Siska mengangsurkan struk pembelian kepada Zoey lalu cewek itu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam tasnya. "Ini uangnya. Terima Kasih." ucap Zoey dengan senyum tulus.
"Oh iya, bisa saya minta tolong satu lagi? Tolong belikan saya kopi panas. Saya ingin menghangatkan badan dulu sebelum pulang," Zoey tersenyum kikuk takut merepotkan si anak magang itu. Karena selama ini dia jarang sekali meminta bantuan kepada orang lain hanya untuk hal-hal sepele.
Siska mengerutkan kening sejenak lalu tersenyum, "Tentu saja bu Zoey. Anda tidak perlu sungkan begitu."
"Baiklah… Belikan saya Americano dan beli satu juga buat kamu,"
"Tidak usah repot-repot bu Zoey. Saya dengan senang hati membantu ibu,"
"Tidak apa-apa Siska. Karena saya sedang butuh teman ngobrol. Anggap saja seperti kita sedang ngopi di cafe."
"Baiklah kalau begitu. Ibu tunggu sebentar saya akan segera kembali,"
Sepeninggal Siska dari ruang UKS, Zoey bergegas mengambil alat pengambil sampel sidik jari dari dalam tasnya. Pertama, cewek itu menyemprotkan gas Iodin -sejenis zat pengoksidasi- pada gagang pintu lemari dan menunggu sampai terjadinya reaksi.
Tak lama kemudian muncul warna coklat kekuningan yang menampakan sebuah pola sidik jari. Zoey segera memotret pola tersebut sebelum warnanya menghilang. Setelah dirasa gambar yang didapat cukup jelas, Zoey langsung mengirimnya ke kantor ayahnya untuk bisa dianalisis.
"Agen Jack, segera analisis sampel sidik jari yang saya kirimkan lewat email." kata Zoey pada seseorang yang ia hubungi dengan earphone khususnya.
Tanpa menunggu jawaban, Zoey langsung memutuskan sambungan telepon dan membersihkan gagang pintu lemari dengan tissue. Seperti itulah Zoey dalam bekerja. Cepat, tepat, dan yang pasti sangat teliti.
Sambil menunggu kopinya datang, Zoey membuka beberapa berkas di atas meja petugas UKS. Dan sangat kebetulan dia menemukan sebuah map berisi daftar inventaris obat dan alat kesehatan di ruang tersebut. Dengan cekatan Zoey mencocokan jumlah obat yang ada di dalam lemari dengan jumlah stok yang tercatat.
Sesuai dugaannya, ada satu obat yang tidak masuk ke dalam daftar inventaris tersebut. Rasa ingin tahu Zoey semakin besar, siapa yang dengan sengaja meletakkan obat itu ke dalam lemari penyimpanan? Bukankah untuk melakukan itu harus mempunyai akses khusus dengan ruangan ini.
Yang pasti tidak sembarang orang diizinkan menggunakan kunci lemari penyimpanan obat. Dan untuk apa orang yang tadi masuk ke UKS mengambil obat anestesi. Obat itu hanya berguna untuk menghilangkan kesadaran seseorang. Jangan-jangan…
"Bu Zoey, kopi pesanan anda." teriak Siska saat sampai di ruang UKS.
Zoey tersenyum manis. Untung saja ia sudah merapikan kembali berkas yang sempat dibukanya.
"Terima kasih, Siska." Zoey segera menyeruput kopi yang masih mengepul panas. Seketika badannya kembali menghangat.
"Sis, kamu sudah berapa lama magang di sekolah ini?"
"Eeemmm… Kurang lebih dua bulan bu. Kenapa bu Zoey?"
Zoey menggelengkan kepala, "Hanya bertanya saja. Sepertinya kamu menikmati magang sebagai petugas UKS."
"Jelaslah bu… Tidak terlalu banyak yang harus saya kerjakan. Paling hanya mengobati para siswa yang mengeluhkan sakitnya di sini. Kadang memeriksa stok obat juga, tapi itu jarang. Cuma sebulan sekali. Tapi semenjak saya magang di GIS belum sekalipun saya mengerjakan itu." Siska menjelaskan sambil menikmati kopinya.
"Pantas saja. Kamu juga pasti tidak tahu kalau ada obat yang tidak seharusnya disimpan di sini," Zoey mulai melancarkan aksi investigasinya.
"Maksud bu Zoey?" tanya Siska kebingungan.
"Tadi tidak sengaja saya lihat ada beberapa propofol di lemari obat." jawab Zoey cuek sambil mengaduk kopinya dengan sedotan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Kustri
Blm profesional zoey
2021-12-13
0
Di Elva
novel ini perlu di perbaiki.. kalau agent profesional tidak seharusnya ada kesalahan yg fatal terus-menerus.. keteledorannya terlalu banyak sih.. ntar peminat baca bisa berkurang karna kesal dengan pemeran utama zoey
2021-10-16
0
Imel Secing
zoey
2021-06-09
1