2 hari berlalu setelah kejadian penculikan itu terjadi. Tidak ada kabar apapun tentang Jasmine. Tidak ada permintaan uang tebusan. Juga tidak ada surat ancaman. Dan Zoey semakin frustasi karena tidak menemukan petunjuk apapun yang berkaitan dengan penculikan itu.
Bahkan kamera beserta perekam suara yang ia pasang di ruang guru juga tidak menolongnya. Kamera itu hanya menangkap aktivitas para guru yang memang biasa terjadi di sana.
Tidak ada yang mencurigakan. Hanya seorang guru laki-laki paruh baya yang tampak murung beberapa hari sebelumnya. Mungkin dia sedang stress dengan perilaku anak didiknya.
Zoey sedikit menyesal kenapa ia hanya memasang kamera tersembunyi di ruang guru. Andaikan dia memasangnya pada beberapa tempat sekaligus, pasti hasilnya akan lebih efisien.
Kini kasus tersebut sudah dilimpahkan ke pihak yang berwajib untuk diusut lebih lanjut.
Pagi itu setelah hilangnya Jasmine, kepala sekolah langsung membuat laporan ke kepolisian dan tak berselang lama polisi berdatangan ke GIS. Mereka menginterogasi siapapun yang mengetahui penculikan itu dan melakukan olah TKP. Nyatanya hasil yang diperoleh adalah nihil.
Tidak ada sedikitpun jejak yang ditinggalkan si pelaku. Bahkan cctv yang terpasang di pos penjaga mendadak juga rusak. Tidak ada apapun yang terekam. Sungguh naas hari itu.
Zoey kembali merenungi setiap detail kronologi yang ia dapatkan. Pertama, Jasmine sudah merasa diikuti seseorang sejak ia turun di halte bis.
Kedua, Jasmine diculik oleh oknum tak dikenal yang menggunakan mobil.
Ketiga, saksi dari semua kejadian itu hanya satu orang yaitu Cindy.
Keempat, dan yang paling penting adalah waktu terjadinya penculikan sangat tepat saat tidak ada seorangpun di sekitar lokasi kejadian.
Bagaimana si pelaku bisa dengan sangat baik memprediksi dan memilih waktu yang tepat untuk melakukan aksinya? Saat semua satpam sekolah sedang tidak ada di pos penjagaan dan keadaan sekolah juga masih sangat sepi.
Mungkin saja si pelaku sudah sejak awal bersiap di sekitaran sekolah dan menunggu sampai target penculikan muncul di sana. Kalau begitu siapa yang mengikuti Jasmine dari halte bis?
Berbagai dugaan muncul di otak Zoey. Dia mencoba menarik satu kesimpulan yang bisa jadi penghubung semua hipotesisnya. Dan sebuah titik terang berhasil ia dapat, si oknum pelaku sudah pasti mengenal baik kondisi sekolah dan juga target penculikan. Yang berarti si oknum pelaku juga salah satu orang di sekolah itu.
Oh my God! Zoey seketika tersentak dengan jawaban yang akhirnya ia dapatkan. Jika memang benar semua seperti kesimpulan itu, berarti kasus ini menjadi jauh lebih mengerikan dari yang terbayang olehnya.
Zoey bergegas mengaktifkan panggilan pada earphone yang terpasang di telinganya. Ia akan meminta seseorang untuk menyelidiki beberapa nama yang ia curigai. Zoey sekarang yakin kalau dari situ ia akan menemukan sebuah petunjuk untuk mengungkap si pelaku.
Sebelum memulai percakapannya, Zoey keluar dari ruang guru untuk mencari tempat yang lebih aman. Terlihat sebuah ruangan dengan kolam renang besar di dalamnya. Berdasarkan jadwal yang menempel di pintu, hari ini tidak ada pelajaran berenang untuk kelas manapun.
Selain itu, juga tidak ada cctv yang terpasang, artinya tempat tersebut aman. Perlahan Zoey masuk lalu memeriksa satu per satu ruang ganti yang ada di samping kolam. Semua kosong, saatnya beraksi.
Namun ada satu tempat yang Zoey lewatkan, sebuah ruangan kecil berada di ujung deretan kamar ganti. Tempat tersebut biasanya digunakan untuk menyimpan peralatan berenang seperti pelampung maupun papan luncur.
Karena ruangan itu nampak terkunci, Zoey berpikir tidak perlu memeriksanya. Tanpa Zoey ketahui, ternyata di dalam ruangan itu ada seseorang yang sedang bersembunyi.
Awalnya orang itu hanya berniat untuk tidur sebentar, mendadak terdengar keributan saat Zoey membuka satu persatu pintu kamar ganti, akhirnya orang tersebut terbangun.
Saat orang itu hendak keluar ia menyaksikan Zoey sedang berbicara melalui earphone di telinganya. Mendengar pembicaraan itu terasa aneh, orang tersebut diam-diam memperhatikan Zoey dari celah pintu yang sedikit terbuka.
"Di sini Agen Zero. Saya akan mengirimkan beberapa nama dan tolong segera selidiki latar belakang mereka. Apapun itu."
"Untuk kasus apalagi kali ini?" sahut seseorang di sebrang sana.
"Misi terbaru dari Mr. K," jawab Zoey singkat.
"Come on Zoey… Dia ayahmu, panggil dia papa. Apa kamu tidak mengakuinya sebagai ayah?"
"Saya bukan Zoey. Nama kode rahasia saya Agen Zero. Jadi jangan membawa masalah pribadi ke dalam misi ini."
Tuuttt… ttuuutt…
Zoey mengakhiri panggilannya dan menghela nafas dalam.
Hheemmm… Apa ini??? Seorang Agen? Misi? Jadi siapa kamu sebenarnya Zoey… Orang yang diam-diam menyimak pembicaraan Zoey menyeringai licik. Dia semakin penasaran dengan rahasia yang disembunyikan guru itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Sri Erna
ank muridny yg suka tdr itu yg nguping,,si samuel
2022-01-09
0
yani_nera
seorang agen rahasia kok ceroboh sih.
2021-12-04
0
Widyastuti
pasti Samuel y yang lagi nguping
2021-10-28
0