“Nginap aja ya ?? boleh kan ??”
“Eh tapi ”
“Tenang kita tidak akan melakukan apapun. Aku cuman numpang tidur aja sampai subuh !!”
Khanza memandang tak percaya kepada pria yang sudah kembali ke atas tempat tidur miliknya. Ini jelas salah tidak mungkin mereka akan tidur bersama malam ini, Walau Arif bilang tidak akan Melakukan apapun. Tapi tidak akan ada yang tau kejadian kedepan nya kan ??
“Ngapain masih bengong disana ?? kamu gak ngantuk ??” ucap Arif dengan santai nya.
Namun Khanza tak bergeming dia hanya menggelengkan kepala tanda kalau dia tidak setuju kalau mereka akan tidur bersama malam ini. Bukan karena takut dengan sang Ayah, Khanza juga takut dosa.
Bukan karena dia sok suci tapi Khanza sangat tahu kalau semua ini salah.
“Za” kembali Arif memanggil.
“Iya Mas " jawab Khanza gugup.
“Ayo tidur !! percaya sama Mas kalau kita tidak akan ngapa-ngapain"
“Tapi ....”
Arif merasa gemas sendiri akhirnya dia bangkit dan berjalan menuju Khanza. Dia langsung menggiring Khanza untuk tidur karena dia juga merasa sangat ngantuk.
“Mas Ini salah !!” ucap Khanza yang sudah membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur begitupun dengan Arif yang sudah berbaring di sebelahnya. Hanya ada satu guling yang menjadi pembatas mereka.
“Mas tau kok” jawab Arif sambil menatap langit-langit kamar Khanza.
“Tapi kenapa Mas gak pulang ??"
“Karena masih kangen sama kamu
Untuk sekarang Khanza tak mampu untuk menjawab dia lebih memilih tidur miring dan membelakangi Arif.
Tak ada lagi suara, Hanya keheningan yang menerpa. Dentingan jarum jam dinding menjadi saksi bisu bagaimana kegelisaan nya malam ini. Tak ada niat nya untuk menolah walau sekedar untuk melihat apakah Arif sudah tidur apa belum.
Tapi seperti nya sudah. Buktinya Arif tak lagi bersuara.
“Mas” Khanza memanggil hanya untuk mengetahui apakah lelaki itu sudah tidur apa belum.
“Hmmmm”
Khanza salah. Ternyata Arif belum juga tiudr. Mungkinkah Ia sama dengan dirinya. S**ama sama tidak bisa tidur ??
“Ada apa Dek ??” tanya Arif mengubah posisi tidur nya hingga menghadap ke punggung Khanza.
“Ti---Dak” Mendadak Khanza berubah menjadi gugup.
“Gak bisa tidur ya ??"
Namun Khanza tak lagi menjawab. Dia memilih untuk memejam kan matanya walau sebenarnya tidak bisa tidur. Telinga nya tentu masih mendengar apapun suara dari luar. Walau dengan mata tertutup.
Sementara Arif hanya tersenyum. Matanya tetap fokus ke punggung Khanza. Ada getaran aneh yang dia rasa karena ini pertama kalinya Ia tidur dengan wanita.
Sekuat tenaga Arif menahan Hasrat yang terpendam. Ia tentu tak boleh kebablasan. Dia sudah berjanji akan menggauli Khanza setelah mereka Sah.
Namun apa dia kuat menahan godaan ini, Saat Khanza tiba-tiba menyingkap selimut dan kaki nya Ia letakkan di atas perut Arif. Membuat Arif tertawa geli.
“Cantik-cantik tidurnya Kek preman” Gumam Arif sambil membenari posisi tidur Khanza. Kembali menyelimuti tubuh Khanza agar tak kedinginan karena hembusan Ac.
“Kamu Cantik Dek. Beruntung banget Mas bisa dapetin kamu”
Arif mendekatkan wajahnya hingga menyentuh permukaan kulit Khanza. Lama ia terdiam dengan posisi masih mencium kening Khanza.
Malam yang indah bukan ??
“Selamat tidur Khanza, Jangan lupa mimpiin aku ya !!”
_
_
_
Keesokan paginya mata Khanza terbuka, suara ayam berkokok saling bersahutan. Dengan mengucek matanya Khanza langsung bangun.
Namun tunggu sepertinya Ia melupakan sesuatu. Segera Khanza melirik samping tempat tidurnya ternyata sudah kosong.
“Mas Arif kemana ?? apa dia sudah pulang” tanyanya heran.
Khanza mencari Arif di kamar mandi ternyata kosong. Lalu dia mengecek jendela ternyata sudah terbuka jadi benar kalau Arif sudah pulang.
Tapi kenapa Arif tak membangun kan nya ??
Hingga matanya tertuju pada sebuah kertas di atas meja belajarnya. Khanza langsung menuju kesana dan melihat isi dari kertas putih itu.
Selamat pagi Sayang...
Saat kamu baca ini pasti udah tau kan kalau aku udah gak ada. Hehe.
Iya.... Aku udah pulang dari jam 04 tadi. Soalnya takut ketahuan Ayah.
Khanza tersenyum membaca setiap untaian kata yang tertulis dengan rapih disana.
*Makasih ya udah ngizinin Mas tidur di samping kamu semalam.
Sungguh tidur mas bisa sangat nyenyak karena ada bidadari yang berada di samping Mas.
Sampai ketemu lagi Khanza ku. I Love You.
ttd.
Arif*.
Khanza kembali melipat kertas itu dan memasukan nya kedalam laci mejanya. Entah kenapa senyum terindah selalu terukir di bibirnya. Membuat pagi Khanza terasa lebih indah.
“Mas Arif sudah sampai belum ya ??” tanya nya pada diri sendiri.
Khanza mengambil ponselnya untuk Menghubungi Arif atau hanya sekedar mengirim pesan singkat.
“Udah sampai rumah Mas ??”
Masih centang satu menandakan kalau WA Arif belum aktif, diliriknya jam sudah menunjukan pukul 05:30 menit. Tidak mungkin kalau Arif belum juga sampai rumah karena jarak dari rumahnya ke Rumah Arif tidak terlalu jauh.
“Masa Iya belum sampai” gumamnya pelan.
*Tok.
Tok.
Tok*.
“Za udah bangun belum ??”
Suara ketokan pintu dan di susul dengan suara Ayah. Membuat Khanza langsung bergegas membuka pintu kamarnya.
“Baru bangun ??” tanya Pak Hadi setelah Khanza sudah membuka pintu kamarnya.
“Iya Yah”
“Berarti belum sholat subuh ??”
Khanza hanya menggeleng. Dia memang baru bangun dan bukan nya sholat Khanza malah asik membaca surat pendek dari Arif.
“Ya sudah sholat sana !! lalu turun kita sarapan”
“Baik Ayah"
Khanza kembali menutup pintu kamarnya. Dia bergegas membersihkan diri lalu menjalankan sholat subuh. Di dalam doa nya Khanza berdoa semoga Ia akan selalu sehat dan pernikahan nya dengan Arif akan berjalan lancar.
Setelah melaksanakan sholat subuh , Khanza langsung turun kebawah untuk menemui Ayahnya. Tidak lupa sebelum itu Khanza mengecek ponselnya hanya untuk memastikan kalau pesannya sudah di balas oleh Arif.
Namun ternyata belum membuat Khanza mendesah frustasi dan mulai berpikir negatif takut kalau terjadi sesuatu kepada Arif.
“Non mau sarapan apa ??” tanya Bik Sri setelah Ia mendudukan dirinya di atas kursi.
“Roti bakar aja Bu” jawab nya tak semangat.
“Kamu kenapa ?? kok murung ??” tanya Pak Hadi yang menyadari sikap Khanza.
“Tidak apa-apa Yah”
Pak Hadi hanya mengangguk saja tidak ingin terlalu ikut campur masalah putrinya..Dia sadar Khanza sudah dewasa apalagi Khanza sebentar lagi akan menikah.
“Ayah mau ke kantor ??” tanya Khanza setelah menyadari kalau Ayah nya berpakaian dinas.
“Iya Nak. Katanya mau ada tugas lagi"
“Tidak boleh ayah tugas. Kan Khanza mau nikah Ayah masa di tinggal dinas sih” gerutunya kesal.
“Nanti Ayah minta izin. Kamu tenang saja ya nak !!” ucap pak Hadi menenangkan putrinya.
“Pokoknya apapun alasan nya Khanza gak mau Ayah dinas dulu”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments