Sejak pertama aku bertemu dengannya, tidak henti-hentinya dia terus membuatku kagum.
Tak berselang lama, seorang mahasiswa magang terlihat berlarian menghampiri kami sambil membawa sekotak peralatan obat. Ternyata dia mahasiswa yang menjadi petugas kesehatan di ruang UKS. Aku baru tahu kalau namanya Siska.
"Bisa tolong baringkan dia di lantai? Biar aku dan Siska memberikan pertolongan pertama." pinta cewek itu sambil menatap ke arahku. Sorot matanya terlihat sangat yakin. Benar-benar cewek yang langka.
Aku hanya mengangguk dan perlahan membaringkan tubuh Cindy di lantai sesuai instruksinya. Kedua orang itu dengan cepat membersihkan darah-darah yang menempel pada tubuh Cindy.
Awalnya aku sempat bingung kenapa cewek itu membuka sebuah botol infus berisi penuh cairan lalu menggugurkannya ke tubuh Cindy. Bahkan Siska yang seorang mahasiswa kesehatan pun terlihat heran.
"Tidak perlu bingung begitu. Kalau kita hanya membersihkannya pelan-pelan dengan kassa, kita akan kesulitan menemukan sumber lukanya. Bisa-bisa anak ini sudah meninggal duluan sebelum ambulans datang karena kehabisan darah." jelas Cewek itu tanpa sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari tubuh Cindy.
"Sekarang kamu lakukan hal yang sama di sebelah situ." perintah Cewek itu lagi sambil mengangsurkan sebotol cairan NaCl pada si mahasiswa magang.
"Ba… Baik bu Zoey."
Brigitta Zoeylia. Cewek itulah yang sekarang tengah menjadi sosok heroik dalam malapetaka ini. Dia tampil bagaikan sosok Albert Schweitzer dalam film. Dengan hatinya yang penuh rasa kemanusiaan, dia membantu setiap orang tanpa imbalan.
deg!
deg!
deg!
Lagi-lagi jantungku seperti ini. Apakah aku ada penyakit kelainan jantung atau apa? Setiap kali melihatnya hatiku selalu saja bergejolak. Tidak mungkin karena rasa 'itu' kan? Tapi memang pesona cewek itu tidak bisa diingkari.
Selain cantik dan baik, dia juga cerdas, dan skill memanahnya waktu itu memberikan nilai tambah tersendiri untuk seorang Zoey. Kalaupun benar rasa 'itu' yang sedang aku rasakan, saat ini juga aku rela menyerahkan hatiku untuk dimilikinya. Itu juga kalau dia merasakan hal yang sama.
20 menit berlalu, terdengar suara sirine ambulans dan juga mobil polisi tiba di halaman sekolah tepat saat kedua pahlawan wanita ini selesai memberikan pertolongan pertama. Entah sudah berapa kali mereka datang ke sekolah ini. Sudah seperti lokasi syuting film horor saja.
Beberapa tenaga medis dan petugas kepolisian berdatangan menghampiri kami yang menjadi pusat kerumunan di ruangan ini. Seorang dokter bersimpuh dan mulai memeriksa keadaan Cindy. Dokter itu lalu meminta perawat yang mengikutinya untuk mengangkat tubuh Cindy ke atas tandu dan membawa sahabat ku itu ke dalam ambulans.
Sementara para petugas polisi langsung melakukan olah TKP. Ada dua orang petugas yang terlihat sedang mengintrogasi kepala sekolah. Satu memberikan pertanyaan, dan yang lain menulis keterangan kepala sekolah pada buku catatan di tangannya.
"Kondisi korban saat ini sangat kritis. Terlalu banyak darah yang keluar dan ada cedera kepala juga. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkannya." kata sosok berjubah putih itu kepada ku dan juga Zoey.
Aku merasa seperti dihantam godam. Lidahku kelu tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Kedua tanganku sudah mengepal rapat, bersiap untuk melayangkan pukulan kepada siapapun yang sudah melakukan ini kepada adik perempuanku.
Aku akan membuat perhitungan pada b******n itu sampai dia merasakan perasaan sekarat seperti yang Cindy rasakan sekarang.
"Terima kasih, Dok. Lakukan apapun yang bisa menyelamatkan murid saya." jawab Zoey dengan senyum manisnya.
Si dokter mengerutkan keningnya sambil memperhatikan Zoey dari ujung kaki hingga kepala, "Anda seorang guru?" tanya dokter itu keheranan.
Seketika aku pun ingin tertawa, tapi langsung aku tahan. Benar juga pertanyaan si dokter, penampilan Zoey yang sekarang membuatnya tidak pantas dianggap sebagai guru.
"Ya saya guru. Jangan salah sangka dengan penampilan saya," jawab Zoey dengan muka menahan malu.
"Baiklah. Saya akan langsung membawa korban ke rumah sakit. Silahkan kalau ada yang ingin mendampingi. Karena mungkin rumah sakit akan membutuhkan beberapa persetujuan dari wali pasien untuk melakukan prosedur tindakan."
Aku bergegas ingin mengikuti dokter itu tapi langkahku terhenti saat aku melihat cewek di sampingku berlari menghampiri seorang petugas polisi muda dan berbicara dengannya. Mereka terlihat akrab. Mendadak terbetik rasa tidak suka dalam hatiku melihat kedekatan mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Di Elva
mon maap saya udah bosan baca di part ini.. 🙏
2021-10-16
0
Fafa Adieq Bosky
ishhh dedek gumush jealous
2021-10-03
0
Zahira Zalfa Naqiyya
mantab thor..
💪💪💪
2021-09-09
0