HAAHHH??? Seriously???
Seluruh siswa menatap horor ke arah Zoey seraya bersusah payah menelan ludah.
Tak satupun siswa yang bergerak dari tempatnya. Karena ini baru kali pertama mereka akan mempelajari pelajaran tersebut. Biasanya para siswa hanya diajarkan olahraga permainan seperti basket, sepak bola, maupun voli. Terkadang juga mereka belajar atletik seperti lompat jauh, lari estafet dan tolak peluru. Tapi memanah? Melihat langsung busur dan anak panahnya saja baru sekarang.
Zoey menyadari sikap para siswa yang hanya menatap bingung perintah darinya. Menurut tebakannya, sudah pasti mereka belum pernah belajar memanah. Padahal memanah juga termasuk salah satu cabang olahraga. Zoey lalu berjalan untuk mengambil peralatan memanah sambil menepuk jidad dan menggelengkan kepalanya.
"Belum pernah belajar memanah? Lihat dan perhatikan yang saya contohkan!" ucap Zoey dengan suara tegasnya.
Zoey kemudian mengambil busur dan juga anak panah. Lalu dengan gerakan yang cukup anggun untuk seorang guru olahraga, cewek itu meregangkan busur dan melontarkan anak panah melalui busur yang ia pegang dengan kuat. Dan…
Wuuusshh… Anak panah itu melesat lurus dan menancap tepat di titik pusat papan panahan.
Seketika semua siswa bertepuk tangan melihat kemampuan gurunya yang luar biasa. Baru kali ini mereka melihat langsung aksi memanah. Mereka berpikir apakah guru mereka itu seorang atlet pemanah?
"Tidak perlu bertepuk tangan. Sekarang giliran kalian mencoba!"
Satu persatu siswa mengambil busur beserta anak panah, lalu menempatkan diri di depan papan panahan yang sudah berjajar rapi di hadapan mereka.
Kelompok memanah pertama terdiri dari 5 orang siswa. Salah satunya Samuel yang terlihat cukup kewalahan meregangkan busur panah. Zoey sungguh gemas melihat anak didiknya yang tidak bisa apa-apa itu lalu berjalan menghampiri Samuel.
Berada di belakang Samuel yang ternyata memiliki tubuh tinggi menjulang, Zoey lantas meletakkan tangan lembutnya di atas tangan cowok itu. Membantu meregangkan busur panah yang dipegang Samuel dan menarik lalu melepaskan anak panahnya. Awalnya Zoey enjoy melatih Samuel, tiba-tiba entah mengapa ia merasa gugup kalau berdekatan dengan cowok itu.
Di sisi lain Samuel yang mendapat perlakuan tak disangka itu hanya bisa mematung dengan wajah memanas. Antara malu dan senang. Samuel berusaha mengatasi debaran jantungnya yang seperti akan meledak. Bagaimana tidak, saat ini dirinya berdiri begitu dekat dengan Zoey bahkan bisa dibilang mereka saling menempel, dan tentu saja Samuel dapat dengan jelas mencium aroma parfum Zoey yang menurutnya sexy.
"Gampang kan?" tanya Zoey dengan suara lembut yang membuat Samuel bergidik geli.
"I… Iya bu." jawab Samuel tergagap.
"Bagus. Sekarang kamu sadar kalau saya ini guru kamu. Saya tidak suka dengan sikap kurang ajar kamu tadi pagi." kata Zoey mengingatkan siswanya itu dengan kejadian di ruang guru. Tentunya dengan sedikit berbisik agar tidak ada siswa lain yang mendengarnya.
deg!
deg!
deg!
What is this? Bahkan bisikan seperti itu pun mampu memompa kerja jantung Samuel berdetak pada kecepatan tertinggi.
Ddrrtt… Ddrrttt…
Suara getar handphone di saku celana Zoey berhasil membuatnya tersadar dan seketika menjauh dari arena olahraga. Pada layar handphone tertera sebuah panggilan tanpa nama. Tanpa ragu Zoey langsung menjawabnya.
"Jadi sekarang si Agen cantik sudah beralih jadi guru olahraga, heh?" sahut suara dari seberang telepon.
Zoey seketika memutar badan dan celingukan mencari si penelpon yang saat ini mengetahui dengan persis aktivitasnya. Apakah ada seseorang yang memata-matainya?
"......"
"Ayolah Zoey… Apa kamu menikmati kerjaan kamu sekarang?" lagi-lagi si penelpon bertanya dengan suara meledeknya.
"Bukannya alih profesi, hanya saja sedang bosan bermain-main dengan senjata. Tidak masalahkan mencari pengalihan?" bukan Zoey namanya kalau tidak bisa membalas ucapan seseorang.
"Whatever Cantik… Pastikan saja anak didikmu itu dalam kondisi aman. Karena aku juga akan ikut bermain bersamamu." meskipun tidak terlihat, tapi si penelpon saat ini sedang tersenyum licik sambil diam-diam mengamati target permainannya.
tuuttt… ttuuttt…
Sambungan telepon seketika terputus sebelum Zoey sempat menanyakan identitas si penelpon. Tapi mendengar kata-kata terakhir tersebut, Zoey yakin kalau si penelpon pasti berhubungan dengan kasus yang sedang santer terdengar belakangan ini.
Zoey mengambil earphone khusus dari dalam saku dan memasangkannya ke telinga. Earphone tersebut merupakan salah satu peralatan canggih yang diberikan ayahnya untuk berkomunikasi dengan sesama agen.
"Agen Delta, segera periksa nomor yang baru saja menelponku. Lacak pemilik dan keberadaan nomor itu. Berikan laporan dalam 10 menit."
Tanpa sepengetahuan Zoey ada seseorang yang sedari tadi menguping pembicaraan tersebut. Awalnya tidak sengaja, tapi mendengar sesuatu yang mencurigakan orang itu akhirnya menunggu sampai pembicaraan Zoey berakhir. I caught you! Orang itu merasa mendapatkan buruan yang tepat seraya menyunggingkan senyum liciknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Di Elva
zoey baru juga awal udah buat kesalahan yg fatal, tidak bisa menjaga kewaspadaannya
2021-10-16
3
Deanna Anne
Yes..Si sok cool Samuel. 😜😜
2021-10-02
0
Bryna Filia
agen profesional kok mainnya gak rapi begitu ckckck
2021-08-22
2