cinta bukanlah kasta

Tidak seperti hari hari biasanya, kali ini Yatemi ke pasar di temani dengan ke dua anak anak nya.

Sundirah diam seribu kata, berbeda dengan Warti yang memberi ide kepada Yatemi.

"Mak, nanti setelah pulang dari pasar Warti mau mulai menebar benih sawi. Di dekat sumur itu, yang di belakang kandang nya si bandot nanti kita tebar juga benih kangkung, mengingat kacang panjang kita sudah bisa di petik untuk di jual ke pasar besok nya." Kata Warti.

Warti si bungsu pasangan Suyud dan Yatemi. Dia lebih menyukai bercocok tanam dengan hasil petik sendiri.

Setibanya di pasar mulailah mereka melakukan berbagai interaksi dengan para pelanggan sayur mayur.

Sementara itu Suyud dengan mengayuh sepeda menuju desa Mbelik, tidak berapa lama Atmosiman datang dengan naik Dokar. Slamet sebagai kusir nya.

Seketika Suyud berdiri sambil melepas caping dan menyapa Atmosiman seraya membungkuk kan badan.

"Silahkan Ndoro." Suyud mempersilahkan duduk di lincak di depan gubug tempat peristirahatan yang memang di sediakan untuk pekerja ladang ketika mereka sedang istirahat atau di saat mereka makan bontrot, yang sudah di sediakan dari para pekerja perempuan, untuk mereka yang sedang bekerja memetik kelapa.

"Suyud! taukah kamu apa maksud dan tujuan ku mengajak mu bertemu di sini?" tanya Atmosiman sambil duduk.

"Mboten ndoro, apakah ini ada sangkut an nya dengan pekerjaan saya sebagai pemetik kelapa?" tanya Suyud.

"Iya Suyud, sebaik nya kelapa kelapa di daerah ini mulai di tanam ulang. dan satu lagi Suyud." Atmosiman menghela nafas sesaat.

"Apakah kamu tau Mahendra telah pergi menimba ilmu di Negri seberang, tidak lain adalah dia sebagai pewaris tunggal." Lanjut nya.

"Setelah kembali nanti aku akan menikahkan Hendra dengan gadis anak sahabat ku yang tinggal di wilayah kawedusan kota yang tidak jauh dari sini."

"Maka dari itu aku berharap kamu, selaku pekerja yang paham betul bagaimana mengolah ladang ladang ku. Ikut memajukan usaha yang telah aku rintis dari bawah." Kata Atmosiman sambil memandang ke arah Suyud yang sedari tadi hanya mendengar kan.

Memang tidak di pungkiri Suyud telah mengabdi kepada keluarga Djoyo Kusumo rebi orang tua Atmosiman sejak masih usia 13 tahun kala itu.

Hingga berumah tangga dengan Yatemi dan di karuniai 2 anak gadis.

Anggaplah di sini Suyud adalah orang kepercayaan Atmosiman, setelah cukup perbincangan mereka matahari sudah berada tepat di atas kepala, Atmosiman pun pamit hendak pulang. Slamet segera dengan memutar dokar, lalu melajukan dengan pelan mengarah ke kediaman sang juragan.

Suyud duduk termenung mencermati setiap kata kata Atmosiman. Seperti ada luka nelangsa mengelayut dalam fikiran nya.

Teringat kembali ketika Suyud mengambil air wudhu di mbelik untuk menunaikan sholat ashar di gubug itu.

Di balik rimbun nya tanaman pandan alas dia melihat dengan nyata Sundirah berada di dalam pelukan Mahendra.

Dia melihat sundirah menangis dalam pelukan anak dari majikannya.

Suyud hanya mampu melihat dalam diam. Dia hanya tau gejolak asmara anak muda, namun tidak dengan apa yang terjadi antara Sundirah dan Mahendra beberapa waktu lalu.

Dengan mengayuh sepeda onthel Suyud kembali ke ladang di desa Jatirejo yang bersebelahan dengan dusun mbelik.

Sementara itu di Desa Kawedusan di sebuah rumah besar Dengan bangunan joglo luas yang dengan halaman kanan kiri di tumbuhi beberapa tanaman bonsai menghiasi.

Kentongan dari kayu besar berdiri kokoh di kiri pelataran. Lurah Djaelani sebagai pemilik bangunan tersebut, hidup dengan kedua anak anak nya yang telah beranjak dewasa, dan seorang Ibu yang sudah tua.

Sulastri anak mbarep, Sudargo sebagai anak ragil. Di mana sang istri telah berpulang ke Rahmatullah setelah melahirkan Sudargo, tujuh belas tahun silam.

"Lastri belajarlah mencintai mahendra, sebab cinta akan tumbuh dengan berjalan nya waktu." Upaya Djaelani membujuk Sulastri untuk menerima perjodohan antara Lastri dan Mahendra.

"Ayah, bukan Lastri tidak menurut dengan kehendak ayah, tapi Lastri sudah memiliki kekasih." Jawab Lastri dengan menunduk memberanikan diri untuk menjawab semua kata kata sang ayah.

"Ayah sudah semakin tua lastri!, lalu siapa yang menjaga mu kelak kalau bukan suami mu, ayah rasa Mahendra adalah laki-laki yang tepat untuk menjadi pendamping mu, selain berpendidikan, dia juga anak juragan yang tidak akan habis termakan tujuh turunan nya kelak." Panjang lebar Djaelani bertutur di depan ke dua anak nya.

"Ayah!, jangan memaksa kata hati, Lastri mencintai kang Harjito." isak Lastri sambil berlari meninggalkan ayah dan Dargo.

"Lastri!" teriak Djaelani namun tidak di hiraukan Lastri tetap berlalu dengan tangisan nya.

"Sudah ayah!" Lerai Dargo dengan memegang tangan dan pundak djaelani.

"Duduklah ayah, semua bisa di bicarakan dengan baik tanpa harus ada kesalahan pahaman ayah dengan mbak yu Lastri". Hibur dargo.

"Lihatlah! apa yang telah mbak yu mu lakukan, dia menentang ayah Dargo!" Teriak Djaelani semakin tidak terkontrol.

Dargo mengambil segelas air putih yang sudah tersedia di meja, lalu menyodorkan ke arah Djaelani yang langsung meraih gelas air putih lalu meminum pelan.

Dari arah bale bale muncul lah seorang nenek ibu dari djaelani, dengan berpakaian Jarit dan kutubaru pakainan lazim seorang wanita tua di era nya,

dengan bibir agak merah bekas nginang.

"nger... nyebut le..." Ucap Ratmini.

sambil menghampiri Djaelani yang sedang marah.

"Lastri anak ku ibu, dia telah tumbuh dewasa dan berani membangkang."

" Saya hanya menginginkan dia menjadi yang terbaik ibu." Sambil menghempaskan diri di kursi rotan Djaelani melampiaskan kepada sang ibu.

"Kita memang tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, namun percayalah, Gusti memberikan apa yang kita butuhkan." tangan keriput termakan usia itu mengelus lembut punggung sang anak yang sedang terbakar amarah.

"Tidak ada orang tua yang menginginkan kehidupan buah hati menjadi sengsara, terkadang tantangan dalam hidup kita bisa dibilang “biasa” bila dibandingkan tantangan yang dialami oleh orang lain yang terus berusaha lebih keras dari kita menghadapi masalah yang lebih besar. Semua usaha yang kamu lakukan tidak akan sia-sia asalkan kamu tidak menyerah dan mampu menghadapinya sampai akhir." Panjang lebar Ratmini

"Apa kau masih ingat peristiwa 20 tahun silam djaelani?" Ratmini berkata sambil melempar pandangan jauh menerawang .

"Ibu, jangan di ingat kejadian masa silam semua akan mengingatkan duka kita kembali." Djaelani berbalik sambil bersimpuh di pangkuan Ratmini.

"Kamu sama kerasnya dengan almarhum bapak mu! jangan ulangi kejadian masa lalu kembali terulang." mata tua itu mandang sendu penuh permohonan.

"Atmosiman adalah teman karib saya Bu, dan saya yakin putriku akan bahagia hidup bersama dengan putranya Mahendra." berusaha untuk menyakinkan sang ibu.

"Mahendra anak satu satunya dan semua warisan akan jatuh pada pewaris tunggal." Djaelani melanjutkan semua maksud dari perjodohan itu.

"Apakah segala kepemilikan menjadi satu satunya sarana untuk kebahagiaan anak ku, pikirkan baik baik tentang apa yang kau inginkan, sebab berikutnya bukan kita yang mengalami namun mereka yang menjalani. Kita sebagai orang tua hanya berperan sebagai pendukung dan mendoakan kehidupan mereka selanjutnya. pikirkan baik baik jangan ada sesal di kemudian waktu.'" Ucap Ratmini sambil berdiri

"Ibu masuk dulu." Ratmini berlalu yang di susul Dargo dari belakang berjalan beriringan.

"Nenek apa yang akan terjadi". suara pelan Dargo

"Sudah le, semua akan baik baik saja dekati mbak yu mu, katakan dia harus kuat." Ratmini memasuki kamar tidur nya dan menutup pintu. Dargo hanya bisa mengangguk dan berlalu.

Dua puluh tahun lalu bukanlah waktu yang pendek, namun duka itu masih jelas di dalam ingatan Ratmini.

yang harus menyaksikan kesakitan dan duka yang dialami putri nya meregang nyawa dengan merasakan sakit lahir dan batin karena keputusan sepihak dari sang ayah.

*

*

Jarak bukanlah penghalang bagi dua Jiwa untuk saling mencintai. Selama masih saling setia dan percaya.

Cinta sejati selalu berada ditempat yang indah,yang pasangannya saling percaya dan tidak akan pernah terpisahkan walau badai menghadang.

Cinta yang sempurna hanya butuh dua hati yang saling percaya dan saling mengerti

*

*

Dokar \= adalah sarana transportasi kereta dan kuda

pandan alas \= tanaman pandan yang berbatang beras dan berduri, yang bisa di jadikan bahan anyaman seperti tikar dan sebagainya

Mbarep \= Anak sulung

Ragil \= Anak bungsu

Jarit \= kain batik panjang yang berfunsi untuk tapih atau Jarik an bagi wanita tua di era masa lalu

kutubaru \= baju atasan yang mungkin sekrang biasa di sebut dengan blouse pembaca sekalian 😘

Nginang\= kebiasaan orang orang tempo dulu mengunyah sirih dan pinang

yuk yuk kasih dukungan pembaca Budiman 😘

like , komen nya 😉

Terpopuler

Comments

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛

dapat manfaat juga tau kosa kata nya nel

2024-09-04

0

KANG SALMAN

KANG SALMAN

cintaaaa cinta.
bikin puyeng

2024-06-09

1

KANG SALMAN

KANG SALMAN

lha opo ra sekolah toh koe leeee.

2024-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Asa yang tak menyatu dengan cinta
2 cinta bukanlah kasta
3 ketika hati harus merelakan
4 Duka membawa hikmah
5 Ngidam nasi kepal
6 Pertemuan yang tidak terduga
7 Ambisi para orang tua
8 Pergi untuk kembali
9 Rahasia mulai terkuak
10 Perjalanan pulang
11 Kebimbangan
12 Menjemput Sundirah
13 Firasat buruk
14 Malam mencekam
15 Senyum Sundirah
16 Purnama tanpa bintang
17 Luluh nya hati sang juragan
18 Keserakahan, dan dendam
19 Tingkeban
20 Menjemput pelangi
21 Anak ku adalah hartaku
22 Aku juga Ayahmu
23 Mencari pintu maaf.
24 Sosok misterius
25 Kamituwo telah kembali
26 Cinta dalam diam
27 Lamaran
28 Misteri cinta
29 Djaelani yang plin-plan
30 Siasat pengintaian
31 Cemburu Harjito
32 Persiapan pernikahan
33 Persiapan pernikahan 2
34 Penculikan Sulastri
35 Gudang kopra terbakar
36 Pesan terakhir
37 Pencarian Sulastri
38 Nafsu bejad Sardi
39 Sundirah melahirkan
40 Teguh Rahayu
41 Rasa hati
42 Mitun dan Situn
43 Mitun dan Situn 2
44 Dia milikmu Jito
45 Senja merindu
46 Sepasaran
47 Kebisingan Suwarti
48 Nasi aking
49 Misi pengejaran Sardi
50 Tawanan Tunggak
51 Mentari pun tersenyum
52 Sang pengukir jiwa
53 Penangkapan
54 Serangan Bionet
55 Hikmah pada kegagalan
56 Rondo royal
57 Meniti hari esok
58 Siapa dia
59 Perjalanan yang masih panjang
60 Bab 60
61 Sundirah
62 Sundirah 2
63 Tamu tidak di undang
64 Dari mata jatuh ke hati
65 Cinta dan kesabaran
66 Bara dalam dendam
67 Selapanan
68 sengsara membawa hikmah
69 Mata-mata Sardi
70 Kegundahan Jupri
71 Siasat melawan siasat
72 Waktu mulai menjawab
73 Gadis pesuruh
74 Gadis pesuruh 2
75 Tertangkapnya antek Sardi
76 Serangan Tunggak
77 Temu manten
78 Carut marut ngunduh mantu
79 Carut marut ngunduh mantu 2
80 Tumbang nya Sardi
81 Sengsara membawa nikmat
82 AKU BUKAN PELACUR
83 Bab 1
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Asa yang tak menyatu dengan cinta
2
cinta bukanlah kasta
3
ketika hati harus merelakan
4
Duka membawa hikmah
5
Ngidam nasi kepal
6
Pertemuan yang tidak terduga
7
Ambisi para orang tua
8
Pergi untuk kembali
9
Rahasia mulai terkuak
10
Perjalanan pulang
11
Kebimbangan
12
Menjemput Sundirah
13
Firasat buruk
14
Malam mencekam
15
Senyum Sundirah
16
Purnama tanpa bintang
17
Luluh nya hati sang juragan
18
Keserakahan, dan dendam
19
Tingkeban
20
Menjemput pelangi
21
Anak ku adalah hartaku
22
Aku juga Ayahmu
23
Mencari pintu maaf.
24
Sosok misterius
25
Kamituwo telah kembali
26
Cinta dalam diam
27
Lamaran
28
Misteri cinta
29
Djaelani yang plin-plan
30
Siasat pengintaian
31
Cemburu Harjito
32
Persiapan pernikahan
33
Persiapan pernikahan 2
34
Penculikan Sulastri
35
Gudang kopra terbakar
36
Pesan terakhir
37
Pencarian Sulastri
38
Nafsu bejad Sardi
39
Sundirah melahirkan
40
Teguh Rahayu
41
Rasa hati
42
Mitun dan Situn
43
Mitun dan Situn 2
44
Dia milikmu Jito
45
Senja merindu
46
Sepasaran
47
Kebisingan Suwarti
48
Nasi aking
49
Misi pengejaran Sardi
50
Tawanan Tunggak
51
Mentari pun tersenyum
52
Sang pengukir jiwa
53
Penangkapan
54
Serangan Bionet
55
Hikmah pada kegagalan
56
Rondo royal
57
Meniti hari esok
58
Siapa dia
59
Perjalanan yang masih panjang
60
Bab 60
61
Sundirah
62
Sundirah 2
63
Tamu tidak di undang
64
Dari mata jatuh ke hati
65
Cinta dan kesabaran
66
Bara dalam dendam
67
Selapanan
68
sengsara membawa hikmah
69
Mata-mata Sardi
70
Kegundahan Jupri
71
Siasat melawan siasat
72
Waktu mulai menjawab
73
Gadis pesuruh
74
Gadis pesuruh 2
75
Tertangkapnya antek Sardi
76
Serangan Tunggak
77
Temu manten
78
Carut marut ngunduh mantu
79
Carut marut ngunduh mantu 2
80
Tumbang nya Sardi
81
Sengsara membawa nikmat
82
AKU BUKAN PELACUR
83
Bab 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!