Seperti biasa setelah dirasa belanja an kebutuhan dapur sudah cukup Sulastri mampir ke lapak dagangan Harjito. Langkah kakinya berhenti ketika melihat Harjito dengan Dirah duduk bersama sambil melayani pembeli yang sedang menawar. Sulastri mendekat sambil mengernyitkan kening dan menyapa mereka. "kang Jito.." mendengar namanya di panggil jito menoleh dan mendekati Sulastri lalu menggandeng tangannya untuk ikut duduk. Dirah menjabat tangan Sulastri sambil tersenyum, namun tidak dengan Lastri dia masih bingung dengan situasi seperti ini.
"Duduklah Lastri aku akan menjelaskan biar tidak terjadi ke salah pahaman." jelas Jito " Ini Sundirah anak dari sepupu emak ku" singkat cerita Harjito menceritakan perihal siapa Sundirah dan bayi yang di dalam kandungan nya itu.
Lastri menyimak semua perkataan Jito, lalu menatap Dirah dengan menggenggam tangan dingin Dirah yang sedari tadi menunduk kan kepala merasa nelangsa dengan apa yang telah menimpanya saat ini. " panggil saja namaku lastri, dirah.." Lastri memperkenal kan diri.
"Dirah... kami akan membantu kalian bersatu, ber sabar lah tetap pada keyakinan untuk memperjuangkan cinta kalian, jaga kandungan buah cinta kalian, aku tau siapa Mahendra" lanjut Lastri yang membuat Jito dan dan Dirah menatap ke arah Lastri dengan serius.
"Iya Mahendra adalah putra juragan kopra Atmosiman, beliau tidak akan segan segan melakukan tindakan bila keinginan nya terhalangi." Lastri meneruskan. "Mahendra adalah calon suami yang di jodohkan ayah untuk ku." kali ini Sulastri menunduk kan kepala sambil menutup wajah nya dan terisak.
"Kita bisa bersama sama menghalangi kehendak orang tua ku dan keinginan ndoro Atmosiman" Lastri berbicara lagi.
" Selama hampir memasuki tiga bulan ini mas Mahendra sekalipun tidak pernah berkabar, entah di mana dan bagaimana kabar dia sama sekali aku tidak tau, Ndoro Siman tentu akan murka bila mengetahui keadaan ini" Dirah menatap Lastri.
"Aku yakin den Hendra tidak akan melupakan apa yang telah dia perbuat, mungkin hanya keadaan dan situasi kalian yang saat ini sedang tidak mendukung" kata Jito.
Perbincangan dan rencana mereka tersusun rapi hingga akhirnya mereka berpisah. Dokar yang menjemput Lastri sudah sampai. matahari telah condong melewati pertengahan hari, Jito dan Dirah membawa sisa dagangan lalu melaju perlahan cikar itu menuju arah desa Setinggil.
Sehari sebelum nya Suyud tiba bertemu dengan Atmosiman, untuk membicarakan masalah yang telah menimpa putri sulungnya. kegundahan hati membawa dia untuk meminta pertanggung jawaban perbuatan Mahendra kepada Dirah. Suyud sadar siapa dia di hadapan Atmosiman tetapi permasalahan harus tetap di luruskan.
kemarahan Atmosiman memuncak ketika mengetahui Dirah telah hamil. "Apa....! itu tidak pernah terjadi, aku tidak sudi mengakui perbuatan zina mereka bayi yang berada dalam kandungan itu bukan cucuku!" teriak Atmosiman setelah mendengar pengakuan Suyud tentang perbuatan anak anak mereka.
Karmilah mengelus dada sambil mendekat. lalu berkata pelan kepada Suyud mengenai perihal yang sesungguhnya. "Suyud, benarkah apa yang kamu ceritakan kepada kami?" karmilah seolah tidak percaya. dia menduga keakraban mereka berdua ternyata membuahkan asmara. "Betul Ndoro nyonya" Suyud menjawab sambil menatap ke arah karmilah.
"Gugurkan kandungan itu....! dia bukan anak Mahendra, anak ku tidak mungkin melakukan perbuatan se hina itu" suara berat Atmosiman. "Mas...! aku tidak setuju...! kita tunggu penjelasan Hendra dulu. Bagaimana bisa kita menggugurkan janin bila itu memang mereka lakukan mas..! Aku menolak semua bisa di runding kan tanpa harus ada yang melakukan kesalahan lebih fatal, bayi itu tidak berdosa mas " kata Karmila.
Suyud yang duduk di depan mereka menatap ke arah Atmosiman sambil berkata "Ndoro Siman... kami tidak mengharapkan apapun, namun kami hanya butuh pengakuan dari den Mahendra atas perbuatan nya walaupun itu berdasarkan saling mencintai. kalaupun Ndoro tidak sudi mengakui bayi dalam kandungan Dirah sebagai cucu, saya selaku orang tua Dirah akan tetap mempertahankan nya, Dirah anak saya yang di dalam kandungan nya adalah cucu saya" suara suyud penuh penekanan.
"Lancang kamu Suyud...! dimana Dirah sekarang akan aku ajarkan bagaimana menjaga harkat seorang wanita, dia pasti merayu Mahendra hingga semua ini terjadi." Atmosiman terlihat geram.
"Suyud... sebaik nya kamu pulang dulu. kami akan mencari jalan baik dengan menunggu kepulangan Mahendra secepatnya." karmilah menengahi dua laki laki yang dengan kemauan masing-masing itu.
"Baik nya nyonya saya mohon pamit, akan tetapi saya tetap menunggu apapun berita dari den Mahendra, sebab kandungan Dirah akan semakin membesar" suyud memperjelas kembali atas per tanggung jawaban mahendra.
"Saya mohon pamit Ndoro".
Ketika melintas di halaman samping tempat pengeringan kopra Suyud berpapasan dengan slamet, dan menceritakan semua perihal Siman yang bersikukuh ingin mengugurkan kandungan dirah, bahkan menanyakan keberadaan dirah saat ini.
"Nyonya karmilah pasti akan menghalangi, seburuk apapun kelakuan seseorang tidak akan mungkin seorang wanita yang berhati tulus akan membunuh janin penerusnya" Slamet berkata sambil menyulut rokok linting nya.
Slamet tau betul akan sifat welas asih yang di miliki karmilah, selama mengabdi di dalam keluarga besar almarhum Djoyo rebi.
Suyud kemudian berpamit pulang, dalam perjalanan menuju ke rumah perasaan was-was terngiang jelas atas perkataan Atmosiman di saat menanyakan keberadaan dimana Dirah berada. bapak mana yang ingin anak nya mendapat celaka?. sesampainya di rumah Suyud menceritakan semua kepada Yatemi.
"Bagaimana ini pak? aku nggak ingin terjadi sesuatu dengan Dirah" Yatemi sangat mencemaskan kelak yang terjadi dengan anak nya. "Kita hanya bisa berdoa Mak, semoga bayi dalam kandungan bersama Dirah selalu dalam lindungan Allah" ucap suyud.
Sedangkan di dalam rumah besar itu Atmosiman berbicara adu pendapat dengan karmilah. "Akan ku cari di mana Dirah, aku ingin kehamilan itu tidak terjadi bagaimana pun cara nya, Mahendra tetap harus menikah dengan Lastri." gumam Atmosiman "Atau dengan memberikan ladang dengan luas yang cukup untuk menghidupi mereka, dengan syarat sundirah harus pergi jauh dari wilayah ini tanpa sepengetahuan Hendra." lanjut atmosiman mengatur perihal buruk untuk mengatasi permasalahan.
"Aku tidak setuju sama sekali dengan pikiran mu mas...! bicaralah baik baik dengan Hendra, batalkan perjodohan dengan putri lurah Djaelani" karmilah seolah memihak pada Suyud setelah mengetahui kehamilan Dirah.
"Tidak akan karmilah...! perjodohan harus tetap berlanjut, Dirah hanya ada dua pilihan, mengugurkan kandungan nya atau pergi jauh membawa kesialannya itu, akan aku beri lahan kebun karet di wilayah Sumatra." tegas Atmosiman.
Seperti biasa di saat pagi hari Atmosiman akan berkeliling dari ladang ke ladang milik nya hanya untuk melihat perkembangan serta para pekerja yang melakukan rutinitas setiap hari.
Tidak biasanya Dia pergi ke pasar klitikan di perbatasan desa Setinggil dan Kawedusan di mana Harjito berjualan yang hari ini Dirah ikut serta. dari jauh tanpa sengaja mata Atmosiman tertuju pada sosok Dirah, sungguh kemarahan kembali membuncah mengingat berita yang di bawa Suyud kemaren kalau Dirah sedang hamil anak Mahendra. Slamet sebagai kusir yang mendampingi merasa akan terjadi kemarahan, segera mengalihkan pembicaraan mengenai hama kwangwung dan cara membasminya.
Di tempat lain Dirah yang melihat Jito membawa bungkusan nasi kepal yang sudah di colek kan ke botak anak kecil, dengan sangat riang menghampiri dan segera memakan dengan Lahap nasi yang sudah dingin itu. lalu melanjutkan melayani pembeli yang sedang menawar.
Berbeda dengan Atmosiman dia geram dengan hilang nya jejak pandangan terhadap Dirah karena banyaknya orang pasar yang sedang lalu lalang. akhirnya dokar yang di Kendarai Atmosiman pun mengarah meninggalkan pasar itu.
***
Sementara nun jauh di Negri sebrang Mahendra tidak tenang selama beberapa Minggu terakhir ini. sebab.. setiap Minggu dia sempatkan menulis secarik kertas sebagai pengobat rindu yang ia rasakan kepada belahan jiwa nya Sundirah, namun tidak satu pun terbalas. harus bagaimana?. sedangkan masa tinggal di negri ini masih harus ia jalani hingga beberapa bulan ke depan.
"Dirah...apa yang terjadi dengan mu? tak satu pun surat yang aku berikan padamu kau balas padaku." bathin Hendra di saat dia duduk sendiri.
"apakah kau ada yang lain dariku, setelah aku tinggal pergi jauh." sendiri Hendra berdialog dalam hati.
****
Nah loh.... netizan 🤧kemana nyasar nya surat cinta mahendra? salah alamat kah? atau perangko nya kurang sih🤭🤭
tetap dukung Sundirah ya kakak kakak terkasih beri Dirah like, komen membangun, dan rate 🖐️ biar dirah semangat dengan Dede nya 👶
love by Rhu😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
KANG SALMAN
kudu rokok lintinglah.masa ini pabrik gudang garam belum dibangun.🤭🤭
2024-06-10
0
KANG SALMAN
wuaaah....kok gak adu jotos dulu
2024-06-10
0
🔵🔥🐌ˢ⍣⃟ₛ🤎🦚EͣIᵞGʸHTͣTEᷠSSͣ
seru thor
2023-01-29
1