Aku bergegas ingin mengikuti dokter itu tapi langkahku terhenti saat aku melihat cewek di sampingku berlari menghampiri seorang petugas polisi muda dan berbicara dengannya. Mereka terlihat akrab. Mendadak terbetik rasa tidak suka dalam hatiku melihat kedekatan mereka berdua.
"Siska, tolong kamu ikut ke rumah sakit. Dan segera kabari saya bagaimana perkembangan di sana." perintah cewek itu saat si mahasiswa magang berlalu melewatinya.
"Baik bu Zoey." jawab si mahasiswa sambil tersenyum.
"Dan satu lagi, kalau saya boleh tau propofol tadi mau kamu apakan?" sekarang Zoey mulai berbisik dengan Siska. Entah apa yang mereka bicarakan aku tidak begitu jelas mendengarnya.
"Bu Zoey tenang saja. Saya akan memberikan obat itu pada teman saya yang magang di rumah sakit. Obat itu lebih aman di sana." jawab si mahasiswa sambil berbisik juga.
Asli aku sangat penasaran dengan pembicaraan mereka. Kenapa keduanya tampak serius dengan obrolan itu. Mungkin aku bisa menanyakannya langsung nanti. Sekarang yang ingin aku lakukan hanya menjauhkan polisi itu dari Zoey.
"Sam, bisa kemari sebentar?" akhirnya Zoey menyadari keberadaanku juga.
Dengan malas aku melenggangkan kaki menghampiri Zoey. Si polisi itu nampaknya curiga dengan diriku. Masa bodoh, aku tidak melakukan kejahatan apapun. Belum. Karena setelah ini aku berencana untuk membunuh seseorang. Yaitu si b******k yang sudah menjadi dalang semua kekacauan ini.
"Ada apa?" tanyaku ketus.
"Ada beberapa pertanyaan yang perlu kamu jawab. Bisa ikut saya sebentar?" kali ini si Polisi itu yang bertanya.
Aku hanya mengangguk malas. Lalu mengekor si Polisi yang sudah berjalan lebih dulu. Tak kusangka ternyata Zoey juga mengikuti kami. Sedikit kesal hati ini. Ada urusan apa dia dengan si Polisi?
Akhirnya kami bertiga meninggalkan gedung olahraga yang saat ini berubah menjadi TKP itu. Para petugas polisi mulai mengusir orang-orang yang masih berkerumun di sana dan memasang pita police line sebagai pembatas.
Ruang Bimbingan Konseling…
Ini bukan pertama kalinya aku masuk ke ruang bimbingan konseling. Terakhir kali aku kesini saat aku secara tidak sengaja menyiram seorang guru perempuan dengan air bekas cucian piring di kafetaria sekolah.
Saat itu aku tengah menikmati makan siang bersama Cindy. Walaupun aku tidak pernah menganggapnya sebagai pacar, tapi aku tidak pernah keberatan untuk menemani dia makan atau hal-hal lain layaknya orang pacaran. Selama itu tidak berhubungan dengan kontak fisik.
Back to story… Jadi tiba-tiba saja ada sepasang murid kasmaran yang sedang bertengkar. Mereka saling tuduh satu sama lain hingga membuat heboh tempat itu. Awalnya aku diam saja tapi lama kelamaan mereka jadi merusak nafsu makan ku.
Dengan kesal aku berjalan ke dapur kafetaria dan mengambil ember yang berisi air bekas cucian piring. Tanpa pikir panjang aku menyiram air itu ke arah mereka, tapi sialnya mendadak ada seorang guru perempuan berjalan santai di depan mereka. Dan…
BYUUURRR…
Air itu mendarat dengan sempurna di tubuh guru cantik itu. Dia berjalan mendekatiku dengan raut muka merah padam dan matanya memancarkan api kemarahan. Tak pelak telingaku menjadi sasaran amukannya.
Aku diseret sampai ke ruangan bimbingan ini dan berakhir dengan mendengarkan omelannya yang tiada henti. Yang disesalkan kenapa aku tidak mendapat surat skorsing saja. Padahal dengan senang hati akan ku terima surat berharga itu.
Tok... Tok...
Terdengar suara ketukan yang memecahkan lamunanku. Lagi-lagi orang itu mengganggu ku. Dengan muka malas aku menatap ke arahnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
🤖 freakman 🤖
smgt thorr...
2021-05-20
2
Endah Egi
1010
2021-03-27
3
🐝⃞⃟𝕾𝕳ᴹᵃˢDANA°𝐍𝐍᭄
ndak ada fisualnya kah thor,,
2020-12-20
10