Keesokan paginya Arif langsung pulang ke Bandung, menemui kedua orang tuanya untuk meminta izin dan juga restu kalau dia akan segera menikah, tentu saja Arif bersemangat dalam menyampaikan kabar itu kepada kedua orang tuanya karena mereka sudah sangat menginginkan kan Arif menikah dan membina rumah tangga.
Di dalam perjalanan senyum kebahagiaan selalu terpancar di wajah tampan nya, rasanya sudah tidak sabar untuk segera sampai di rumah, selain merasa rindu kepada kedua orang tuanya Arif juga ingin cepat kembali ke Jakarta dan melamar Khanza.
“Terima kasih ya Allah akhirnya engkau mempertemukan hamba dengan jodoh hamba” batin Arif sambil fokus menatap jalanan...
Dengan menempuh perjalanan hingga 4 jam lebih di karenakan macet akhirnya Arif tiba di tanah kelahirannya, dia langsung membelok kan mobilnya untuk menuju rumah yang sudah lama dia tinggalkan.
“Assalamualaikum” sapa Arif kepada pak Tio yang bekerja sebagai tukang kebun di rumahnya.
“Walaikumsalam, eh Den Arif tumben pulang den ?? Kangen ya sama Mama??” balas Pak Tio tersenyum ramah, meletakkan sapu lidi di tanah dan berjalan mendekati Arif yang saat ini baru turun di mobil nya.
“Haha, Pak Tio bisa aja”
“Mama sama Papa ada Pak ??” lanjut Arif kembali bertanya.
“Ada den, masuk aja !!”
Arif mengangguk dia langsung masuk kedalam rumahnya tanpa mengucapkan apapun kepada Pak Tio, tak ada barang yang dia bawa karena memang rencananya Arif tak akan menginap tapi jika kedua orang tuanya meminta nya menginap walau semalam Arif tak akan bingung karena di rumah itu juga banyak pakaian nya.
“Assalamualaiku. Ma, aku pulang” seperti biasa Arif akan berteriak saat memasuki rumahnya.
Sang Mama yang mendengar teriakan putra semata wayangnya sedikit berlari untuk dapat menjangkau dan memeluknya dengan erat.
“Walaaikumsalam, akhirnya kamu pulang Nak” Mama Risa langsung memeluk tubuh Arif dengan erat, begitupun dengan Arif dia juga membalas memeluk Mamanya.
“Mama apa kabar ?? Sehat aja kan ??” tanya Arif sambil melepaskan diri dari pelukan sang Mama, walau mereka sering telefonan tapi tetap saja saat bertemu Arif akan menanyakan kabar Mama nya.
“Mama sehat, kamu gimana ?? Kok gak ngabarin Mama dulu kalau mau kesini, kan Mama bisa masakin makanan kesukaan kamu”
“Hehe, sengaja Ma biar kejutan, Oh ya Papa mana ?.”
“Ada di belakang, biasa dia ngurusin kebun sayurnya yang sepetak itu” jelas Mama Risa.
Arif hanya ber O saja, dia pun langsung kebelakang menemui Papanya yang kata Mama ada di kebun, memang di belakang rumah Arif masih sangat luas tanahnya makanya sang Papa memanfaatkan untuk bertanam sayuran.
Dulu saat Arif masih sekolah kedua orang tuanya mempunyai toko pakaian yang sangat besar tapi tepat saat Arif wisuda setelah menjadi dokter Umum usaha kedua orang tuanya mengalami kebakaran, akhirnya Arif tidak mengizinkan mereka lagi untuk buka usaha ataupun kerja yang lain, beruntungnya dia menjadi dokter kepercayaan keluarga Abraham, karena Arif akan mendapatkan gaji yang sangat besar.
“Hei anak nakal pulang juga kau rupanya” teriak sang Papa saat melihat sosok anaknya yang berjalan ke arahnya.
“Assalamualaikum Papa” Arif langsung mencium punggung tangan Papanya dan mengucapkan salam.
“Walaikumsalam, kapan sampai ?”
“Barusan Pa”.
Arif memandangi kebun sayuran milik Papanya, ada bermacam-macam sayuran disana, melihat buah tomat yang sudah berwarna merah dan sangat segar Arif pun mengambilnya.
“Buat jus Pa, minta satu ya !!” ucap Arif setelah mendapatkan satu buah tomat segar.
“Ambilah, Papa sengaja menanam tomat yang banyak karena tau kalau kamu sangat menyukai jus tomat”
“Makasih Pa”
*********
Setelah makan siang, Arif menemani kedua orang tuanya menonton televisi sambil mengatakan kalau dia akan menikah secepatnya.
“Pa, Ma ada yang ingin Arif sampaikan” ucap Arif
“Ada apa Nak ?? Katakan” titah sang Papa dengan tegas.
“Arif akan menikah”
Kedua orang tuanya terdiam, mereka saling pandang dan tak lama kemudian Mama Risa langsung tersenyum senang.
“Alhamdulillah akhirnya aku punya mantu juga” teriak Mama Risa histeris.
“Kamu beneran mau nikah ?? gak bohong kan ?? sama siapa ??” sederet pertanyaan di ajukan oleh Papa Raka untuk Arif.
“Iya serius lah Pa, masa iya aku bohong, nama calon istri aku Khanza Pa anak panglima TNI”
Hah...
Papa Raka terlihat melotot mendengar bahwa calon mantunya adalah anak panglima TNI.
“Dia dokter juga ??” tanya Mama Risa.
“Bukan, dia masih kuliah semester empat dia juga gak kuliah kedokteran Ma, memangnya kenapa Arif harus punya istri dokter juga gitu ??”
“Ya enggaklah Nak, apapun pekerjaan istri kamu ya Mama terima aja, to perempuan setinggi apapun gelarnya dia juga akan tetap menjadi ibu rumah tangga, memangnya kamu bolehin gitu istri kamu kerja juga setelah dia lulus”
“Tidak Ma, biar Arif yang kerja, karena mencari nafka itu kan tugas suami, jadi Mama dan Papa setuju kalau Arif menikah dengan Khanza ??”
“Iya pasti dong” jawab kedua orang tuanya serempak.
Arif langsung mengucapkan Alhamdulillah karena kedua orang tuanya merestui pernikahan nya dengan Khanza, setelah rundingan mereka semua akan kejakarta besok pagi karena Kata Mama Risa dia harus punya persiapan untuk bertemu calon mantu jadi tidak bisa dadakan begini.
Saat ini Arif istirahat di dalam kamarnya, dia mengambil ponselnya yang dari tadi sudah dalam keadaan mati, Arif baru ingat kalau semalam dia lupa mengecas ponselnya, buru-buru Arif mencolokan ponselnya lalu menghidupkan nya.
Di Aplikasi WhatsApp ada banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari Khanza.
Isi Pesan Khanza.
*Mas sudah sampai mana ??
Mas kok gak di balas, masih nyetir ya ??
hati hati di jalan !!
Mas.
Mas Arif
Udah sampai belum ?? kok gak ada kabar di telepon juga gak aktif ? kamu beneran pulang ke Bandung kan ??
Jangan bikin aku khawatir Mas !! kasih kabar ke aku kamu udah sampai belum ke tempat orang tua kamu*"
Arif tersenyum membaca pesan yang di kirim kan Khanza dia senang karena Khanza mengkhawatirkan dirinya, tapi Arif juga menjadi tidak enak karena sudah membuat Khanza khawatir.
“Maaf ya Za udah bikin kamu khawatir”
Dengan isi batre masih berjumlah 15% Arif memutuskan menghubungi Khanza walaupun dia tau menelfon dalam kondisi batre yang lemah sangat lah berbahaya tapi Arif bersikap bodoh amat karena dia sudah gak sabar untuk mendengar kan suara Khanza.
“Halo Za” ucap Arif dengan lembut setelah panggilan nya di jawab oleh Khanza.
“Astaga Mas, kamu kok baru ngabarin aku sih ?? kamu tau kan kalau aku khawatir, kamu udah sampai mana ?”
“Hehe, maaf tadi malam aku lupa mengecas hp ku jadinya lowbat, ini udah sampai rumah, udah minta restu juga sama Mama dan Papa kalau kita mau nikah”
“Terus gimana ??”
“Ya enggak gimana-gimana mereka setuju aja”
“Alhamdulillah kalau gitu, sekarang Mas lagi ngapain ??”
“Lagi telefonan sama kamu terus sambil cas Hp”
“Itu kan bahaya Mas, udah ah nanti aja di lanjut lagi sampai hp kamu keisi penuh,
Assalamualaikum”
Tut.
Tanpa di duga Khanza langsung memutuskan sambungan telefon, membuat Arif gemas dengan tingkah Khanza yang semakin membuat nya jatuh cinta.
“Khanza-Khanza.. I Love You”
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-09-03
0
susi 2020
😍😍😍
2023-09-03
0
Eman Sulaeman
semangat
2022-09-27
0