Khanza mendengus kesal saat suster mengatakan kalau dirinya akan di rawat inap, Khanza tak suka berada disana, dia ingin pulang lagian Khanza merasa tubuhnya hanya lelah.
“Aku gak mau di rawat Bu" ucap Khanza kepada Bik Sri.
“Tidak apa-apa Non, lagian ini perintah dokter, besok kalau keadaan Non gak papa kita pulang, bapak juga udah dekat” jawab Bik Sri dengan lembut.
Huuuu
Mau tak mau Khanza pasrah lebih baik menurut dari pada membantah apalagi jika sang Ayah sudah dalam perjalanan ke rumah sakit.
Sekarang Khanza hanya bisa berdoa semoga dia baik-baik dan cepat pulang.
******.
Siang hari Pak Hadi melangkahkan kakinya dengan setengah berlari agar segera sampai di ruangan putrinya, nafas nya ngos-ngosan dengan pakaian yang masih lengkap berseragam TNI.
Tak peduli dengan tatapan para pengunjung rumah sakit, yang penting sekarang dia segera mengetahui bagaimana keadaan Khanza.
“Sayang anak Ayah” ucap Pak Hadi setelah sampai diruangan Khanza.
“Ayah” balas Khanza sambil merentangkan kedua tangan nya untuk menyambut pelukan sang Ayah.
Dengan sangat erat Pak Hadi memeluk tubuh putrinya, tangis Khanza pecah saat di peluk sang Ayah, begitupun dengan Pak Hadi, air mata nya menetes karena tidak kuat jika sang anak sudah sakit seperti ini.
“Khanza mau pulang Yah, Khanza gak suka disini” ujar Khanza dengan tersedu-sedu.
“Sabar ya Nak !! tunggu apa kata dokter nanti kita pulang kalau Khanza tidak apa-apa”
Pak Hadi melepaskan pelukan nya, setelah itu dia menangkup kedua pipi putrinya, pak Hadi mencium kening Khanza.
Di ruangan dokter, Sang Suster baru saja mengantarkan hasil pemeriksaan darah dari Khanza, Arif menerimanya.
Arif membuka amplop coklat itu, matanya meneliti setiap hasil pemeriksaan, seketika matanya melotot karena tak menyangka apa yang barusan dia baca.
“Ini pasti salah, gak mungkin dia mengidap kanker hati” batin Arif.
“Aku harus segera melakukan USG”
Arif segera keluar ruangan nya dan berjalan untuk keruangan dimana Khanza berada.
“Permisi” ucap dokter Arif di ambang pintu.
“Iya dok” balas Pak Hadi sambil mendekati Arif.
“Bagaimana keadaan putriku ??” Tanya Pak Hadi lagi.
“ Saya belum bisa memastikan, makanya kita akan melakukan USG”
“Silahkan dok, terus apa hasilnya akan keluar hari ini”
“Iya pak, nanti sore bisa langsung saya jelaskan”
Pak Hadi mengangguk, dia menyetujui akan tindakan yang akan dokter lakukan.
Setelah semuanya siap Khanza masuk ruangan dimana dia akan melakukan USG, disana Arif di temani seorang dokter Spesialis penyakit dalam.
Pemeriksaan USG siap di laksanakan, seorang suster membantu mengangkat pakaian Khanza dan dokter yang bertugas melakukan USG segera melakukan tugasnya, dia mengamati layar monitor dengan seksama, kemudian sang dokter menghela nafas kasar saat mendapatkan sesuatu yang akan menjadi kabar buruk untuk pasien.
Sementara Khanza masih terlihat tenang, berhubung dia tidak tau apa-apa tentang dunia kedokteran, Khanza juga masih meyakini dirinya sehat.
“Bagaimana dok ?? saya sehat-sehat aja kan ??” tanya Khanza setelah sang dokter selesai melakukan USG.
Dokter hanya membalas dengan senyuman, tak tahu apa yang harus dia lakukan, biarlah Arif yang akan menyampaikan nya karena memang Arif yang menyuruhnya melakukan tindakan USG.
“Nanti Dokter Arif yang akan menjelaskan nya ya dek” ucap dokter wanita itu.
“Huu baiklah !!” Khanza mendesah kesal.
******
Khanza keluar dari ruangan USG, dia kembali kedalam ruangan nya, sementara Pak Hadi langsung di panggil oleh Arif keruangan nya.
“Bagaimana keadaan anak saya dok ??” tanya Pak Hadi tak sabaran.
“Maafkan saya pak jika apa yang akan saya sampaikan akan membuat Bapak syok” jawab Arif sambil menatap wajah tua Pak Hadi.
“Ada apa dengan anak saya dok ??”
“Menurut hasil pemeriksaan, dan tes darah yang kami lakukan putri bapak positif mengidap kanker hati"
“Apa ?? anak saya terkena kanker hati ?? bagaimana ini bisa terjadi dok ?? selama ini anak saya selalu menjaga makanan dan pola hidup sehat” Pak Hadi tertunduk dengan lesu, sedih setelah mendengar yang di katakan Arif tentang kondisi anaknya.
“Sampai saat ini penyebab kanker hati belum di ketahui pasti, tapi Penyebab kanker hati adalah mutasi atau perubahan sel-sel pada organ hati, yang berakibat tidak terkendalinya pertumbuhan sel, sehingga membentuk tumor.” Jelas dokter Arif.
“Sekarang apa yang harus kita lakukan dok ?? tolong selamatkan putriku dia adalah hartaku satu-satunya !!”
“Kami tim dokter akan berusaha semaksimal mungkin, nanti saya akan meminta kepada pihak rumah sakit untuk mendatangkan dokter spesialis, dan yang saat ini kita lakukan adalah operasi pengangkatan tumor, berhubung tumor ini masih kecil. karena jika Tumor tersebut sudah besar kita hanya bisa melakukan kemoterapi dan dan radiasi untuk mengecilkan ukuran tumor dan meringankan gejala yang dialami penderitanya, tetapi tidak dapat menghilangkan tumor sepenuhnya.”
Pak Hadi menunduk dengan lesu, tak terasa air matanya sudah menetes dengan deras, baju ketentaraan nya menjadi lusuh dan basah karena air matanya.
“Kenapa ini harus terjadi dengan anak ku ya Allah ??” batin Pak Hadi sedih.
“Sabar ya Pak, ini adalah ujian”
Pak Hadi hanya mengangguk, dia bingung harus bagaimana, sekarang yang terpenting adalah anak nya kembali sehat.
“Kalau begitu saya permisi dulu dok, tolong lakukan yang terbaik untuk putriku Khanza!!”
“Kami akan berusaha"
Pak Hadi melangkah dengan berat, kaki nya terasa berat untuk memikul beban ini, sekarang apa yang harus dia katakan kepada anak nya ?? haruskah dia mengatakan semuanya tapi sebagai seorang Ayah, tentu saja Pak Hadi tidak tega melihat anaknya bersedih.
Ceklekkkk
Pintu ruangan Khanza dibuka, Khanza langsung tersenyum melihat kedatangan sang Ayah, melihat senyum manis Khanza, Pak Hadi berusaha menutupi luka di hatinya.
“Ayah, Khanza udah boleh pulang kan ??” tanya nya dengan semangat.
“Belum sayang, tunggu semalam lagi ya, kata dokter Khanza masih harus istirahat” jawab Pak Hadi menahan air matanya supaya tak tumpah.
Khanza mengerucutkan bibirnya, dia tak suka berada di sana lama-lama.
“Memangnya Khanza sakit apa sih Yah ?? kenapa gak boleh pulang ??”
“Khanza gak sakit, tapi hanya perlu istirahat”
Pak Hadi memalingkan wajahnya saat mengatakan semua itu, karena dia sadar kalau dia sedang berbohong, tapi harus bagaimana pak Hadi tidak tega mengatakan semuanya.
“Pasti ada apa-apa, di lihat dari raut wajah Pak Hadi sepertinya ada masalah dengan kesehatan non Khanza" batin Bik Sri yang dari tadi mengamati wajah pak Hadi.
"Semoga saja non Khanza tidak apa-apa, semoga ini hanya sakit biasa" kembali Bik Sri membatin.
...BERSAMBUNG.....
...LIKE DAN KOMEN...
...ADD FAVORIT...
...RATE BINTANG LIMA...
...KASIH HADIAH...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
susi 2020
😘🥰
2023-09-03
0
susi 2020
🙄🙄
2023-09-03
0
Siti Nursidah
smoga kanza kuat dan bisa menjalani pengobatan
2022-10-06
0