Slamet dan Harjito memutuskan, Sundirah bersama Warti akan tinggal bersama Paini.
Mahendra dengan sangat berat hati menerima saran itu, sebab, bagaimana pun juga, keraguan akan sikap Atmosiman terhadap Sundirah membuat mereka harus tetap waspada.
Paini sangat prihatin, setelah melihat Sundirah pulang dan mendengar kan penuturan Slamet, tentang kebejatan lurah Djaelani bersama kamituwo.
"Tinggal lah di sini bersama kami ndhuk, anggap mbok paini sebagai mbok mu sendiri"
"Sabar iku ingaran mustikaning laku, kita hanya bisa berdoa, dan menjalani, berusaha selebihnya, Gusti kang murbeng dumadi, kang natas, nitis, netes" nasehat panjang lebar Paini, memberi kekuatan untuk Sundirah dan Suwarti.
"Den Mahendra, biarkan untuk sementara waktu Dirah bersama kami"
"Kehilangan mereka orang-orang yang telah membesarkan dan mencintainya, bukan hal yang mudah untuk di terima, kami akan menjaga Sundirah dan Warti, saya mewakili Suyud dan Yatemi! bilamana ndoro Atmosiman tidak merestui hubungan kalian yang telah menghadirkan jabang bayi, saya juga tidak akan mengijinkan den Mahendra membawa pulang Sundirah, bila hanya untuk mendapatkan kehidupan semena-mena"
Paini menatap Mahendra, mengharap bisa memahami situasi.
"Baiklah mbok, saya titip Sundirah, secepatnya saya akan kembali membawa Sundirah untuk pulang dan berkumpul menjadi satu" Mahendra menghampiri sundirah, menatap dan menggenggam tangan nya.
Sundirah hanya diam dan menatap Mahendra lekat lekat seakan mencari kebenaran setiap perkataan nya.
"Harjito! saya mohon, berikan perlindungan pada mereka, di saat mereka membutuhkan, saya akan segera kembali menjemput Sundirah" pesan Hendra kepada Harjito.
"Mereka adalah tanggung jawab saya den, jangan khawatir kan" tersenyum dan mengangguk kan kepala Harjito memberikan jawaban, agar Mahendra tidak terlalu khawatir.
"Sundirah... bersabarlah lah lagi, mas akan segera membawa mu pulang, dengan atau tanpa restu Ayah ku, kita akan tetap bersama membesarkan dan mendidik anak-anak kita kelak" memeluk Sundirah erat dan mengelus perut yang bulat itu, perlahan Hendra duduk jongkok memeluk dan mengatakan sesuatu seolah-olah sedang berbicara pada anak nya, gerakan lembut ia rasakan semakin di elus elus semakin aktif gerakan nya.
"Pergilah mas, kami akan selalu menunggu mu, hati hati di jalan aku tidak ingin mendengar sesuatu terjadi padamu" Sundirah membalas dengan mengusap kepala Mahendra yang ada dalam pangkuan nya.
Mahendra mengeratkan pelukan nya dan terisak, menciumi perut Sundirah dan mendekatkan telinganya seakan ingin mendengar sesuatu dari anak nya.
Warti dan Slamet yang menyaksikan itu tersenyum haru.
Perpisahan harus kembali terjadi, namun kali ini banyak mata yang menyaksikan, dan menjadi saksi bahwa cinta mereka ada dan harus menjadi satu.
Di kediaman Ndoro Atmosiman pagi itu, aktivitas berjalan seperti biasanya para pekerja menjemur kopra, di halaman sebelah kanan Joglo yang luas dan di lapisi semen.
Cikar lalu lalang membawa hasil panen kelapa, sebagian laki laki memisahkan serabut dengan buah kelapanya, yang perempuan mencukil buah kelapanya untuk memisahkan batok kelapa nya.
Di sebuah tempat yang lebih sejuk dan asri oleh banyak nya tanaman anggrek, mawar, melati yang tertata rapi adalah kegiatan sehari-hari milik karmilah, Atmosiman bersama karmilah sedang menikmati seduhan teh melati dan rebusan singkong.
Jauh menerawang mengingat apa yang telah terjadi, desah nafas Atmosiman melukiskan sebuah penyesalan dan kekhawatiran.
"Dek Milah! kenapa hingga saat ini, sepekan lebih Mahendra belum juga pulang, apa yang terjadi dengan nya?"
"Aku akan menjelaskan rembug yang terputus kemaren dengan Djaelani, kita tidak mungkin menjadi besan, mungkin bisa saja kita menjadi relasi kerja, ini juga bagus"
"Asalkan dia mau insaf tidak melakukan perjudian sabung ayam lagi" sambil menyeruput teh tubruk nya Atmosiman melanjutkan perkataannya.
"Naris yang akan memantau sepak terjangnya, kalau dia memang berniat dan berusaha tidak ada salahnya kita membantu dek Milah" Atmosiman menoleh ke arah karmilah.
"Lalu Mahendra dan Sundirah bagaimana mas? apa mereka akan selamanya menjalin hubungan terlarang? bayi itu akan segera lahir, dan dia adalah anak Mahendra, cucu kita!"
"Apakah masih belum ada pengakuan yang ikhlas dari mu mas? atau cucu kita akan terlahir di luar pernikahan? cucu pertama seorang juragan kopra terpandang, telah lahir di luar pernikahan" pelan suara karmilah namun seperti cambuk mengenai tepat pada sisi hatinya yang membatu.
Berat suara nafas Atmosiman, keinginan berbesan dengan keluarga yang sama-sama terpandang kandas sudah, Djaelani ternyata seorang penjudi dan berusaha menunggangi dengan segala upaya cara.
Tidak lama perbincangan antara suami istri, terdengar deru suara mobil dodge berhenti, tidak lama kemudian turun satu sosok laki-laki yang di tunggu-tunggu, Mahendra telah sampai, lalu berjalan masuk dan mendekat ke arah Atmosiman, lalu duduk bersimpuh di kaki Atmosiman.
"Ayah.... saya mohon restu dari ayah, saya mencintai dia ayah, saat ini kandungan Dirah sudah membesar, ijinkan saya mengikat janji dalam sebuah mahligai rumah tangga, dan restu dari ayah serta ibu" bergetar suara Hendra.
Sedangkan Atmosiman masih diam tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Lalu di mana Sundirah le.... kenapa tidak bersama mu? tanya Karmilah sambil mendekat meraih pundak Mahendra.
"duduklah, kita bicarakan permasalahan ini baik-baik" karmilah membimbing Mahendra.
Tidak berkedip Atmosiman menyelusuri wajah Mahendra, terlukis duka dalam gelap bola matanya, baju lusuh yang ia pakai menandakan dia sedang tidak baik-baik saja.
Tidak selang berapa lama datanglah Slamet, duduk di kursi menghadap sang juragan, sambil melepas kopiah dan menundukkan kepala Slamet membuka suara.
"Ndoro.. sebelum nya saya mohon maaf, Saya mewakili Suyud dan Yatemi almarhum, meminta pertanggung jawaban den Mahendra atas kehamilan Sundirah".
Tentu saja penjelasan Slamet mengejutkan pasangan suami istri itu.
"Slamet ...! kamu ngomong apa ini?" belum selesai bicara Atmosiman memotong perkataan Slamet.
"Apa yang terjadi? kenapa dengan Suyud?"
"Sundirah, bagaimana?" karmilah tak kalah terkejutnya
Slamet hanya menundukkan kepala menahan pilu.
"Ayah...., bapak sama emak Sundirah telah meninggal dunia, mereka telah di bunuh kamituwo Sardi, atas perintah lurah Djaelani" Mahendra menjelaskan.
"Ini tidak mungkin...! kenapa sampai terjadi pertumpahan darah....? Atmosiman berdiri sambil mengepalkan tangan nya.
"Siapa dalang dari semua ini? cari dia, dan laporkan" Kembali Atmosiman duduk pada posisi semula, sambil memegang kening dan menundukkan kepalanya.
"Sundirah dan Warti untuk saat ini berada di rumah yu Paini di desa Setinggil" Slamet menambahkan penjelasan.
"Bawa mereka pulang Mahendra, bagaimanapun juga dia adalah cucu ku dan penerus mu kelak" karmilah tetap kukuh pada pendirian pertama, yaitu membawa pulang Sundirah.
Atmosiman yang semula masih ingin memberikan jalan tengah, kepada lurah Djaelani walaupun tidak menjadi besan, setidaknya bisa mempunyai lahan bisnis dan membangun bersama untuk kesuksesan anak cucu kelak.
Namun kini hanya tinggal cerita saja, kemarahan Atmosiman atas kematian Suyud dan Yatemi, adalah perbuatan yangbsulit ia terima.
"Slamet, istirahat lah barang sejenak, setelah itu carilah Nasir, untuk mengawasi keadaan Sundirah, dan kediaman tempat tinggal Paini, aku tidak ingin kejadian yang sama terulang pada Sundirah" perintah Atmosiman.
Slamet mendongak kan kepala, tersenyum lega, seperti mimpi, secercah harapan bagi Sundirah dan anak nua, akhirnya luluh juga hati sang Juragan.
***Sabar iku ingaran mustikaning laku \=
(Bersabar itu ibarat sebuah hal yang sangat indah dalam sebuah kehidupan)
Gusti kang murbeng dumadi\= Tuhan yang maha esa.
Natas, nitis, netes
(Dari tuhan manusia ada, bersama Tuhan manusia hidup, dan bersatu dengan Tuhan manusia akan kembali***)
******
Netizen terkasih🤗🤗 seberapa nilai kesabaran kita?😅
Tetap semangat dengan apapun yang terjadi ✊
selalu komen, like rate ⭐🖐️buat Sundirah 😘
and love by me always ❤️ Rhuji
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
@tik jishafa
sy suku sunda gak ngerti klo ad kalimat jawa nya 🤭...untung kalimat bercetak tebal selalu ad arti penjelasanya d akhir bab 🙏
2023-03-20
1
.
alhamdulillah , akhirnya mulai luluh jg
2022-11-17
1
Yuni Aqilla
koyo ndelok kethoprak, bahasa ne apik banget
2022-11-08
1