Operasi

Semua dokter sudah bersiap untuk menjalankan operasi, pakaian Khanza pun sudah di ganti khusus untuk operasi, jangan di tanya bagaimana perasaan perempuan cantik itu pastinya sangat ketakutan.

Sementara Pak Hadi tak henti-hentinya memanjatkan doa supaya operasi anaknya berjalan lancar, tangan nya menggenggam erat jari jemari Khanza entah siapa yang harus di kuatkan Pak Hadi ataupun Khanza.

“Sudah siap Nona Khanza ??” tanya Suster yang masuk keruangan Khanza, dia di tugaskan untuk membawa Khanza keruang operasi.

“Siap Sus” jawab Khanza yakin walau di hatinya terus ketakutan tapi dia berusaha kuat hanya untuk Ayahnya.

“Ya sudah kita keruang operasi sekarang” kembali Suster itu berkata, dia mengambil botol infus dan di letakkan di tempat tidur Khanza.

Sekarang Khanza pun sudah di pindahkan ke Brankar yang lain supaya bisa di dorong.

“Ayah doakan Khanza ya !! dan Ayah harus tenang jangan banyak pikiran !!” tutur Khanza dengan lembut dia pandangi wajah sang Ayah yang terlihat akan mengeluarkan air matanya.

“Iya Nak itu pasti, Ayah akan doakan Khanza”

Buk Sri pun mendekat, dia cium kening Khanza dengan penuh kasih Sayang, tak terasa air matanya mulai menetes membasahi kulit putih Khanza.

Khanza sadar kalau Bik Sri menangis, tapi dia berusaha untuk tak ikutan menangis karena kalau dia lakukan itu pasti semuanya akan menangis dan Khanza gak suka itu.

Sekarang Brankar Khanza sudah di dorong, Pak Hadi dan Bik Sri mengikuti dari belakang, dengan langka lemas mereka berjalan, sementara Khanza menatap langit-langit yang terus dia lewati sampai akhirnya ia tiba di depan ruangan operasi.

Sebelum masuk Khanza mencium punggung tangan Ayah nya dulu.

“Maafkan kesalahan Khanza selama ini ya Yah !! maaf kalau Khanza selalu saja bikin Ayah marah, Khanza sayang Ayah”

“Ayah juga sangat menyayangi Khanza”

Pintu ruangan operasi terbuka, Sementara tangan Khanza masih bertaut dengan tangan sang, tapi semakin pelan tangan mereka terlepas.

“Selamatkan putri ku Ya Allah !!” Doa pak Hadi dalam hati.

Setelah pintu ruangan tertutup, Pak Hadi dan Bik Sri menunggu di depan sana, dengan perasaan gelisah dan di rundung rasa takut.

Menit berganti menit, hingga jam terus berputar akhirnya operasi nya selesai seorang perawat keluar untuk menyampaikan keadaan Khanza.

“Dengan keluarga pasien” panggil perawat tersebut.

“Saya Ayahnya, bagaimana keadaan putriku Sus ??” tanya Pak Hadi dengan nada khawatir.

“Operasinya berjalan lancar, saat ini putri bapak tidak sadarkan diri, tapi bapak tenang saja itu karena obat bius, nanti kalau pengaruh obatnya habis putri bapak akan sadar”

“Alhamdulillah, boleh saya menemui putri saya ??”

“Belum boleh nanti setelah Khanza di pindahkan keruang rawat”

Pak Hadi mengangguk tak apa baginya dia tidak bisa menemui putrinya dahulu yang penting sekarang Khanza sudah selesai di operasi dan dia baik-baik saja.

***********

“Bagaimana keadaan dia ??” tanya Arif kepada teman nya.

“Dia siapa ??” jawab Raka, seorang dokter yang bertugas mengoperasi Khanza, dia juga dokter spesialis penyakit dalam yang di datangkan dari luar negeri itu permintaan dari Arif kepada Kenan.

Sebenarnya Raka adalah orang Indonesia asli tapi dari kuliah dia sudah di luar negeri hingga akhirnya dia bekerja disana, tapi karena Kenan menawarkan pekerjaan dan gaji yang besar Raka pun menyetujui.

“Pasien yang kau operasi tadi”

Raka menghentikan langkanya, dia pandangi wajah teman yang sudah begitu akrab dengan nya saat ini.

“Maksudmu perempuan yang mengidap kanker hati itu ??” tanya Raka memastikan.

“Iya”

“Operasinya berjalan lancar, untuk saat ini dia baik-baik saja” Raka menjawab dan melanjutkan kembali langkanya untuk sampai di ruangan nya.

Arif terdiam mendengarnya, apalagi mendengar kata untuk saat ini, itu berarti kedepan nya Khanza tidak akan baik-baik saja.

Segera Arif menyusul Raka keruangan nya, tanpa dipersilahkan Arif langsung duduk di kursinya.

“Apa maksud perkataan mu tadi ??” tanya Arif.

“Yang mana ??”

“Itu yang kau bilang untuk saat ini dia baik-baik saja , apa itu berarti kedepan nya dia tidak akan baik-baik saja”

Raka mendesah kemudian dia ikut duduk berhadapan dengan Arif, ini bukan kali pertama dia menangani masalah kanker, Raka sudah berpengalaman..

“Seseorang yang terkena Kanker hati akan sangat sulit di sembuhkan, tapi kau berdoa saja semoga kanker itu benar-benar hilang setelah operasi tadi”

“Jika itu kembali apa yang harus kita lakukan ?”

“Kemoterapi”

Huuuuuuuuu

Kemoterapi, sesuatu yang sangat orang takuti bagaimana bisa itu akan dijalani gadis seumuran Khanza, rasa sakit saat menjalani Kemo adalah hal yang paling menakutkan.

“Lakukan apapun supaya Khanza sembuh !!”

Raka menatap Arif dengan mengernyit heran, kenapa pria itu begitu mengkhawatirkan keadaan Khanza, apa dia punya hubungan keluarga dengan gadis itu batin Raka.

.

“Kau siapa nya dia ?? keluarga nya ??” tanya Raka

“A--ku, emmm, Aku kan dokternya” jawab Arif terbata-bata, gugup sekali dirinya saat ini.

“Hahahahaha, baru kali ini aku lihat seorang dokter yang begitu perhatian sama pasien nya”

“Bukan kah memang seharusnya begitu ??”

“Tapi perhatian mu itu beda Arif” ucap Raka menekan kan kata Beda.

Arif mendengus kesal, dia juga heran dengan perasaan nya sendiri kenapa dia begitu tertarik kepada Khanza, jangan sampai perasaannya sama seperti dulu lagi saat menyukai seseorang malah dia menikah dengan orang lain.

“Aku permisi dulu” ucap Arif tanpa menatap wajah Raka.

“Hmmmmm”

Arif meninggalkan ruangan Raka, dia berjalan dengan cepat untuk masuk keruangan nya.

Tapi saat di jalan dia tak sengaja menabrak seseorang.

Bruuuukkk.

“Maaf Saya gak sengaja” ucap Arif merasa bersalah.

“Siska” kata Arif lagi

“Kak Arif kenapa buru-buru sekali, apa ada hal darurat ??” tanya Siska heran...

“Oh enggak, kamu ngapain kesini ?? bukannya kamu di pindahkan oleh suamimu dalam mengikuti Koas ??” tanya Arif heran akan kedatangan Siska saat itu, memang benar setelah menikah Siska pindah rumah sakit dalam menjalani Koas nya, itu adalah ulah Pras mungkin karena dia tahu kalau Arif menyukai Siska.

“Aku ada keperluan sebentar Kak disini, oh ya bagaimana kabar Kakak ?? kenapa jarang kumpul sama rombongan Kenan sekarang ?”

“Aku baik, hmmm untuk saat ini aku sedang sibuk. banyak pasien, nanti kalau udah ada waktu aku pasti akan ikut”

“Oh begitu, ya sudah aku permisi dulu ya Kak”

“Iya”

Siska meninggalkan Arif, sementara Arif menatap punggung Siska yang terus berjalan, entahlah kenapa dia harus bertemu lagi dengan wanita itu, wanita yang dulu sangat dia cintai tapi berakhir kandas, bukan nya duduk di pelaminan berdua dengan Siska malah jadi tamu undangan.

“Sial” umpat Arif kesal karena tiba-tiba dia mengingat masa-masa kedekatan nya bersama Siska.

BERSAMBUNG.

**LIKE DAN KOMEN....

JANGAN PELIT JEMPOL YA** !!!

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

,🙄🙄

2023-09-03

0

susi 2020

susi 2020

😔😔

2023-09-03

0

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

lanjuuut

2022-09-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!