Arif masih menggenggam tangan Khanza dengan erat, enggan untuk melepaskan nya toh Khanza juga nyaman di gandeng seperti itu.
Mereka duduk di bangku yang memang di sediakan oleh taman tersebut, gemerlap bintang menghiasi malam mereka, hati keduanya berbunga-bunga, senyum kebahagiaan selalu ada di wajah mereka.
“Za”
“Kak”
Ucap keduanya serempak, mereka sama-sama menoleh memandang wajah satu sama lain, Khanza tersenyum begitupun dengan Arif.
“Kakak duluan aja !!” titah Khanza dengan wajah bersemu merah akibat adu pandang dengan Arif.
“Kamu aja duluan” balas Arif kemudian.
“Kakak aja !!”
Keduanya berdebat supaya ada yang mau berbicara duluan.
“Ehmmmm” Arif berdehem sejenak untuk menghilangkan rasa gugup di hatinya.
“Za, aku boleh nanya gak ??” tanya Arif pelan.
“Boleh, memangnya Kakak mau nanya apa ??” tanya Khanza balik.
“Kamu udah punya pacar belum ??”
Deg
Deg.
Deg.
Khanza terdiam, detak jantung nya semakin cepat.
“Ngapain Kak Arif nanya gitu ya ?? apa dia mau jadiin aku pacarnya jika aku belum punya pacar ??” batin Khanza.
“Za kok gak di jawab ?? apa pertanyaan ku salah ??” tanya Arif lagi.
“Tidak Kak, tidak ada yang salah, aku belum punya pacar bahkan belum pernah pacaran” jawab Khanza jujur.
Arif diam dia merasa tak percaya dengan perkataan Khanza, mana mungkin gadis seperti dia tak punya pacar, di lihat dari penampilan nya dia gadis yang sedikit nakal, batin Arif.
“Benarkah ??” tanya Arif memastikan, dia seperti ingin tau semua tentang Khanza.
Khanza mengangguk kan kepalanya, memang kenyataan nya begitu kalau dirinya tak punya pacar, jangan kan pacar dekat sama lelaki saja Khanza tak suka.. Banyak yang suka padanya tapi Khanza tak pernah membalas perasaan para penggemar nya, karena Khanza tak mau ribet.
“Sekarang giliran kamu yang berkata, tadi kamu mau ngomong apa Za ??” tanya Arif
“Udah gini aja ?? dia gak mau ungkapin cinta gitu sama aku ?? kalau enggak ngapain dia nanya aku udah punya pacar apa belum” batin Khanza sedikit kesal...
“Hmmm enggak jadi Kak” jawab Khanza.
Arif hanya mengangguk, dia sebenarnya ingin sekali mengatakan apa yang sebenarnya ada di hatinya, tapi dia takut Khanza menolak karena mungkin ini terlalu cepat, Arif ingin lebih mengenal Khanza lagi, atau bila bisa dia tak mau pacaran tapi ingin langsung kepernikahan.
Jam sudah menunjukan pukul 09 malam, Arif teringat pesan Ayahnya Khanza yang tidak boleh pulang larut malam, jadi dia harus mengantar Khanza pulang sekarang dari pada dirinya di tendang oleh Pak Hadi.
“Pulang yuk Za, udah malam nanti Ayah kamu nyariin” ucap Arif dengan pelan ..
“Bentar lagi Kak, aku masih ingin disini, Ayah gak akan marah tenang aja, nanti aku yang ngomong” tolak Khanza yang masih ingin berada di sana, menikmati angin malam dan menatap gemerlap bintang..
“Tapi kamu baru pulang dari rumah sakit Za, aku takut kamu drop lagi, ayo kita pulang lain kali aku janji akan membawa kamu kesini lagi” ucap Arif berharap Khanza mengerti
“Benarkah Kakak janji ??" Khanza menjulurkan jari kelingkingnya.
“Iya janji” balas Arif menautkan jari kelingkingnya ke kelingking Khanza.
Khanza sangat bahagia dengan perkataan Arif, tak apa lah harus pulang sekarang tapi nanti dia akan meminta lebih malam lagi dari, entah lah rasanya Khanza gak mau pisah dari Arif.
***********
Kini Arif dan Khanza sudah memasuki pekarangan rumah Khanza, di depan rumah ada Pak Hadi yang sedang duduk sambil menatap mobil Arif yang membawa putrinya.
Glekk.
Arif menelan ludahnya cepat melihat wajah pak Hadi yang terlihat marah.
“Adu apa aku kemalaman ya nganterin Khanza ?? tapi ini kan masih setengah 10, Khanza sih minta ketaman dulu tadi” batin Arif tak berani menatap wajah Pak Hadi.
“Malam om ?? belum tidur ya ??” tanya Arif ramah sambil mencium punggung tangan Pak Hadi.
“Hmmmm, jam berapa ini ??” tanya Pak Hadi dingin...
Khanza yang melihat ketakutan Arif segera merangkul lengan sang Ayah, dengan tersenyum menggemaskan Khanza bergelayut manja kepada Ayahnya..
“Ayah ini tuh permintaan Khanza yang mau pulang jam segini, tadi Kak dokter sudah mengajak Khanza pulang tapi Khanza yang gak mau" jelas Khanza.
Pak Hadi memandang wajah putrinya, bukan nya dia tak suka melihat Khanza pergi dengan Arif tapi Pak Hadi hanya khawatir apalagi Khanza baru pulang dari rumah sakit.
“Ya sudah kamu masuk kedalam ! Ayah mau bicara dulu sama dia”
“Tapi Ayah jangan marahin kak dokter ya !!”
Pak Hadi mengangguk, setelah nya Khanza masuk kedalam tak lupa dia mengedipkan satu matanya kepada Arif, membuat Arif menjadi salah tingkah dengan kelakukan Khanza...
“Kemana kamu membawa putriku ??” tanya pak Hadi menatap wajah Arif.
“Tadi saya hanya mengajak nya makan malam di restoran Om, tapi setelah itu Khanza mengajak aku ke taman awalnya aku menolak tapi Khanza tetap memaksa makanya saya turutin, saya gak tega melihat dia bersedih”
Pak Hadi masih menatap wajah Arif, terdapat ketulusan di matanya, dan Pak Hadi tau kalau pria di depan nya itu menyukai putrinya.
“Apa kamu menyukai putriku ??” tanya Pak Hadi langsung.
Deggg.
Arif terkejut mendapat pertanyaan seperti itu, apa yang harus dia jawab , apa dia harus jujur dengan perasaan nya.
“Jawab jujur !! aku tak suka dengan kebohongan” tegas Pak Hadi lagi.
“Iya Om saya menyukai Khanza” jawab Arif jujur.
“Apa yang kau lihat dari putriku sampai kau menyukai nya, apa karena dia cantik ??”
“Cantik itu relatif Om setiap perempuan semuanya cantik, tapi Khanza beda Om, dia cantik luar dalam, dan aku menyukainya bukan melihat dari apa yang Khanza punya, aku menyukainya tulus Om”
Entah kenapa Arif merasakan kelegaan saat mengatakan semua itu, ternyata sesuatu yang terpendam di hatinya jika di ungkapkan akan menjadikan dirinya merasa lebih tenang.
“Khanza adalah hartaku satu-satunya, aku membesarkan dia dengan penuh kasih sayang, dari dia bayi memang Khanza tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang Ibu, jadi aku tak ingin melepaskan putri ku kepada lelaki yang tak serius kepadanya” jelas Pak Hadi .
Mereka masih sama-sama berdiri, Arif mencerna apa yang di katakan Pak Hadi.
“Maksud Om ??” tanya Arif.
“Lamar putriku dan nikahi dia jika memang kamu serius, tapi jika memang kamu hanya main-main saja maka menjauhlah dari putriku karena kamu akan menyakiti nya saja”
Tentu saja Arif syok mendengarnya, benarkah secepat ini dia harus menjadi kan Khanza istri ?
Walau sebenarnya ia bahagia mendengar kalau Pak Hadi ingin dirinya melamar Khanza, itu berarti ia adalah laki-laki baik menurut pak Hadi.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍😍
2023-09-03
0
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-09-03
0
Eman Sulaeman
sah hin khanza pak dokter
2022-09-27
0