Ngidam nasi kepal

Perjalanan menuju desa Setinggil tidak memakan waktu lama mereka telah tiba, di teras rumah itu ada 3 wanita dengan kesibukan masing masing sebagai menganyam perkakas dapur dari bambu. terdengar mereka saling mengobrol dan tertawa lirih menceritakan hal hal yang remeh temeh

"Assalamualaikum..." Slamet mengucapkan salam sambil melepas topi nya. "Waalaikumsalam... njanur gunung lama tidak bertemu, sama siapa kamu Met?" paini menjawab sambil berjalan mendekat. "Suyud berserta Yatemi dan anak nya yu"jawab Slamet sambil menoleh kebelakang.

"Loh ini Dirah yang waktu itu masih kecil, sekarang kamu sudah tumbuh dewasa ndok..., mari silahkan duduk kita masuk ke dalam saja." ajak paini menggandeng tangan Yatemi. "Ada angin apa yang membawa kalian berempat datang kemari, Slamet... Suyud...?"tanya paini sambil menatap satu per satu.

Slamet menceritakan semua masalah dan perihal tujuannya datang ke rumah kerabatnya ini, juga kemurkaan juragan Atmosiman bila mendengar tentang perihal kehamilannya Dirah. Dari luar pintu masuk Harjito menyalami mereka "Pak lik, sudah lama?" Tanya Harjito sambil duduk di samping paini. "Jito... kedatangan kami kesini tidak lain adalah, menitip kan Dirah untuk tinggal disini sementara waktu. anggap lah dia sebagai adik mu sendiri, ajari dia selayak nya kamu menganggap seperti anggota keluarga. " pesan Slamet kepada Harjito. "Kamu juga Dirah... anggap lah mbok Paini sebagai pengganti orang tua mu, bertanyalah bila kamu kurang mengerti jaga dirimu baik-baik" pesan Slamet.

"Ndok... jaga kondisi kandungan mu, jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, emak sama bapak akan sering datang kemari menjenguk kalian" Yatemi yang duduk di samping Dirah berkata sambil menggenggam tangan Dirah.

"Yu Paini... saya titip Dirah sebenarnya sangat berat, akan tetapi semua harus begini perjalanannya. kami masih harus perlahan memberitahu kan keadaan ini dengan Ndoro Siman, akan tetapi tidak mudah melihat keadaan kami hanya lah seorang buruh upah harian di ladang milik beliau" tersirat gurat nelangsa di wajah Suyud.

"Sing sabar yo Yud... mi... ini semua cobaan, semoga semua akan mudah kalian lalui, sudah wajar kalau anak polah bopo kepradah kita hanya bisa berusaha selebihnya kita berdoa dan berharap kepada Gusti Allah yang maha kuasa" ucapan paini memberikan semangat "Biarlah Dirah di sini bersama kami, aku yang akan merawat dia selama kehamilannya kalian tidak usah khawatir, datanglah menjenguk bila kalian merindukan anak mu" kata Paini seraya tersenyum hangat.

Dirah tergugu menangis di pelukan Yatemi, lalu mereka saling bersalaman berjalan ke halaman depan mengantar kepulangan mereka.

*

*

masih di tempat Paini keesokan harinya pagi pagi Harjito berangkat ke pasar di desa Kawedusan, karena kebetulan hari ini adalah pasaran di pasar Kawedusan para pedagang hiruk-pikuk menata dagangannya. begitupun sama halnya dengan Harjito membawa satu cikar kecil dengan kerajinan dari bambu berupa, bakul, nyiru, tedok, kalo dan lain sebagainya.

Terik panas nya matahari semakin menyengat kulit, pasar pun mulai sepi pengunjung. dari jauh suara kaki dokar mendekat ke tempat lapak jualan Harjito.

Turunlah Ratmini bersama Sulastri. Harjito mendongakkan kepala, ketika tau siapa yang datang dia berdiri lalu bungkuk kan badan menyapa Ratmini dan menoleh memandang Sulastri lalu mereka saling melempar senyum simpul malu malu. Ratmini yang mengetahui situasi berpura pura batuk-batuk. "Mohon maaf Nyonya apa yang di butuhkan, silahkan" Jito mempersilahkan untuk duduk di lincak kecil

"Kang Jito ini nenek Lastri" Lastri memperkenal Jito kepada Ratmini. "Lastri nenek sudah tau siapa Jito, kalau tidak salah dia putra almarhum Imam petani ulet dari desa setinggil" Ratmini menjelaskan. Jito mengangguk dan berkata "Betul nek saya putranya".

Dengan sedikit basa basi ratmini mulai bertanya mengenai hubungan mereka.

"Jito.. apakah benar antara kamu dengan Lastri saling mencintai?" tanya Ratmini. "Betul nenek semoga kedepannya kami bisa berjodoh dan mendapat restu dari ndoro lurah Djaelani" kata Jito sambil menunduk.

"Apakah kamu tau siapa lurah Djaelani, dan bagaimana akan sikap beliau ketika mengetahui tentang hubungan asmara kalian?" tanya Ratmini kembali.

"Saya akan berusaha dan mempertahankan kasih kami nenek" Jito menjawab dengan kemantapan.

"Ketahuilah Jito..! lurah Djaelani telah menjodohkan Sulastri dengan anak sahabat beliau, apakah kamu masih akan tetap mempertahankan Sulastri sebagai masa depan mu esok?" tanya Ratmini kembali. sontak Jito terkejut dan memandang Lastri bergantian dengan Ratmini. begitupun dengan Lastri perlahan dia mengeser tempat duduk lebih dekat lagi dengan sang nenek.

"Nenek...! Lastri tidak mau di jodohkan! tolong kami nek" ucap Lastri pelan.

Ratmini menghela nafas pelan, "kalian yang menjalani, selama kalian mampu memegang norma yang ada nenek selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian, sudah tengah hari sebaik nya kita segera pulang ndok" ajak Ratmini.

"Nenek, saya berjanji dan berusaha dengan kemampuan saya untuk meyakinkan Ndoro lurah." jawaban jito penuh percaya diri.

"Insyaallah semoga semua berjalan lancar, saya bersama emak saya akan menemui Ndoro lurah untuk melamar Lastri nek" jito berkata dengan kemantapan.

setelah sekian lama mereka berbincang bincang akhirnya Ratmini meninggalkan lapak dagangan jito bersama Lastri yang masih di rundung kebimbangan, ketakutan akan kemarahan dan tentu tidak adanya restu yang di dapat dari Djaelani.

#Ambisi para pemilik kekayaan dan kekuasaan selalu menindas mereka yang lemah namun yakinlah netizen terhormat mereka pasti ada jalan untuk menjadi satu.#

illustrasi alat-alat dapur dagangan Harjito

dua bulan telah berlalu tanpa terasa, dua bulan sudah Sundirah tinggal bersama Paini. Tidak ada satu pesan maupun kabar dari Mahendra yang kala itu berjanji akan berkirim kabar melalui surat. hanya kerinduan dan galau merana akan nasib anak yang di kandungnya saat ini. Paini yang menemani masa masa sulit awal kehamilan Dirah dengan telaten. tidak jarang Suyud bersama Yatemi berkunjung ke desa Setinggil untuk menjenguk Dirah.

Harjito juga penuh perhatian selayak nya saudara kandung berusaha memberikan kebutuhan Dirah disaat ngidam dengan keinginan yang terkadang tidak bisa di nalar. seperti suatu pagi Dirah yang merengek minta sekepal nasi putih hangat lalu di colek kan ke atas kepala botak nya anak laki laki.

#Ya Allah ada ada saja orang hamil mah 🤧 ngidam nya kemana coba cari kepala botak yang mau di colek pake kepalan nasi hangat, hanya Dirah dan dedek bayi yang tau🤣#

Alhasil ikutlah Dirah ke pasar bersama Jito dengan menaiki cikar kecil Dirah duduk di samping Jito di pagi buta itu.

Perut Dirah sudah sedikit membuncit di usia tiga bulan kehamilannya, Dia duduk di lincak sambil menunggu pembeli datang.

Dari jauh terlihat sepasang mata memandang dengan kebencian dan putus asa an.

sebentar kemudian dari arah berlawanan terlihat Jito berjalan sambil tersenyum puas membawa bungkusan kepalan nasi untuk Dirah yang sudah di colekan ke kepala botaknya anak kecil.

sepasang mata itu pergi menjauh dengan membawa rasa kebencian dan kemarahan.

***

njanur gunung \= Dalam Bahasa Indonesia bermakna sama dengan kata tumben yang berarti jarang atau tidak biasa

Anak polah bopo kepradah \= apa yang dilakukan oleh seorang anak, akan menimbulkan dampak yang harus ditanggung oleh bapaknya

Demikian penjelasan dari otor receh 🤭 mohon dukungan komen yang membangun, like 👍, fav, rate 🖐️

love by Rhu😘

Terpopuler

Comments

KANG SALMAN_ᴳᴿ🐅

KANG SALMAN_ᴳᴿ🐅

walaaah neeek nek...senyum senyum cucu mu ini.

2024-06-10

0

KANG SALMAN_ᴳᴿ🐅

KANG SALMAN_ᴳᴿ🐅

owalah neeek nek....arep bercinta wae kok yo susaaaah.
kudu iki kudu iku.
repooot tenan.
yang kupikir...gimana nanti aku denganmu.
harus repot juga kah..

2024-06-10

0

opp

opp

kebanyakan bgitu.nggk ada tempat buat si miskin di hadapan sikaya

2024-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Asa yang tak menyatu dengan cinta
2 cinta bukanlah kasta
3 ketika hati harus merelakan
4 Duka membawa hikmah
5 Ngidam nasi kepal
6 Pertemuan yang tidak terduga
7 Ambisi para orang tua
8 Pergi untuk kembali
9 Rahasia mulai terkuak
10 Perjalanan pulang
11 Kebimbangan
12 Menjemput Sundirah
13 Firasat buruk
14 Malam mencekam
15 Senyum Sundirah
16 Purnama tanpa bintang
17 Luluh nya hati sang juragan
18 Keserakahan, dan dendam
19 Tingkeban
20 Menjemput pelangi
21 Anak ku adalah hartaku
22 Aku juga Ayahmu
23 Mencari pintu maaf.
24 Sosok misterius
25 Kamituwo telah kembali
26 Cinta dalam diam
27 Lamaran
28 Misteri cinta
29 Djaelani yang plin-plan
30 Siasat pengintaian
31 Cemburu Harjito
32 Persiapan pernikahan
33 Persiapan pernikahan 2
34 Penculikan Sulastri
35 Gudang kopra terbakar
36 Pesan terakhir
37 Pencarian Sulastri
38 Nafsu bejad Sardi
39 Sundirah melahirkan
40 Teguh Rahayu
41 Rasa hati
42 Mitun dan Situn
43 Mitun dan Situn 2
44 Dia milikmu Jito
45 Senja merindu
46 Sepasaran
47 Kebisingan Suwarti
48 Nasi aking
49 Misi pengejaran Sardi
50 Tawanan Tunggak
51 Mentari pun tersenyum
52 Sang pengukir jiwa
53 Penangkapan
54 Serangan Bionet
55 Hikmah pada kegagalan
56 Rondo royal
57 Meniti hari esok
58 Siapa dia
59 Perjalanan yang masih panjang
60 Bab 60
61 Sundirah
62 Sundirah 2
63 Tamu tidak di undang
64 Dari mata jatuh ke hati
65 Cinta dan kesabaran
66 Bara dalam dendam
67 Selapanan
68 sengsara membawa hikmah
69 Mata-mata Sardi
70 Kegundahan Jupri
71 Siasat melawan siasat
72 Waktu mulai menjawab
73 Gadis pesuruh
74 Gadis pesuruh 2
75 Tertangkapnya antek Sardi
76 Serangan Tunggak
77 Temu manten
78 Carut marut ngunduh mantu
79 Carut marut ngunduh mantu 2
80 Tumbang nya Sardi
81 Sengsara membawa nikmat
82 AKU BUKAN PELACUR
83 Bab 1
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Asa yang tak menyatu dengan cinta
2
cinta bukanlah kasta
3
ketika hati harus merelakan
4
Duka membawa hikmah
5
Ngidam nasi kepal
6
Pertemuan yang tidak terduga
7
Ambisi para orang tua
8
Pergi untuk kembali
9
Rahasia mulai terkuak
10
Perjalanan pulang
11
Kebimbangan
12
Menjemput Sundirah
13
Firasat buruk
14
Malam mencekam
15
Senyum Sundirah
16
Purnama tanpa bintang
17
Luluh nya hati sang juragan
18
Keserakahan, dan dendam
19
Tingkeban
20
Menjemput pelangi
21
Anak ku adalah hartaku
22
Aku juga Ayahmu
23
Mencari pintu maaf.
24
Sosok misterius
25
Kamituwo telah kembali
26
Cinta dalam diam
27
Lamaran
28
Misteri cinta
29
Djaelani yang plin-plan
30
Siasat pengintaian
31
Cemburu Harjito
32
Persiapan pernikahan
33
Persiapan pernikahan 2
34
Penculikan Sulastri
35
Gudang kopra terbakar
36
Pesan terakhir
37
Pencarian Sulastri
38
Nafsu bejad Sardi
39
Sundirah melahirkan
40
Teguh Rahayu
41
Rasa hati
42
Mitun dan Situn
43
Mitun dan Situn 2
44
Dia milikmu Jito
45
Senja merindu
46
Sepasaran
47
Kebisingan Suwarti
48
Nasi aking
49
Misi pengejaran Sardi
50
Tawanan Tunggak
51
Mentari pun tersenyum
52
Sang pengukir jiwa
53
Penangkapan
54
Serangan Bionet
55
Hikmah pada kegagalan
56
Rondo royal
57
Meniti hari esok
58
Siapa dia
59
Perjalanan yang masih panjang
60
Bab 60
61
Sundirah
62
Sundirah 2
63
Tamu tidak di undang
64
Dari mata jatuh ke hati
65
Cinta dan kesabaran
66
Bara dalam dendam
67
Selapanan
68
sengsara membawa hikmah
69
Mata-mata Sardi
70
Kegundahan Jupri
71
Siasat melawan siasat
72
Waktu mulai menjawab
73
Gadis pesuruh
74
Gadis pesuruh 2
75
Tertangkapnya antek Sardi
76
Serangan Tunggak
77
Temu manten
78
Carut marut ngunduh mantu
79
Carut marut ngunduh mantu 2
80
Tumbang nya Sardi
81
Sengsara membawa nikmat
82
AKU BUKAN PELACUR
83
Bab 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!