Hiruk-pikuk suara para pemain Sawung pitik, kepakan sayap ayam di iringi teriakan yel yel mereka, yang masing-masing saling mendukung jago-jago aduan mereka, gelak tawa para pemenang taruhan menjadi hiburan di kalangan ayam.
Kepulan asap tembakau linting, bau tuak yang mereka nikmati, sungguh sangat terlihat betapa terhibur nya para botoh jago dengan permainan yang mereka ciptakan.
Ayam merupakan perwujudan dari salah satu bagian tubuh si empunya yang dapat dilepas lalu dipertarungkan di depan khalayak ramai. Bagian tubuh tersebut ibaratkan p*n*s, karena p*n*s merupakan lambang dari kejantanan seorang pria.
Permainan sabung ayam Hal ini berkaitan karena adanya fungsi-fungsi yang telah melekat, yaitu fungsi sosial, fungsi psikologis, dan yang terakhir yang begitu dominan adalah adanya fungsi ekonomi.
Lurah Djaelani ada di antara mereka, duduk ber sedekap dan terlihat tegang raut wajahnya, merah padam menahan amarah.
Naris orang kepercayaan Atmosiman juga berada di antara mereka, ikut menikmati suasana. menajamkan pandangan mata dan telinga, melaksanakan pesan dan tugas sang juragan.
Dari arah samping kalangan beberapa orang berjalan pelan, seorang laki-laki separuh baya berjalan paling depan mendekati lurah Djaelani, yang sedang duduk dalam keadaaan panik dan mencoba bersikap tenang.
Berdiri, lalu men silahkan duduk dan merundingkan sesuatu yang terlihat sangat penting.
Tidak berapa lama perbincangan, mereka meninggalkan kalangan menuju keluar dari keramaian. lurah Djaelani menuai kekalahan dalam permainan kalangan, tidak sedikit yang harus dia ikhlas kan.
Sementara itu Mahendra bersama Slamet menuju tempat pertemuan dengan Lastri dan Harjito, yang telah di sepakati. Pembicaraan sangat serius, tangan Mahendra mengepal penuh kemarahan.
"Bagaimana bisa ayah ku menjadi sekejam itu!, anak yang di dalam kandungan dirah adalah anak ku" geram Mahendra.
"Terimakasih segala bantuan mu Lastri, tanpa ada kabar darimu tidak mungkin aku mengetahui semua berita tentang Sundirah dan anak ku" sambung Hendra.
"Aku tidak bisa menjalani perjodohan ini mas, karena hati kita telah mempunyai pelabuhan masing-masing"
"Maafkan semua ambisi ayahku, yang harus membuat kalian terpisah" kata Sulastri sambil memandang Jito dan Hendra bergantian.
"Segera susul Dirah mas bawa mereka kembali, selamatkan calon anak dan istri mu"
"Mereka menuju wilayah Blitar Selatan" jelas Sulastri lagi.
"Saya akan mendampingi aden, kalau bisa sebelum fajar terbit esok kita segera berangkat den"
"kita akan melewati jalur simpang yang lebih cepat sampai di sana den, mungkin sebelum pagi kita akan sampai" Slamet ikut urun rembug.
Ratmini yang sebelumnya memberikan rincian denah perjalanan menuju Jolosutro.
Sedangkan kamituwo yang telah mendapat perintah dari Djaelani, tanpa sepengetahuan Lastri, dia selalu menguntit dari kejauhan kemana Lastri pergi. Dia tersenyum sumringah, membayangkan betapa akan sukses misi yang akan dia jalani nanti. terbayang dia akan menjadi lurah pengganti Djaelani kelak.
Setelah rencana mereka untuk menyusul Sundirah tertata rapi, Mahendra merasakan ada titik secercah harapan akan pertemuan nya dengan sang belahan jiwa.
mereka berpisah pada dua arah yang berlainan, Mahendra dengan Slamet menuju kediaman nya, sedangkan Sulastri berboncengan dengan Harjito menuju suatu tempat. Belum lama mereka mengayuh sepeda mereka di kejutkan oleh panggilan seseorang.
"Ning Lastri...!"
Sebuah panggilan suara yang tidak asing di telinga Lastri, mereka menoleh ke belakang dan bertukar pandang antara Lastri dan Harjito.
Rasa khawatir tiba tiba menyusup di pikiran Lastri, dia menarik lengan Jito sambil berbisik " Dia adalah kamituwo, aku curiga ada sesuatu dengan dia kang".
"Ning Lastri, sepertinya tergesa-gesa mau kemana ini? "tanya kamituwo dengan telisik mata yang sangat tidak bersahabat kepada Harjito.
"Selamat siang bapak kamituwa, saya akan pulang mengantar Ning Lastri" Harjito berusaha mengurai ketegangan Lastri.
"Oh... silahkan nak Jito, saya hanya kebetulan lewat dan melihat Ning Lastri"
"saya juga akan mengarah ke rumah Ki lurah Djaelani, ada sesuatu yang harus kami bahas, kalau begitu saya duluan Ning Lastri" kamituwo pamit meninggalkan mereka lebih dulu.
Lastri diam terpaku menatap kepergian lelaki paruh baya itu, Harjito yang menyadarinya memegang pundak Lastri.
"Apa yang kau pikirkan Lastri?" tanya Jito
"Kang, kalau dia mengetahui rencana kita bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan?"
"Mari aku antar kau pulang dulu, setelah itu aku akan menyusul Mahendra bersama pak Slamet" Harjito pun merasakan keganjilan atas datang nya kamituwo yang tiba-tiba.
Tidak lama mereka sampai di rumah kediaman lurah Djaelani, sambil mengendap-endap dari luar terdengar suara teriakan Djaelani.
Dia sangat frustasi dengan keadaan, kekalahan dalam perjudian yang tidak sedikit, lalu mendapatkan laporan dari kamituwo.
"Kamituwo! bunuh sundirah, gagalkan pertemuan mereka, aku tidak mau rencana ku gagal karena perempuan murahan itu"
"Pergilah sekarang juga, jangan menunda waktu" suara berat Djaelani memberi perintah.
Lastri bersama Jito yang mendengar dengan jelas di balik tembok itu. Lastri memegang erat tangan Jito, keringat dingin mengucur bibir Lastri bergetar, ayah yang selama ini dia banggakan ternyata berkelakuan biadab tidak lebih dari seorang bajingan berkedok kebaikan.
Demikian dengan Harjito, seketika bangkit tegak tangannya terkepal " Lastri, aku akan mengikuti Mahendra, aku berjanji akan kembali" lalu berjalan meninggalkan Lastri yang masih belum bisa menerima kenyataan tentang ayahnya.
Didalam rumah Ratmini mengelus dada nya yang terasa panas nyeri, kejadian semakin rumit dan tidak bisa di terima dengan nalar.
Mereka yang buta tak melihat ujung dan batasan, tak bisa mengenyangkan perut dan hati.
Selalu lapar dan ambisi, mengejar bayang ke kuasa an di dunia. Mereka lah para orang yang serakah, memandang apa yang di miliki sebagai kekuasaan
Karmilah terisak pilu mendengar penuturan anak nya, sedangkan Atmosiman yang berada bersama dengan mereka terdiam dengan berjuta pikiran. Lurah Djaelani yang selama ini menjadi teman baiknya, ternyata berniat menusuk dari belakang.
"Mahendra, susul Sundirah bersama orang tua nya, bawa mereka pulang aku merestui kalian"
"Biarlah ayah mu tidak merestui ikatan kasih kalian, dan tidak mengakui bayi dalam kandungan Sundirah, tapi dia adalah darah daging mu" Karmilah membuka suara dalam keheningan.
Atmosiman terdiam dan dalam situasi mencerna apa yang telah terjadi pada keluarganya, kebodohan itu kenapa harus dia alami, sedangkan waktu berjalan tidak mungkin berputar kembali.
Diam tanpa bicara kesalahan fatal telah ia lakukan. "Pergilah Mahendra, bawa mereka kembali sebelum terlambat" pinta Atmosiman penuh penyesalan.
Sedang Naris setelah memberikan info tentang sepak terjangnya Djaelani, ia masih setia menunggu perintah selanjutnya dari sang majikan, dia diam seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ndoro, saya yakin Ki lurah Djaelani tidak main-main dengan ancaman nya, sebab saat ini sedang dalam keadaan terjepit, segala sesuatu akan dia lakukan untuk menutupi kecurangan nya" Naris mengingatkan.
Persiapan Kamituwo dan berbagai rencana sudah ia susun rapi, tidak membuang waktu banyak ia segera mengumpulkan beberapa orang kepercayaan nya untuk melakukan siasat busuk nya.saat itu juga mereka berangkat menuju Blitar.
Berbeda dengan Mahendra yang melakukan perjalanan dengan Slamet melewati jalur kali lahar gunung Kelud yang kembali subur dengan hutan Jati yang lebat setelah terjadinya erupsi di tahun 1951, menyeberang jalur kereta api menuju hutan jati di wilayah brongkos yang hingga saat ini masih terdapat tumbuhan jati.
Kebahagiaan pada hakikatnya adalah suatu keadaan dimana kita menuju ke suatu arah dengan sepenuh hati, dengan ketetapan hati ke satu tujuan, tanpa penyesalan dan ke enggan an.
*****
Urun rembug \= memberikan saran dan pendapat dalam sebuah perundingan masalah.
Mohon saran dan dukungan nya saudaraku terkasih 🤗.
Beri saya jempol like, fav, jangan lupa rate ⭐🖐️. ☕supaya nggak ngantuk 🤭biar tetep semangat menghadapi ambisi mereka orang-orang penting.
see you all next chapter 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
P 417 0
penyesalan emng selalu datang terlambat/Sleep/
2024-09-08
0
NtaR Kusapa
smoga mahendra tiba lebih dlu
2022-12-01
1
.
ya Allah kamituo ini bener bener dah, malah ngumpulin siasad baru pula
2022-11-10
4