Berulang kali Samuel menghembuskan nafasnya sambil sesekali mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas yang masih terlihat kosong. Pagi ini cowok bertubuh tinggi tegap itu berangkat terlalu awal. Bukan karena dirinya siswa rajin tapi karena ia sebal mendengar ocehan papa dan mamanya yang merutukinya untuk ikut bimbel ke berbagai lembaga bimbingan agar nilai-nilainya sedikit membaik. Padahal Samuel mendapat nilai jeblok itu bukan lantaran otaknya yang bermasalah. Hanya saja dia enggan mendayagunakan otak tersebut.
Bosan sendirian tanpa melakukan apapun, Samuel memilih melangkahkan kakinya keluar dari ruangan yang hanya berisi barisan bangku dan meja serta papan whiteboard itu. Ia berjalan menyusuri koridor-koridor sekolah yang tampak lengang. Hanya segelintir siswa yang mulai berdatangan. Langkah kakinya terhenti saat ia melihat sekelebat bayangan -atau mungkin sosok- berjalan pelan di dalam ruang guru.
Siapa jam segini sudah ada di kantor guru? Samuel melirik sekilas arloji yang melingkar di tangan kirinya. Masih pukul 06.15. Terlalu dini untuk seseorang mendatangi tempat bekerja. Karena kebanyakan orang akan berangkat 10 menit sebelum waktu kerja itu dimulai. Dan sekarang masih cukup lama sampai waktu itu tiba.
Perlahan Samuel menempelkan matanya pada kaca jendela yang berada di sisi barat kantor guru. Mencoba mengintip karena dilihat dari gerak geriknya orang itu cukup mencurigakan. Dan meskipun sudah mengedarkan pandang kesana kemari Samuel tetap tidak bisa menemukan orang tersebut.
Karena rasa penasarannya begitu tinggi, Samuel nekat masuk ke dalam ruangan yang sebenarnya tidak boleh dikunjungi sembarang orang. Setelah memastikan kalau di ruangan tersebut tidak ada siapa-siapa, Samuel menyerah dan bergegas keluar. Sesaat sebelum kakinya menyentuh koridor luar ruang guru, tiba-tiba sebuah tangan putih nan halus menariknya dengan kekuatan yang luar biasa hingga membuatnya terjembab ke lantai. Shit!
Bukan Samuel namanya kalau hanya cengkraman begitu saja ia tidak bisa lepas. Dengan sekali gerakan berguling, Samuel kini berada di posisi pemegang kendali. Dia berhasil mendorong orang yang menyerangnya dan membuatnya terkunci di bawah tubuh kekarnya. Sedetik kemudian Samuel hanya bisa melotot tak percaya melihat si pelaku penyerangan.
Bukan muka rusak yang berlumuran darah, melainkan wajah pucat namun cantik dengan bibir merah merekah.
"Elo…" ucap Samuel tertahan.
deg!
deg!
deg!
Si pemilik wajah pucat itu hanya mendengus kesal dengan mata menatap tajam yang siap menerkam siapapun yang berani mengusiknya.
"Bisa menyingkir dari atas badan saya." ucap si wanita cantik dengan amarah yang mulai menyala.
"Bagaimana bisa lo ada di sini?" tanya Samuel keheranan.
"Kenapa kamu harus heran? Saya guru di sekolah ini jadi wajar saja saya berada di ruangan ini." tukas si wanita yang tak lain adalah Zoey. "Yang harusnya bertanya itu saya, kenapa siswa seperti kamu bisa masuk ke ruang guru tanpa ijin?"
Samuel memilih bungkam mulut daripada harus berdebat dengan wali kelasnya yang baru itu.
Zoey yang merasa diacuhkan menatap tajam ke arah Samuel. Dan belum sempat ia menanyakan jawaban, cowok itu sudah berbalik dan melenggang meninggalkan dirinya.
Semoga saja anak itu tidak melihat yang barusan. Batin Zoey sambil menghela nafas.
Di sisi lain, Samuel masih belum puas dengan alasan yang dilontarkan guru muda itu. Hatinya merasa ada yang janggal, karena sesaat ia sempat melihat Zoey menyembunyikan sesuatu ke dalam saku bajunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Pakcik Makmun
bgus lh
2021-09-13
2
Imel Secing
bagus ih, keren
2021-06-09
1
Nimalna Altaf
bahasanya nggak asik pake Lo gue... harusnya aku kau
2021-06-08
1