Restu

Mendengar ucapan Pak Hadi tentu saja Arif sangat terkejut, tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Pak Hadi ingin dirinya melamar Kahnza padahal mereka saja tak menjalin hubungan apapun.

Tapi tak bisa Arif pungkiri kalau dia juga sangat bahagia, berarti dirinya di restui untuk menjalin hubungan dengan Khanza.

“Apa Om sungguh-sungguh ??” tanya Arif memastikan, dia tidak ingin berharap dulu mungkin saja Pak Hadi hanya bercanda.

“Apa raut wajah saya seperti orang bercanda ??” tanya Pak Hadi dengan tegas.

Arif melihat wajah Pak Hadi, tak ada kata main-main disana, sepertinya Pak Hadi serius dengan ucapan nya.

“Jadi Om setuju jika aku menikahi Khanza ??” tanya Arif hati-hati.

“Masuklah !! kita bicara di dalam, kau tak sibuk kan sekarang ??”

“Iya Om”

Pak Hadi berjalan duluan di ikuti oleh Arif di belakangnya, mereka duduk di sofa ruang keluarga, Pak Hadi duduk di single Sofa sementara Arif duduk di sofa lain nya.

Hening, belum ada pembicaraan di antara mereka, bahkan suara televisi saja tidak ada karena Pak Hadi mematikan nya, dan entah kenapa suasana seperti itu sangat mencekam bagi Arif, dia menggenggam jari-jarinya untuk menghilangkan rasa gugupnya.

“Sri, tolong panggil Khanza !!” teriak Pak Hadi untuk meminta Bik Sri memanggil putrinya yang saat ini sudah berada di dalam kamar.

Selang beberapa menit Khanza keluar, dia sudah mengganti pakaian nya dengan baju tidur bermotif hello Kitty,.

“Ada apa Yah ??” tanya Khanza heran kemudian dia menatap pria di sebelahnya dengan perasaan bingung karena Arif belum juga pulang, padahal setau Kahnza Arif sudah pulang sejak tadi tapi nyatanya Pria itu masih berada di dalam rumahnya.

Khanza menatap kembali Ayahnya ,dia meminta penjelasan kenapa Arif juga belum pulang, apa sang Ayah marah kepada Arif karena membawa dirinya keluar.

“Duduk dulu nak !! Ayah mau bicara sama kamu” titah Pak Hadi dengan lembut.

Dengan masih kebingungan Khanza duduk berhadapan dengan Arif.

“Ada apa Yah ?? terus kenapa Kak dokter belum juga pulang ?? apa Ayah memarahinya ??" tanya Khanza beruntun.

“Tanyakan sama dia !! apa Ayah marah dengan nya ??” jawab Pak Hadi dengan tenang.

Khanza pun tak percaya, lantas dia langsung bertanya kepada Arif.

“Kak dokter apa kamu di marahi Ayah ku ??” tanya Khanza dengan serius.

“Tidak Za, ayah mu tidak marah” jawab Arif jujur.

“Terus kenapa Kakak belum pulang ini sudah jam 10 malam Lo Kak”

“Itu, anu karena Ayah mu, aduh gimana ya” Arif bingung cara menjelaskan nya kepada Khanza.

Khanza mengernyit bingung mendengar penjelasan Arif yang terlihat gugup serta tata bicara yang keliru, sebenarnya telah terjadi apa antara Ayahnya dan juga Arif. Batin Khanza.

“Yah” Khanza memanggil sang Ayah tapi matanya masih menatap Arif.

“Ayah tak melakukan apapun, Ayah hanya bertanya padanya apa dia mau menikahi kamu” jelas Pak Hadi enteng.

“Apa ?? ayah bertanya begitu ??”

Pak Hadi mengangguk, mengiyakan pertanyaan Khanza...

“Ayah kami tidak ada hubungan apapun, kenapa bisa Ayah bertanya begitu”

“Ayah hanya ingin yang terbaik untuk mu Za, jika dia lelaki serius dia pasti akan mau menikahi kamu, tapi kalau dia tak serius sudah kalian jangan dekatan lagi”

Khanza terdiam menatap sang ayah, kenapa jadi begini pikirnya, dia dan Arif tak ada hubungan apapun bagaimana bisa mereka menikah,dan kenapa juga Ayahnya harus berkata seperti itu, apa setiap lelaki yang mendekati nya akan di berikan pertanyaan serupa.

Khanza larut dengan pemikiran nya, tiba-tiba suara Arif membuat Khanza tak percaya apa yang pria itu ucapkan.

“Saya bersedia menikahi Khanza Om, saya akan menjaga Khanza dengan baik, tapi itu ada pada Khanza apa dia mau menikah dengan ku, aku tidak ingin ada pernikahan yang terpaksa” ucap Arif tegas

“Kak dokter” kata Khanza tak percaya.

“Ehmmmmmm” pak Hadi berdehem, dia pandangi Khanza dan Arif satu persatu.

“Kamu serius dengan ucapan mu ??” tanya Pak Hadi kepada Arif.

“Saya serius Om, karena sejujurnya saya mencintai Khanza”

Khanza menutup mulutnya tak percaya, benarkah kalau pria di hadapan nya itu mencinta dia ?? atau hanya untuk menggelabui sang Ayah saja.

“Khanza apa kamu bersedia menikah dengan dokter Arif ??” tanya Pak Hadi kepada putrinya.

Khanza terdiam, bagaimana cara dia menjawabnya, ini terlalu dadakan untuknya mereka baru saja kenal dan bahkan kencan saja baru sekali, bukan kah jika menikah itu harus saling mengenal dulu.

“Tapi kan aku sama dia baru kenal Ayah, apa ini gak terlalu cepat, menikah itu bukan untuk main-main Ayah, itu adalah keseriusan dan aku gak mau pernikahan ku sampai putus di tengah jalan karena aku ingin menikah sekali seumur hidup” jelas Khanza dengan serius.

“Ayah tau kalian baru saja kenal, tapi Ayah ingin kalian menikah jika memang dokter serius, karena Ayah ingin ada yang menjaga kamu jika Ayah pergi dinas apalagi Ayah sudah tua Za, dan untuk saling mengenal kalian bisa lakukan setelah menikah, pacaran setelah halal itu sangatlah Indah”

“Tapi Yah”

“Betul kata Ayah mu Za, kalau kamu mau aku siap menikahi kamu, kita pacaran setelah menikah itu akan menjadi cerita tersendiri untuk kita nantinya, apa kamu mau menjadi istriku Za” potong Arif sambil bertanya kepada Khanza.

Walau masih dalam keraguan, Khanza tetap menganggukkan kepalanya, karena jujur dia juga mencintai Arif, hanya saja Khanza ingin mengenal lebih dulu lagi baru akan menikah tapi karena ini permintaan sang Ayah jadinya Khanza setuju.

“Khanza bersedia Ayah” ucap Khanza terlihat malu-malu.

“Alhamdulillah kalau kamu bersedia Ayah lega mendengarnya, Ayah akan memberikan restu ayah sama kalian, berbahagia lah anak ku” Pak Hadi langsung memeluk putrinya dengan erat.

Sementara Arif tersenyum penuh kebahagiaan tidak menyangka kalau dia akan menikah Dengan Khanza secepat ini, dan malam ini Arif berjanji akan menjaga wanita itu sebaik mungkin, apapun yang terjadi Arif akan selalu ada buat Khanza.

“Ya sudah kalian bicara dulu berdua, Ayah kasih waktu 30 menit, setelah itu Arif harus pulang karena sudah malam, Ayah mau ke kamar dulu” Pak Hadi bangkit dari duduknya dia langsung melangkah kan kakinya untuk masuk kedalam kamar .

Setelah Pak Hadi pergi Arif dan Khanza sama-sama canggung, bingung harus memulai dari mana.

“Za besok aku akan ke Bandung untuk menjemput kedua orang tuaku, dan aku akan segera melamar kamu Za” ucap Arif memulai pembicaraan.

“Iya Kak, hati-hati di jalan !! kabari aku kalau sudah sampai sana”

“Baik lah, tolong panggil aku Mas, jangan Kak lagi ya !! aku kan calon suami kamu”

Wajah Khanza bersemu merah mendengar kata calon suami yang di ucapkan oleh Arif.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😍😍🤩

2023-09-03

0

Shiro Yuki

Shiro Yuki

cie cie yg mau dilamar

2022-10-27

0

Ezhi Alfarizy

Ezhi Alfarizy

ih manis nya

2022-10-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!