kamu menjadi kekasih ku?” Ucap Frans dengan yakin.
Frans mengatakan itu dengan senyum bahagia nya sementara Gladis ia sendiri tersipu malu karena kini Frans menyatakan cintanya di depan semua teman-teman nya.
“Ayo dong jawab Gladis!” Seru salah satu anak laki-laki.
Gladis menatap semua teman nya yg terlihat menanti jawaban nya meski ia yakin semua orang sudah tahu jawaban nya.
“Ya, aku mau,” jawab Gladis dengan malu.
“Yeyeyeyeyeyeyeyeye.....” sekua orang bersorak gembira begitu juga dengan Frans dan Gladis yg kini merasa senang.
“Plok plok plok plok.” Suara tepukan tangan yg tiba-tiba terdengar membuat atensi mereka seketika teralihkan.
Tatapan bahkan senyum yg terlihat di buat hangat membuat semua anak-anak seketika segera duduk di bangkunya.
Frans yg semula berdiri di hadapan Gladis ia pun sedikit malu dan segera duduk di kursinya yg sedikit tidak jauh dari Gladis.
Bahkan Gladis sendiri ia begitu malu tapi ada rasa bahagia yg ia rasakan.
Ia kembali melihat setangkai bunga mawar yg membuat senyum nya merekah ia pun segera menaruh bunga pemberian Frans itu di bawah mejanya dan beralih bersiap kembali untuk belajar.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments