Tak sengaja

Pagi yang indah ketika nyanyian burung saling bersahutan, mentari yang mulai berani menampakan senyumnya. Menambah keindahan pagi ini..

Khanza mengerjapkan matanya saat merasakan tangan seseorang mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang.

“Ayah” panggil khanza dengan suara serak has bangun tidur.

“Ayah ganggu ya ??” tanya Pak Hadi sambil menatap wajah putrinya.

“Tidak Yah” jawab Khanza, ia mengucek kedua matanya dan itu sangat menggemaskan bagi pak Hadi.

Pak Hadi tersenyum tangannya tertarik dan menghentikan kegiatan nya dalam mengelus kepala putrinya, sementara Khanza diam, kemudian dia memperhatikan pakaian yang di kenakan sang Ayah.

Seketika Khanza tersadar kalau Ayah nya akan pergi lagi, Ayahnya sudah berpakaian dengan lengkap membuat Khanza duduk seketika.

“Ayah mau tugas lagi ??” tanya Khanza memastikan.

“Iya Nak, Kamu akan Ayah tinggal lagi, Khanza baik-baik di rumah ya sama Ibu Sri”

“Kemana Yah ??”Khanza kembali bertanya, kali ini dengan suara serak menahan tangis

“Perbatasan NTT dan Timor Leste”

Khanza menunduk, air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya.

“Kenapa harus Ayah ?? kenapa gak yang lain aja ?? NTT itu jauh Yah, bagaimana dengan Khanza disini ??” ucap Khanza dengan suara tersedat menahan tangis.

Pak Hadi segera menarik tubuh putrinya, disana tangis Khanza pecah, begitupun dengan Pak Hadi, dia pun menangis.

“Khanza sudah besar Ayah yakin Khanza bisa menjaga diri baik-baik disini, ada Bu Sri yang akan jagain Khanza, Ayah janji akan cepat pulang asal Khanza jadi anak yang baik”

“Hiks---Hiks---Hiks, Khanza janji Ayah, Ayah harus jaga diri baik-baik disana, jaga kesehatan dan pulang dengan selamat”

Selalu itu yang Khanza ucapkan jika Ayahnya akan pergi bertugas, berat memang melepaskan sang Ayah untuk bertugas seperti ini, Khanza bukan tak mengerti tugas TNI seperti apa sangat berat dan butuh pengorbanan.

Sebuah mobil membawa Pak Hadi pergi meninggalkan perkarangan rumahnya, Khanza berdiri sambil memberikan hormat dengan di balas oleh Pak Hadi, dulu saat masih kecil Khanza akan menangis meraung-raung karena tidak mau di tinggalkan , tapi sekarang Khanza sadar dia sudah dewasa walaupun sedih Khanza akan menyikapinya sendiri.

Tak terasa deraian air mata sudah begitu banyak yang tumpah seiring lajunya mobil yang membawa Ayahnya bertugas, Khanza berbalik dan berlari masuk kedalam rumahnya.

“Non Khanza pasti sedih di tinggal sama Pak Hadi” batin Bik Sri

Bik Sri langsung menyusul Khanza.

Tok

Tok

Tok

Bik Sri mengetok kamar Khanza, tak ada sahutan di dalam, Bik Sri menempelkan daun telinganya, hingga terdengarlah suara tangisan kecil yang ia yakini suara tangisan Khanza.

“Non, Non Khanza gak papa kan ??” tanya Bik Sri di luar kamar.

“Aku gak Papa Bu, aku butuh sendir” jawab Khanza.

Di dalam kamar Khanza duduk di atas kasur empuknya, sembari memeluk figura foto sang Ayah.

“Kenapa Ayah tugas lagi ?? bukan kah Ayah sudah janji gak akan ninggalin Khanza lagi ??”

“Maafkan Khanza Yah !! Maaf belum bisa jadi anak yang baik buat Ayah”

Siapa sangkah di balik sifat manja dan keras kepalanya, Khanza adalah perempuan yang lemah, dia menutupi kerapuhan nya dengan bertingka seperti itu, sebenarnya Khanza tak bahagia seperti itu, dia hanya mencari ketenangan apalagi saat dia di tinggal Ayah nya seperti ini.

Puas menangis Khanza membersihkan badanya karena dia harus berangkat ke kampus pagi ini.

-

Sementara itu Arif sedang bersiap untuk kembali bekerja, sedikit melupakan masalah surat undangan tentang wanita yang dia cintai.

Arif sudah siap dengan pakaian dokternya, jas kedokteran yang menjadi ciri khasnya membuat ketampanan yang dia miliki menjadi sempurna.

Arif berangkat dengan mengendarai mobilnya, di rumah itu Arif tinggal sendiri kedua orang tuanya tinggal di Bandung, tidak ada pembantu di rumahnya karena Arif bisa melakukan tugas nya sendiri.

Seperti biasa jalanan ibu kota akan sangat macet, Arif dengan sabar melewati pengendara lain nya.

Saat di perjalanan yang terbilang sepi tiba-tiba ada yang menabrak mobilnya dari belakang.

“Astaga ada yang nabrak mobil ku ” ucap Arif pelan..

Segera dia menghentikan mobilnya dan melihat kap belakang mobilnya, sementara si penabrak langsung pergi meninggalkan Arif yang terlihat kesal..

“Woy berhenti !! kok mala main kabur aja” teriak Arif.

Tapi mobil itu melaju dengan cepat, sampai-sampai Arif tidak bisa mencatat plat mobilnya.

“Huuusss ,harus kebengkel kalau begini” gumam nya pelan.

Beruntung Arif tau bengkel terbaik yang di miliki salah-satu sahabatnya yaitu Zaki, dia langsung menjalan kan mobilnya untuk ke tempat Zaki.

Di dalam mobil satunya Khanza terlihat sangat panik, iya Khanza lah yang menabrak mobil Arif, karena terlalu buru-buru Khanza tidak bisa pelan dan menghindari mobil di depan nya hingga tak sengaja mobilnya menyenggol mobil milik Arif.

“Adu gimana ya ?? aku gak sengaja, dia ngikutin aku gak ??” Khanza menoleh kebelakang untuk memastikan bahwa mobil yang dia senggol tak mengikutinya.

Bukan karena takut ganti rugi akan tetapi Khanza takut di laporkan kepolisi, gak lucu kan jika anak Panglima TNI masuk penjara gara-gara itu.

“Semoga saja dia tidak mengikuti ku dan mencatat plat mobilku” batin Khanza.

Setiba di kampus Khanza langsung di sambut sama sahabatnya yang bernama Sinta.

“Kok telat ?? terus kenapa mata kamu bengkak ??” tanya Sinta bertubi-tubi.

“Ayah berangkat tugas lagi, makanya telat kalau mata ku bengkak gak aku jelaskan kamu juga akan mengerti sendiri”

Sinta hanya menganggukkan kepalanya tentu saja dia mengerti, Pasti Khanza habis menangis karena di tinggal Ayahnya.

“Ya udah masuk kelas Yuk !! sebentar lagi dosen masuk”

“Hemmm”

Di kampus Khanza terkenal sebagai mahasiswi tercantik, banyak para lelaki yang ingin menjadikan Khanza kekasihnya tapi sampai saat ini belum ada yang menaklukkan hatinya. Entah karena Khanza tidak tertarik atau karena takut pacaran.

“Hai Za”

“Makin cantik aja sih bidadari ku”

“Khanza entar malem nonton Yuk”

“Khanza I Love You”

Setiap hari Khanza akan mendapatkan suara-suara seperti itu, sunggu semua itu membuat Khanza risih, dia tidak suka lelaki seperti mereka.

“Za tipe cowok yang kamu suka tu seperti apa sih ?? aku lihat para cowok yang nembak kamu ganteng-ganteng tapi gak ada yang kamu terima”

Khanza hanya melirik Sinta sekilas kemudian kembali melanjutkan jalan nya menuju kelas .

“Ya enggak gimana-gimana yang penting mereka sayang sama aku, bisa nerima aku apa adanya dan yang utama berani berhadapan dengan Ayah ku” jelas Khanza yakin.

"Kalau langsung berhadapan sama Om Hadi, berarti langsung nikah dong ?" ucap Sinta lagi.

"Ya gitu deh"

Keduanya tertawa serempak

BERSAMBUNG....

LIKE DAN KOMEN

ADD FAVORIT

RATE BINTANG LIMA

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😍🥰

2023-09-03

0

susi 2020

susi 2020

🙄🙄🙄

2023-09-03

0

hayatun nufus

hayatun nufus

no pacaran ya khanza

2022-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!