Khanza memandang wajah pria yang saat ini duduk di sampingnya, dia merasa tak suka di dekati oleh pria walaupun dia adalah seorang dokter. Dan bagaimana bisa Arif bisa berada di dekat Khanza saat ini.
Tadi saat berada di luar rumah sakit, Arif melihat Khanza yang duduk sendiri serta termenung, Arif tau apa yang saat ini di rasakan oleh gadis itu, jadi dia berniat untuk menghibur Khanza beruntungnya ada seseorang yang menjual bunga mawar putih jadi Arif membeli setangkai.
“Apa nanti aku akan langsung sembuh setelah melakukan operasi ??” tanya Khanza enggan untuk menatap Arif.
“Saya belum bisa memastikan, nanti kita lihat setelah kamu selesai operasi” jawab Arif.
“Oh” hanya itu jawaban Khanza, entahlah dia tak tau harus bagaimana mengungkapkan segala perasaan yang saat ini dia rasa.
“Tapi kamu harus tetap semangat dan jangan lupa berdoa, supaya kamu akan kembali sehat seperti dulu”
Khanza berusaha yakin supaya dia akan kembali sembuh, walau itu harapan kecil karena setau Khanza seseorang yang mengidap kanker tidak akan lama lagi di dunia ini.
Saat ini Khanza akan berusaha bagaimana caranya dia tetap menemani sang Ayah sampai dia akan di jemput oleh yang maha kuasa.
“Tolong bantu aku, agar aku tetap bisa menemani Ayah ku, aku tidak ingin membuat Ayah sendiri dan bersedih” tutur Khanza lirih.
Arif yang mendengar perkataan Khanza menjadi iba, dia tak menyangka Khanza begitu memikirkan sang Ayah.
“Aku tak peduli dengan penyakitku, karena yang aku pikirkan hanyalah Ayah ku, aku akan berusaha kuat untuk Ayah” lanjut Khanza lagi.
Arif menimpali dengan senyuman, walau dia sangat terenyuh dengan kasih sayangnya kepada sang Ayah.
“Kamu juga harus berusaha untuk sembuh,karena Ayah mu pasti akan sangat bahagia jika melihat putri nya kembali ceria dan sehat”
“Iya aku akan berusaha"
Malam kembali datang di dalam mushola ada seorang pria paruh baya yang sedang melaksanakan sholat Isya, siapa lagi kalau bukan Pak Hadi.
Dalam sujud nya di memohon supaya yang kuasa mengabulkan doanya, dia berharap operasi putrinya besok akan berjalan dengan lancar dan putrinya akan kembali sehat seperti sedia kala.
--Ya Allah hanya kepadamu hamba memohon, tolong selamatkan putriku, hilangkan lah penyakit yang ada di tubuh putriku,dan kembalikan dia seperti dulu lagi.
Sembari berdoa air mata Pak Hadi menetes dengan deras, ada rasa sakit di hatinya saat mengingat tentang kesehatan Khanza. Putri satu-satunya yang amat dia sayangi.
“Aamiin” Pak Hadi mengusapkan kedua telapak tangan nya ke wajah tanda kalau dia telah selesai berdoa, tapi tetap saja air mata nya terus menetes, padahal dia adalah panglima TNI tapi dia mudah sekali lemah.
Pak Hadi beranjak dia kembali melangkah menuju kamar Khanza.
Ceklekkkk.
Pak Hadi mendorong pintu ruangan putrinya, di lihatnya Khanza belum tidur dia sedang bermain ponsel sementara Bik Sri belum kembali dari menjalankan sholat juga..
“Anak Ayah belum tidur ??" Tanya Pak Hadi.
“Belum Yah, Khanza belum ngantuk”
“Sudah minum obat ??”
“Sudah Yah”
Pak Hadi tersenyum dia mengelus kepala anaknya.
Tidak lama Arif datang keruangan Khanza, entah kenapa pria itu begitu perhatian dengan Khanza padahal seharusnya dia sudah pulang dan beristirahat di rumah tapi Arif menunda.
“Selamat malam" ucap Arif ramah.
“Malam dok” jawab Pak Hadi sementara Khanza hanya diam saja.
“Ada apa dok ??” tanya Khanza masih menatap layar ponselnya..
“Oh tidak saya hanya ingin mengecek keadaan kamu” jawab Arif
Khanza hanya mengangguk, dia tau kalau Arif bukan hanya untuk memeriksa keadaannya karena sore tadi juga dia baru di periksa tapi tidak apa-apa, memang Arif adalah dokter.
“Jangan tidur terlalu malam !! besok kamu akan operasi”
“Iya dok” jawab Khanza malas.
“Baiklah kalau begitu saya permisi”
“Hmmmmm”
Arif kembali keluar ruangan, saat di ambang pintu dia berpapasan dengan Bik Sri, Arif tersenyum manis dan menunduk hormat.
“Sepertinya dia menyukai non Khanza" batin Bik Sri sambil berjalan masuk keruangan Khanza.
******
Arif sudah berada di dalam kamarnya, dia tidak bisa tidur walau jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Arif terlihat gelisah entah apa penyebabnya, tapi satu yang pasti nama Khanza selalu berputar di ingatan nya.
Tidak ada lagi nama Siska yang Arif ingat padahal selama ini wanita itulah yang selalu membuat Arif jatuh cinta, apakah sekarang dia sudah berhasil melupakan wanita itu.
“Sial, kenapa aku selalu memikirkan dia ??" ucap Arif frustasi.
Apalagi Arif mengingat obrolan nya dengan Khanza tadi siang bagaimana dia begitu menyayangi Ayahnya, Arif tertarik dengan karakter Khanza walau sifatnya cuek dan keras.
“Dia ada IG gak ya ??" tanya Arif pada diri sendiri.
Segera Arif membuka aplikasi Instagram nya dan mencari nama Khanza, ada begitu banyak nama yang Arif tulis tapi itu bukanlah Khanza yang dia cari karena foto profil mereka bukanlah Khanza.
“Siapa ya namanya ??” ucap Arif bingung.
Arif mengingat nama lengkap Khanza namun sayangnya dia tak ingat, Arif mengacak rambutnya frustasi bagaimana bisa dia lupa nama pasien nya sendiri.
Arif tak kehilangan akal dia menghubungi pihak rumah sakit hanya untuk menanyakan nama lengkap Khanza, karena dia yakin pihak rumah sakit mempunyai biodata lengkap gadis itu.
Setelah menghubungi pihak rumah sakit akhirnya Arif mengetahui nama lengkap Khanza.
“Ayesa Khanza Gunawan" eja Arif dengan tersenyum.
Segera dia mengetik nama itu di akun instagramnya, sama seperti tadi banyak yang sama dengan nama itu, hanya berbeda sedikit.
Arif mencari satu-satu akun tersebut, tapi tak juga di temukan akun Instagram Khanza.
“Apa dia gak punya IG ya ??”
“Tapi gak mungkin, dia gadis belia pasti punya akun media sosial”
Kembali Arif berpikir bagaimana caranya mendapatkan akun Khanza, kalau minta terus terang sama orang nya dia tidak berani dan juga dia pasti akan malu.
“Ayesa" kembali Arif mengetik nama itu.
Hingga di foto profil paling atas ada foto Khanza yang sedang bersama Ayahnya.
“Yes ketemu, pantas saja gak ketemu ternyata nama akun IG nya AYESA,KG” ucap Arif lucu dengan nama Khanza.
Dia langsung membuka akun Khanza tapi akun itu terkunci harus menunggu persetujuan dari Khanza supaya dirinya bisa melihat postingan Khanza.
“Astaga". Gumam Arif karena harus menunggu lagi supaya ia bisa melihat postingan gadis itu.
Ia meletakkan ponselnya di atas meja nakas, menatap langit-langit kamar yang hanya berwarna putih. Sesekali ia tersenyum saat membayangkan Khanza yang baginya sangat menggemaskan.
BERSAMBUNG...
.
LIKE DAN KOMEN
ADD FAVORIT
RATE BINTANG LIMA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍
2023-09-03
0
susi 2020
😘😘
2023-09-03
0
hayatun nufus
kasian pak dok mau stalking ig nggak bisa
2022-10-10
0